Jumat, 11 April 2008

“Raih kemenangan dengan 2 kunci ganda : Ikhlas dan Survive”

Energik, cerdas dan low profile. Kesan inilah yang muncul begitu menyapa Ibu muda yang satu ini. H.Heni Zulfadhli M.pd. Namanya tidaklah asing bagi dunia pendidikan Kalimantan Barat. Selain berkecimpung langsung di dunia kependidikan, beliau aktif di berbagai bidang sosial yang sudah digelutinya sejak muda. Bunda Heni, begitulah biasa ia disapa. Dengan penuh keyakinan beliau menegaskan bahwa Wanita Indonesia bisa survive dalam menghadapi tantangan era globalisasi yang semakin rumit dan keras. Inilah bincang-bincang hangatku bersama beliau di ruang kerja gedung Zamrud Khatulistiwa, Ahad, 23 Maret 2008 yang lalu. Bertepatan dengan ESQ peduli pendidikan angkatan 07.

Keluarga adalah potret keberhasilan

Bagi bunda Heni, wanita saat ini mendapatkan porsi yang hampir sama dengan kaum prianya. Ini menunjukkan bahwa wanita Indonesia sudah cukup berkualitas dan mampu membuktikan aktualisasi dirinya dalam berperan serta di masyarakat. Menurutnya, ini akan tampak berbeda dengan potret wanita di era beberapa dekade yang lalu. Mulai dari tingkat pendidikannya, sosialisasi dengan masyarakat.

”Peran dan kiprah kaum wanita untuk memajukan keluarga dan lingkungan berbeda dengan zaman dulu” ungkapnya sambil tersenyum ramah.

Bunda Heni, yang juga adalah seorang Istri dari ketua DPRD Provinsi kalbar Zulfadhli ini, menyatakan pendapatnya bahwa sosok wanita yang ideal itu adalah yang tak hanya membangun kemaslahatan bagi dirinya sendiri. Tapi ia juga mampu me-manage keluarga. Inilah potret suksesnya seorang wanita.

”Saya selalu melihat dari sisi tersebut. Dan saya yakin dengan kiprah di luarnya ia juga bisa sukses setelah berhasil memanajemen keluarga. Jadi basic disini adalah keluraga sebagai basis awalnya membangun peradaban dan karirnya...” ungkapnya.

Bunda Heni sendiri memiliki 2 orang puteri yang sudah duduk di kelas 3 SMP (SMP 3 Pontianak) dan yang bungsu di kelas 6 SD Al-azhar Pontianak. Ia menuturkan, 2 puterinya sangat mengerti dengan kesibukan Ayah-bundanya walaupun sering meninggalkan mereka. Puteri tertua juga sudah aktif berorganisasi dimana ia dipercaya mengemban amanah menjadi Ketua OSIS SMP 3 Pontianak. Mereka juga aktif mengikuti perlombaan-perlombaan.

”Anak-anak juga memberikan imbalan pada kami orang tuanya, berupa imbal balik yang besar dengan menghadiahkan kami prestasi-prestasi yang membanggakan...”

Jadi, kendatipun memiliki kepadatan aktivitas, bunda Heni selalu bersemangat untuk menyempatkan diri hadir untuk anak-anaknya. Menemani anak-anak jalan-jalan, belajar dan juga setia menemani mereka dalam mengikuti lomba-lomba. Sungguh menyenangkan.

Ternyata ”minat” berorganisasi ini memang sengaja ditanamkan oleh bunda Heni karena beliau juga di masa muda mengisi hari-harinya dengan berbagai kegiatan positif.

Sejak SMP sudah aktif dan cinta berorganisasi. SMP dan SMA Bunda Heni dipercaya menjadi Ketua OSIS. Aktif di MENWA (Resimen Mahasiswa) ketika mahasiswa. Paling lama aktif di FKPPI (Forum Komunikasi Putera-Puteri Purnawirawan dan Putera-Puteri ABRI) dari tahun 1986-sekarang.

Bunda Heni mengakui, ia sangat bangga menjadi anak tentara dimana keluarga mengajarkan padanya arti disiplin dan tanggung jawab.

Ternyata masih seabrek aktivitas beliau. Yang lainnya adalah sempat aktif di KNPI. Dan juga di PGRI dimana beliau dipercaya pula menjadi Sekretaris PGRI Kecamatan Pontianak Selatan. ”Saat ini sudah mau Konpercab, sudah akan menyerahkan amanah..” tambahnya sambil tersenyum.

Organisasi sosial yang beliau geluti adalah sebagai Kepala pengurus SO-ina, sebuah organisasi sosial nirlaba yang membantu anak-anak tuna grahita (keterbelakangan mental). Tujuan organisasi ini adalah untuk membangkitkan kepercayaan diri anak-anak tuna grahita melalui olahraga.

”Bahkan mereka juga berhasil meraih prestasi hingga di Brunei Darussalam...” kata Bunda Heni dengan mata berbinar-binar.

Saat ini Bunda Heni juga memegang amanah sebagai Ketua Yayasan bangkit Indonesia Emas yang di pimpin oleh pusatnya di Jakarta, langsung oleh Bapak Ari Ginanjar Agustian.

Ikhlas, dan tingkatkan semangat juang!

Saat bercerita tentang keluarga, khususnya anak-anak, bunda Heni tampak menitikkan air mata sebagai rasa sayang dan haru atas karunia yang Allah berikan kepadanya.

Ia berpesan, ”kerjakan segalanya dengan ikhlas! Belajar, bekerja, semuanya. Seluruh aktivitas, ”Lillahi ta’ala”. Itulah kunci saya, ujarnya optimis. Memang terkesan simple. Tapi keikhlasan adalah sebuah energi yang sesungguhnya mampu menggelorakan semangat juang, dan menfilter rasa lelah dalam mengahadapi aktivitas.

Selain itu, bunda Heni juga berharap tiap wanita mampu memperkaya dirinya. Selalu memotivasi sekitar! Beliau bertutur,

”Saya sering melihat anak-anak didik saya di waktu pagi hari sudah tampak loyo, lemes-lemes. Akhirnya saya ajak saja mereka sebelum memulai aktivitas belajar untuk lari-lari turun naik tangga di 3 lantai sebanyak 3 kali” ujarnya dengan penuh tawa. ”Sebagai latihan fisik, agar mereka jadi semangat! Dan tentunya saya juga turut ikut turun-naik tangga bareng-bareng mereka...” lanjutnya gembira.

Pandangan bunda Heni, anak-anak sekarang karena segalanya serba instant terkesan kurang ”fight” dalam menjalani hidup. ”Saya prihatin juga melihat fenomena ini” ujarnya. Ia mulai bercerita lagi,

”Pernah suatu waktu saya menghubungi anak bungsu saya karena pensilnya ketinggalan. Waktu saya tanya..’Dek.....ketinggalan pensil nih..’ eh si Adek malah jawab ’Kan udah ada di koperasi..” tuturnya, tampak gemas dengan gaya anak bungsunya yang juga terkena imbas dari dunia sekarang yang serba instant.

Jadi, peran wanita kedepannya dalam menjadi ibu rumah tangga tentunya harus memiliki daya tahan dan daya juang yang lebih ekstra! Harus lebih fight! Karena dipastikan kedepannya, kehidupan kaum wanita akan jauh lebih berat dari pada saat ini.

Kerja keras di masa muda, bersakit-sakit dahulu inilah yang Insya Allah akan menjamin hasil kesuksesan di masa depan.

”Karena saya dan Bapak (Zulfadhli-red) juga memulai semua ini dari bawah. Tapi kami terus survive, hanya mengharapkan imbalan dari Allah SWT, ikhlas menjalaninya. Akhirnya orang-orang sekelilinglah yang menilai dan menaruh kepercayaan atas ikhtiar-ikhtiar yang kami lakukan.”

Ia bangga dengan generasi muda yang aktivis (aktif). Beda antara yang hanya sekedar belajar secara akademis, dengan mereka-mereka yang menyeimbangakan akademik dengan organisasi.

”Jadi pintar, juga harus dibarengi dengan kepribadian” ujarnya ramah.

Sabtu, 05 April 2008

"RIMBA TEMPAT AKU BERNAFAS"


Aku tergeletak kaku diantara akar-akar pohon tajam
Meronta-ronta mengharap belas kasihan pertolongan sang kehidupan
Kenapa tak ada yang balas teriak?

Kenapa tak ada yang lepaskan kesakitan?

Inilah rimba tempat aku bernafas….

Saat halilintar menyambar pohon pinus yang kini kering kerontang kehitaman
Aku tertawa tuk kemudian menjerit ketakutan
Inilah episode baru saat aku yakin nyatanya sebuah kematian
Yakin akan nyatanya sebuah keabadian


Ku masih disini
Rimba tempat aku bernafas

Saat hujan menderas dan memekik seantero hutan

Bunga-bunga yang kemarin indah kini mematung dan mati
Kehidupan tinggallah maya
Dan bayangan gelap kan menggantikannya

Ternyata kumasih disini


Rimba tempat aku bernafas



“Sebuah sajak goresan hati, tuk semakin memaknai indahnya arti sebuah kehidupan…..”

Jumat, 28 Maret 2008

Merencanakan gagal, menggagalkan rencana...


Sebagai seorang yang pelupa stadium 4, 2 hari yang lalu tepatnya tanggal 26 Maret 2008 lalu merupakan sebuah hari yang cukup "gerah" sebagaimana biasa. Beraneka rencana yang harus ku kerjakan berhamburan sempurna di dalam kepalaku yang kecil. Satu-satu aku berusaha "menangkap" ide-ide ku agar nanti ketika kulewati 24 jam ke depan, semua perencanaan yang harus kulakukan tidak keteteran sebagaimana biasanya. Selain pelupa tingkat tinggi, kadang kemalasanpun mendera diri, sebagai justifikasi dari rasa lelah dan capai.....

Hari itu, "tring-tring...." sebuah ide dan motivasi terbersit berarti dari otakku. Dengan terburu-buru , kulihat isi tas yang berhamburan di atas tempat tidur. Kurunut lagi apa-apa yang HARUS dan PRIORITAS untuk kulakukan di hari ini............

Berpacu dengan waktu yang terus bergerak, aku memainkan penaku dengan cepat sambil mnguras ingatan................akhirnya segores demi segores poin-poin penting dari planning-ku hari ini tertulis di notes biruku :

1) Revisi hasil wawancara H. Heni Zulfadhly M.pd
2) Ambil cerbung, revisi!!!
3) Ketemu Tantra di Masjid Muhtadin
4) Buat tulisan tentang Perempuan
5) Cari bahan to Morphology
6) Cari Pak Husein!
7) Beli kado to temen LQ
8) Foto-foto bulletin Qalam
9) Balikin Flasc disc Fery......

Nah! raungku gembira. Ini adalah 9 hal prioritas yang harus segera kulaksanakan dalam kurun waktu 1 hari ini. Setidaknya aku sudah menuliskannya...

Pertolongan Allah datang tak terduga...jam 1 to siaran NPIF, pemancar trouble. So aku ngga siaran deh..hehe bahagianya. jadi kulakukan apa-apa saja yang sudah kutuliskan tadi. Dengan menuliskan, ternyata simple, dan yang lebih penting aku bisa 'membayar' janji-janji dan amanah-amanah yang sudah kupegang.....

Satu pelajaran penting to diri ini : Selalu tuliskan rencanamu kalau tidak ingin gagal.....

Teringat sms seorang teman (namanya dirahasiakan aja, ntar dia GR...) sewaktu aku menghadiri ESQ peduli pendidikan sebagai Alumni tentunya..

"Harmi rajin banget ikut ESQ, tapi kok loadingnya suka lama yaa.." katanya menggunakan sms. Padahal ia berdiri tak jauh dariku...Sebuah tamparan yang ngga sakit-sakit amat...hehe

Iyaa...pelajaran baru bagiku. Makasi bagi yang merasa udah ngingetin..(karena sudah lebih dari 5x mungkin aku membatalkan janji pada si fulan tsb) , karena satu alasan : LUPA!..

Jadi senantiasa rancang planning kita agar tidak gagal...

"Alwajabat aktsaru minal auqat.Seseungguhnya kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang tersedia."

Maka waspadalah...waspadalah........!!

Merencankan ggal, menggagalkan rencana....Wallahu'alam.

Selasa, 25 Maret 2008

ENGKAU MENJAGAKU!





Puisi ini dikirimkan oleh seseorang yang mencintai Rabb-Nya dan mengajarkan padaku arti sebuah perlindungan dan rasa aman..Terima kasih sahabat............


Aku terjaga!
Setelah berkali-kali tertidur!
Mataku tertutup!
Telingaku tertutup!
Hatiku tertutup!
Setelah sekian lama
Aku menyadari
Bahwa diriku tidaklah sendirian
Ada Dzat yang terus menjagaku
Memelihara imanku
Menjaga langkah-langkahku
Betapun jauhnya jalanku
Sekalipun asingnya perilakuku
Dia lah Al-Hafidz
Yang Maha Menjaga
Menjagaku dalam setiap langkah
Dalam kesesatanku Dia lah yang menunjukiku
Tatkala aku mengasingkan diri, Dialah yang mengembalikanku
Kian hari kian terasa
Betapa diriku selalu dijaga-Nya
Aku tersanjung karenanya
Sekalipun kusadari
Diriku belumlah layak mendapatkannya
Karena masih sedikitnya dzikirku pada-Mu
Banyaknya kelalaianku
Lambatnya ketaatanku
Tetapi berkali-kali aku tersadar
Bahwa diriku tidaklah sendirian
Ada yang menjagaku!

Muharram 1429 H

Minggu, 23 Maret 2008

Love monday as Monday is for everyday!

Hari Senin pagi terkadang menjadi momok spesial bagi dunia kemanusiaan. Dalam artian, sebagian besar dari kita enggan ( baca : tidak ikhlas) untuk menyongsong hari Senin yang dipastikan akan penuh dengan rutinitas dan kerja. Hari memulai aktivitas, setelah kemarin bisa beristirahat sejenak melepas kepenatan kehidupan.

Nah berhubung tulisan ini juga ku buat di hari senin, maka terlintaslah sebuah ide di benak ini (sepertinya Allah merizkikan ide ini to muhasabah diriku sendiri). Kejenuhan menjalani runtinitas, itu mah biasa kurasakan....So that...finally JRENG JRENG..kukais motivasi penyemangat agar kubisa libas seluruh kepenatan yang mewabah di hari Senin..............

"Love Monday! As monday is for everyday!"

Ni proverb bikinin sendiri...hihi. Tapi tetep aja ada maknanya, minimal to diri sendiri....

Hehe wise word di atas sengaja aku buat to nenangin diri yang cepet jenuh ma rutinitas. Jadi sekarang kuyakinin pada diri ini (jiee..h) bahwa : kenapa harus menghindar dari hari Senin? Wacanakan sudut pandang bahwasanya hari Senin dengan segala kesibukan aktivitas, kepadatan hari dan rutinitas, akan kita jalani SETIAP HARI!! Dan Senin adalah modal kita to "bertempur" dengan 6 hari kedepan ; Selasa, Rabu ampe Minggu. Ibaratnya kedashyatan waktu Subuh yang menjadi modal awal kita meniti hari. Nah, ni logikanya itungan perminggu gitu Deh..Senin jadi pilihan........

So kalo "kalah" dengan masalah di hari Senin, bisa jadi 6 hari ke depan pun kan kujalani dengan kejenuhan

Namun pabila kusukses merangkai dan merancang "Senin" ku dengan penuh prestasi dan profesionalitas (halah)...Insya Allah 6 hari ke depan pun kan berada di genggaman,,,

Selamat datang Senin...Love Monday, as Monday is for everyday...




Minggu, 09 Maret 2008

Tersadar di tepian


Sahabat adalah sebuah pelabuhan tempat aku beristirahat ketika lelah berlayar. Oh..tidak. tak cukup lengkap itu. Dia juga adalah lautan yng turut serta memberikan penjagaan akan pelayaranku. Dia menemani dan senantiasa memberikan rambu dan tanda ada apakah di depan sana.

Sahabatku juga adalah lumba-lumbaku. Ia berenang kemudian melompat tuk menyeruakkan rasa kag
um, bahagia dan juga kehangatan bak sinar matahari yang lembutnya menyentuh pori-pori.Kadang ia menyanyi dengan suara emasnya, yang tak jarang kutangkapi sebagai nyanyian syurga pelepas penat.

Dengan demikian, berlayarlah aku dengan penuh kedamaian......

Beberapa hari yang lalu kurasakan kepedihan yang amat sangat. Aku tak dihargai oleh orang-orang dekatku..(setidaknya inilah perasaan egois yang muncul masa itu). Aku berlari menghempaskan tubuhku dengan dada sesak. Seakan sebuah mangkok bundar besar sedang terjatuh dan menelungkupiku bulat-bulat. Aku seakan berada dalam gelap yang temaram.

Air mata bertitik-titik berjatuhan menambah suasana sepi perasaan. Serasa aku sudah melaksanakan semuanya dengan sempurna. Dan dengan kedalaman cinta pula. Tapi mengapakah kerap didera dengan ketidaksenangan akan hasil yang tlah diikhtiarkan?

Dalam penat, benci dan betikan syak wasyangka dimana syetan senantiasa memanfaatkannya tuk berpesta pora..Aku teringat lautanku. Aku teringat lumba-lumbaku. Kuraih handphoneku dan kutatap nama-nama kontak yang tertera di layar itu. Siapakah sesungguhnya lautan dan lumba-lumbaku itu? Sahabat yang tertoreh dalam relung sanubariku?

Diantara sekian banyak nama, kutemukan dua nama yang hinggap bak kupu-kupu padang yang hilir mudik memenuhi hatiku. Kusapa dengan senyum, sebait sms ku ketik dengan pelan.
"Terima kasih, sahabat. Telah bersedia mengerti dan menyayangiku...."

Kini kubisa kembali berlayar mengarungi hidup. Terima kasih ya Rabb..kau masih menemaniku, bersama dengan sahabat-sahabat yang tak pernah meninggalkanku...


"Dengan demikian..berlayarlah aku dengan penuh kedamaian....."



Selasa, 04 Maret 2008

Semburat senyum tak abadi



Apakah luka bisa tertawa?
Jika iya, asuhlah canda agar ia bisa tumbuh cerdik tuk menari di sekeliling matahari

Bunda adalah luka di dadanya
Tapi apa yang ditawarkan langit?

Jika bisa menusuk langit dengan belati luka
Inginnya meraih titik-titik air penyejuk lara
Untuk dicurahkan kekedalaman jiwa yang menganga

Panas.
Laksana kilat sudah terjemur tanpa alas kepala
Jika demikian apalagi yang akan diberikan langit?
Seukir senyum apakah sama artinya dengan segurat tawa?
Jika hanya derita dibaliknya!

Selasa, 26 Februari 2008

MELEPAS SAUH : “Selamat ye, bie bie!!”


Kalo tadi aku udah bercerita tentang soheebku Mega. Kali ini kita beranjak ke soheeb-ku yang satu lagi. Robi Hifni namanya. Sebagaimana Mega, aku juga “menemukannya” di kampus Akademi bahasa Asing. Satu kelas denganku.

Awalnya agak jengkel dengan Mega or Robi. Mega orangnya santai banget dan kesannya agak cuek mbebek. Kalo Robi, yang bikin keki, awal-awal kuliah dulu, setiap aku dan Mega ke toilet kampus, apakah itu toilet lantai 3, lantai 2 or lantai 1 or dasar, dia selaluuu aja ngikut. Uwh…apa ngga ada toilet lain disekitaran kampus yang bisa ia masuki??!! Belum lagi kalo ngomong ma ikhwan yang satu ini, harus pandai-pandai menahan hati. Hehe..soalnya **map ya bie** dia punya masalah dalam kelancaran berbicara alias agak gugup or gagapan. Kadang laaaaamaa baru nangkep maksut pembicaraannya..haha. Eit. Ada kekurangan of course ada kelebihan juga, gtu lho! Masalah pemikiran, wuu…jangan salah, Dia merupakan teman yang cerdas, man! Tapi rendah hati. Bacaannya dari yang tipis, ampe yang tebel kayak ihya ulumuddin dilalapnya. Wah, kalo cerita tentang cerita-cerita tak terlupakan selama ngampus bareng, gx abis-abis rasanya.

Nah…berkenaan dengan judul di atas, kabar gembiranya temenku yang bernama Robi Hifni ini akan melempar sauh alias merit. Tanggal 2 Maret ini, man! Wah, aku yang bertugas menyebarkan kabar gembira ini ke teman-teman, harus berhadapan dengan brondongan peluru berbentuk pertanyaan dan pernyataan ketidakpercayaan

“Ha?? Robi? Robi kite tuh?? Masa’ seh ! Cepet amat…”

“Ah…boong niy….Masa’ seh Roby kite tuw nikah?? Apa kata dunia??”

“Apa?? Ah masa sich! Kok ngga bilang-bilang or ijin-ijin aku dulu..!”

“What? Robi? AlhamdulliLLah…sama sapa Mi? same U ke? Selamat lah..jadi juga akhirnya..”

“Apa? Kapan? Ama siapa? Dimana? Ngape pula die nikah?”

Halah…banyak banget respon dari teman-teman begitu kusampaikan kabar gembira ini. Jelas dong! Karena sahabatku yang ini memang terkenal dengan slogan NO! Pacaran. Dan kok bisa-bisanya dia lebih dulu nikah dibanding temen-temen laen yang udah melewatkan sekian tahun dengan aktivitas pacaran. Tapi mreka lum juga pada nikah…**hehehe**. Jadi wajar anak-anak laen pada pro kontra, “kok Robi ngga ada angin, ngga ada ujan, ngga ada petir, tiba-tiba mengumumkan pernikahannya, gitu..”

Akhir kata, tuk Robi kami ucapkan BARAKALLAHULAKA WA BARAKA ‘ALAIKA WA JAMA’A BAINAKUMA FII KHAIR. Apalagi dengan keberhasilan menetapkan sebuah pernikahan hijab. Mendapatkan istri yang Insya Allah sholehah dan cantik pula. Alhamdulillah.

Lepaslah sauh….selamat menempuh hidup baru…….Dan jangan lupa lanjutin kuliahnya yaa…hehehehehehe.





WELCOME, MISS MEGA!


Aku punya seorang sahabat karib. Megawati namanya. Biasa kupanggil Mega, Meggie, Jeng Mega, Megaloman or Smeagol. Ku kenal dia sejak semester kedua kuliahku di Akademi Bahasa Asing. Orangnya imut, polos bin santai, kadang childish kadang dewasa (baca : sok dewasa..hihi).

Pasca kami merayakan wisuda kelulusan kami sebagai lulusan Diploma 3, aku habis-habisan mengajaknya tuk melanjutkan ke FKIP Ekstensi Bahasa Inggris Universitas Tanjungpura Pontianak. Dan habis-habisan pula dia menolak dan mengelak, “Capek ah kuliah terus. Belajar terus. Dapat tugas terus…” kilahnya santai.

Aku sempat kecewa dan gemas dengan sikapnya itu. Kebetulan pasca wisuda aku berangkat ke Yogya beberapa waktu, untuk menghadiri wisuda Abang semata wayangku yang telah menyelesaikan S1 arsitekturnya di UGM (sekarang sedang meneruskan S-2..caiyo semangat terus, Bang I kurus. Success selalu). Berpisah dengan sohib-sohibku Mega dan Robi masa itu adalah hal yang tidak terlalu mengenakkan. Maklum, 3 tahun kebersamaan dalam persahabatan dan pertikaian senantiasa menjadikan kami sudah seperti keluarga saja layaknya. Jadi aku cukup bersedih dengan jarangnya perjumpaan kami pasca wisuda. Belum lagi anjuran ortu yang memberikan kesempatan padaku tuk melanjutkan kuliah di Yogya bersama-sama Abang. Duh..

Tetap saja pendirian jeng Mega tidak berubah. Ogah nerusin kuliah, katanya. Eeh..tak lama kemudian, ketika aku sudah balik ke Ponti dan bersilaturahim ke rumah Mega, ternyata ada angin segar disana. Dia bilang, mama-nya tidak setuju dengan keputusannya tidak melanjutkan kuliah.

Sambil tertawa-tawa, dia bercerita,

“Tau ngga mi’? Mama bilang kalo ngga mo nerusin S1 lagi, jangan tinggal di rumah ini lagi..hehehhehe. Kejam bener…..” aku dan dia pun ngikik bareng sore itu di teras rumahnya yang sejuk.

Tapi tetep aja dia ngga bersemangat dengan keputusan yang berlandaskan keterpaksaan itu. Jeng Mega memang lebih senang di rumah, dan mengerjakan rutinitas memasak! Duh, mulia banget sohibku ini. Yang bikin aku kagum tuh, adik-adiknya yang 3-3 nya cewek semua, masih pada ABG pula, patuh dan mendengarkan Mega selaku kakak. jempol deh, buat jeng Mega!

“Walopun kita jadi mahasiswa FKIP , aku ngga niat banget jadi guru..” keluhnya.

“Lho? Jadi mo nya jadi apaan dong?” tanyaku penasaran.

“PNS.” Jawabnya sambil tertawa-tawa lagi..** Ih banyak ketawanya…serem juga niy anak..**

“Meg, setiap keputusan berisiko” kataku diplomatis. “Dan risiko-risiko itu pulalah yang akan mengukirkan takdir kita…” lanjutku lagi. “Remember, Allah tidak memberikan segala apa yang kita inginkan. Dia hanya akan memberi apa yang kita butuhkan. Karena Allah lebih tau apa yang paling baik untuk kita…” closing-ku.

Kembali Mega mengangguk-angguk. Dan you know what, then? Kami tertawa-tawa kembali…** walah..**

Itu kisah 2 tahunan yang lalu. Kini mega melewati harinya yang ke-4 mengajar di sebuah Elementary school. Kelas bahasa Inggris tentu saja. Awalnya aku cukup terkejut, ketika pertama kali dia memberitahukan bahwa esok dia akan mulai mengajar di sebuah sekolah negeri. Hmm? Apa ngga salah nih? Pikirku saat itu. Perasaan dia paling ogah dengan yang namanya ngajar-mengajar.

“Lumayan Mi’…..kan diriku sudah pernah ikut menemani dirimu mengajar. Jadi setidak-tidaknya punya gambaranlah, kayak apa suasana mengajar itu…” katanya ceria.

Yah, selamat mengajar dan menjadi guru muda aja buat sahabatku. Insya Allah apa yang sedang kita jalani hari ini, adalah rajutan takdir kita untuk masa depan. Dan setiap keputusan yang kita ambil, tersimpan di dalamnya risiko-risiko yang harus berani kita hadapi. Allah paling tahu apa yang terbaik buat kita.

SELAMAT JALAN, KAI’.( Kerinduan akan taman kecilku )


Bapak Idham kursani. Mungkin nama ini tak begitu familiar di lapisan memoriku. Tapi begitu menyebutkan nama “Kai’…”…berjuta-juta potret kenangan indah dan manis akan berhamburan dari benak ini.

Kai’ yang ramah, Kai’ yang seorang pensiunan TNI (kalo ga salah). Kai’ yang bersahaja dan ramah pada anak-anak….

Tadi malam, tepatnya 25 februari 2008 pukul 23.15 Kai’ meninggalkan kami. Air mata tak cukup untuk menderakan kesedihan demi sekeping saja kenangan yang tak mau aku menghapusnya sampai nanti hilang ruang waktuku tuk menyapa dunia.

Baiklah. Untuk sekedar “melampiaskan” rasa rinduku akan masa kecilku, aku ingin mencoba lagi untuk membuka lembar-lembar memoriku bersama beliau…

1993

Masa kecilku di sebuah perumahan terbentuk indah dalam kenangan. Kai’ adalah sosok yang mengajar kami di sebuah TPA Al-muhajirin. Hmm…waktu itu aku masih imut dan tentu saja udah cantik kayak sekarang (he..narxis). karena waktu kelas 3 aku sekolah siang, maka TPA ku berada di pagi hari. Dan Kai’-lah sebagai pengajar dan pembimbing kami.

**meneteskan air mata**

Kai’ sosok yang sederhana dan bersahaja. Ia berjalan menuju Masjid perumahan kami yang tidak jauh jaraknya dari rumahnya. Oiya, rumahku dan rumah kai’ juga tidak berjauhan. Nyaris berhadapan….aku di blok A 11, beliau B 9. yang senantiasa aku ingat, akulah si gadis kecil berjilbab yang senantiasa membawakan gelas besar beliau yang berisi teh atau kopi **bercucuran kembali**..hik

“Mimi, tolong bawain gelas kai’ ke masjid…” panggil Kai’ dari ujung jalan pagi itu. Duh…sodara-sodara…peristiwa ini seakan baru saja terjadi 2 hari yang lalu..padahal sudah nyaris 14 tahun yang lalu ia berlalu….

Yang paling menyenangkan adalah ketika kami, anak-anak TPA asuhannya naik Iqro’ sekian (misalnya dari Iqro’ 4 ke iqro’ 5)…kami secara sederhana merayakannya dengan membawa kue-kue ala kadarnya…Dan Kai’ paling suka dengan kembang goyang (kue kayak kerupuk yang manis kayak aku (hik) dan berbentuk bunga) yang aku bawa…..Kai’ memimpin doa dan mengajak anak asuhnya untuk lebih giat lagi mengaji……entah mengerti entah tidak, saat itu aku dan teman-teman dengan mulut penuh makanan dan gula-gula mengangguk-angguk. Hatiku diliputi rasa gembira masa itu.

**menangis lagi**

Suatu hari,

TPA hari minggu, aku terlambat datang…..ini di karenakan aku terbuai dengan kartun Candy-Candy yang berhasil menyihirku untuk malas mandi dan bersiap-siap berangkat mengaji…Akhirnya dengan langkah terburu-buru aku bergegas ke masjid. Teman-teman sudah asyik dengan bacaan mereka ketika aku datang. Sudah hadir pula sosok Kai’ di sebelah anak-anak yang setia mendengarkan dan mengoreksi mereka. Saat itu aku lupa pula membawa Qur’anku.

Diam-diam aku menuju selretariat masjid tuk mengambil Al-qur’an milik masjid. Aku sadar, mungkin teman-teman akan mengolok-olokku karena terlambat. Atau lebih serem lagi kalau Kai’ menegurku. Duh

Aku diam saja. Aku masuk sekretariat dengan langkah cepat. Ups…..satu masalah lagi. Letak Al-qur’an terlalu tinggi untuk kuraih. Tubuhku yang imut imut kayak semut (tapi tetep manis) tidak mampu menggapai Al-qur’an di atas lemari. Aku mulai panik. Duh..gimana nih..keluhku. Teringat teman-teman yang sudah asyik dengan bacaan mereka. Atau mungkin Kai’ yang belum tahu akan kehadiranku disini.

Nekat, aku berniat memanjat. Mumpung ngga ada yang liat, Pikirku saat itu. Dengan tampang kalut aku sudah ancang-ancang pasang kucing-kucing eh salah, kuda-kuda untuk segera memanjat.

Belum sempat aksiku terlaksana, ada seseorang yang memasuki sekretariat. O ow..Kai’!

Ternyata Kai’ tahu aku terlambat datang dan kabur diam-diam ke sekretariat. Dan kai’ mengerti, bahwa pastinya aku sedang mendapat kesulitan.

“Biar Kai’ yang ambilin, mi’…..” kai’ tersenyum padaku dan mengambilkan Al-qur’anku.

Kenangan ini sangat susah aku lupakan…………….

Itulah sedikit yang bisa aku tulis disini. Terlalu banyak. Yah, terlalu banyak hal-hal indah yang tak sanggup aku menceritakannya.

Hingga di usianya yang menjelang ke 70 , Kai’ terkena serangan Stroke. Terahir kali aku bertemu dan menyapa beliau, Kai’ sempat menjawab kemudian menangis…

Kai’…..kami mencintaimu…Selamat jalan. Insya Allah segala kebaikan dan amalmu dalam menggoreskan kebaikan dan ilmu kepada kami, akan menjadi sebuah perisai untukmu di akhirat sana. Dan kami merindukanmu…Mimi merindukanmu…….

Amin…

Selasa, 19 Februari 2008

Dia Wanita...


Dunia tak hanya milik satu orang. Wanita hebat juga tak cuma satu. Maka, yang namanya MASALAH juga memiliki banyak rupa.

Suatu saat, adakalanya setiap dari kita dibenturkan dengan sebuah ruang bernama MASALAH tadi. Kita dikurung dalam sebuah jeruji yang mengkerangkengi psikologis dan juga fisik kita. Sebuah sunatullah. Tiap dari kita akan melewati fase ini. Hidup pasti bermasalah. Apalagi hidup sesudah mati nanti. Bisa jadi juga jadi masalah buat kaum bertitel manusia.

Wanita diidentikkan dengan segala kelemah lembutan dan kehalusan hatinya. Se'galak' apapun wajah yang ia hadirkan, jauh di sudut hati itu, ia adalah makhluk yang paling mudah menangis. Dan paling mudah berkeluh kesah dalam asa.

Sebagai seorang Akhwat, Muslimah dan seorang Ibu yang bercita-cita menjadi salah satu dari penancap tonggak peradaban, kami selaku wanita tentu saja tidak begitu saja 'tunduk' pada sebuah kepasrahan tak bernilai guna ketika kami bermasalah. Terkadang masalah terpotretkan sebagai sebuah keajaiban ; seolah tak mungkin disingkirkan tapi ternyata kemenangan menghadapinya adalah sebuah keniscayaan....Inilah keajaiban...

Namun tak urung ada masa-masa lemah dimana kami para wanita, terlalu berada dalam kondisi kritis ; tak berdaya mengalahkan MASALAH dan akhirnya tenggelam dalam lautan-nya.
Kacamata yang kami pakai seolah senantiasa melihat sebuah taman indah menjadi sebuah hutan belantara menakutkan...atau sebuah kebun buah yang hijau menyegarkan adalah sebuah kerangkeng berdinding tinggi.

Ada diantara mereka yang berwajah laksana kaca....begitu jelas terlihat, kapan gurat-gurat kebahagiaan hadir terpoles dan kapan kesenduan sedang menjajah wajah itu.

Bagiku sendiri, wanita kubayangkn sebagai sebuah kaca kristal yang elegan. Tak sembarang orang bisa memilikinya. Sekalinya dia diambil oleh tangan yang salah, ia pecah begitu saja, dan akhirnya menjadi kepingan yang sudah tak bernyawa, dan hilang kemilaunya.

Maka berhati-hatilah terhadap wanita jika kalian belum terlalu mengenalinya. Karena seberapapun kau merasa telah mengenalnya, sesungguhnya terlalu dini bagimu untuk mengatakan dengan lantang "aku mengenalnya...."

Karena wanita masih belum benar-benar akan kau kenali dan kau mengerti. Bahkan para wanita sendiri, tak sanggup tuk menjabarkan seberapa dalam mereka mengenal diri mereka sendiri...

Wanita....wanita........

Dialah wanita....

Termasuk aku. Titik.

Kamis, 14 Februari 2008

Ashley : Somebody help Me! ( teror dari kegelapan)


Novel perdanaku nich...
Silahkan di baca chapter pertamanya.

Pengen liat Chapter berikutnya?

Hunting saja di toko-toko buku kesayangan anda..hehe

CHAPTER I

MIMPI RICK

“Hentikan, Larry! dia bisa mati..” aku buru-buru meraih seekor tupai tanah dari cengkraman tangan Larry.Larry berusaha mengelak sambil tertawa-tawa.Jaket tebalnya dijadikan tempat yang aman untuk menyembunyikan sang tupai yang meronta-ronta dengan ganas. Aku memelas.

“That’s fool! kau seperti Monty saja..”

Monty adalah adik dari Megan ,sahabatku, yang berusia delapan tahun dan senang melakukan hal-hal bodoh di depan orang-orang dewasa yang dikenal maupun yang tak dikenalnya.Seperti dugaanku,Larry tampak marah mendengar ocehanku barusan.
“Bisa kudengar sekali lagi? aku mirip siapa?”
“MONTY ! M-O-N-T-Y..” aku mengulang dengan yakin.
Aku berlari dengan suara tawa keras ketika Larry berusaha mengejarku dengan melemparkan sarung tangannya.Ini adalah kesempatan bagi si tupai untuk kabur.Tapi tampaknya Larry sudah tak begitu peduli dengan tupai malang itu.
“Sudahlah..ayo pulang..sudah hampir gelap.”
Aku menyerah dan mengangkat kedua tanganku tinggi-tinggi ke atas langit.Larry mencibir.Langit memang sudah tampak gelap.

Kamipun menyusuri Norwood street berbelok ke kiri melewati sebuah kantor pos tua.Konon,kantor pos itu angker.Begitulah kisah yang telah lama kudapatkan sejak aku kecil. So,dengan gedung yang suram, - karena sudah tidak digunakan lagi,tentu saja – ditambah lagi dengan rumput yang tinggi disekeliling halaman, kantor pos tua itu semakin meyakinkan orang-orang yang lewat,terutama bagi orang asing,bahwa memang ada ‘sesuatu’ dibalik bangunan tua tapi tetap berdiri kokoh itu.Ah..aku tersentak ketika Larry menepuk bahuku dengan tiba-tiba.
“Tertarik?” Larry mengangkat alisnya sambil tersenyum mengejek.
Aku mendengus.
“Omong kosong.Aku tak percaya hantu.Takkan pernah percaya..!”
Larry terkekeh.
“Kau terlalu yakin. Hantu itu ada. Hanya kau belum beruntung menemukannya.
Mungkin suatu saat aku bisa mempertemukan kalian.”Larry kembali tergelak melihat wajah kesalku.

Hari semakin gelap.Beberapa blok lagi kami akan tiba di rumah.Entah mengapa cuaca jadi terasa semakin dingin.Well..it’s spring..nikmati saja,pikirku menghibur diri.Tapi entah kenapa cuaca terasa berbeda dari biasanya.Atau hanya perasaanku saja yang berbeda? aku merapatkan jaket tebal coklat tuaku dan memasukkan kedua tanganku ke saku.
“Hi Mrs.Vaughn..”sapaku ramah pada Mrs.Vaughn,janda tua yang baik hati. Mrs.Vaughn tersenyum gembira melihatku dan Larry.
Kami berhenti sejenak untuk bercakap-cakap dengan Mrs.Vaughn yang memilih hidup sendirian sejak ditinggalkan oleh suaminya dua tahun yang lalu.Aku dan sahabatku Megan,senang membantu Mrs.Vaughn.Berbelanja untuknya,atau mengurusi keperluan lainnya.Terkadang kami menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan wanita yang telah berumur 62 tahun itu.
.Mrs.Vaughn adalah teman yang menyenangkan menurutku.Kasihan,ia lebih senang hidup sendiri kendatipun anak-anaknya memaksanya untuk tinggal bersama-sama mereka.Mrs.Vaughn seorang pekerja keras dan pantang menyerah.Aku suka itu.
“Hi,my dear.Dari mana saja kalian?”
“Sore yang indah untuk jalan-jalan.Aku menemani Ashley.Hei..bagaimana kabarmu,Mrs.Vaughn?Ku dengar kau akan pergi ke Vermont”Larry ikut menimbrung.
“Well..mungkin next weekend.Aku hanya ingin mengunjungi cucuku,Tara”
“Oh ya? Berapa lama?” Larry tampak antusias meskipun dalam hatiku tahu itu hanyalah basa-basi semata.
“Mungkin tidak terlalu lama.Sekitar seminggu..tapi aku tidak yakin”Mrs.Vaughn sedikit menggumam.
“Wah..kalau begitu,selama seminggu aku tidak bisa menemani minum teh
bersamamu lagi,Nek. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain bisa duduk-duduk bersama,menikmati kebunmu yang indah sambil minum teh bikinan nenek yang paling enak sedunia..” aku mulai berceloteh.

Larry sedikit mencibir.Namun sekaligus bangga.Adiknya memang paling pintar menarik hati orang lain.Ashley memang terkenal hormat dan penuh perhatian terhadap orang yang lebih tua darinya.Kecuali padaku..pikir Larry geli sendiri.

Setelah kami puas mengobrol dengan ‘sahabat tua’ (julukan Larry buat Mrs.Vaughn..dan tentu saja Mrs.Vaughn tak tahu itu),kami kembali meneruskan perjalanan pulang.
“Kasihan Mrs.Vaughn.Aku sering khawatir padanya..kenapa ia bersikeras hidup sebatang kara,ya?” Aku bertanya pada Larry.Namun sepertinya pemuda 23 tahun itu tidak mengacuhkan.Ia sedang memandang kearah langit yang semakin gelap dan gelap.
“Apa besok sore kau ada janji?” tanya Larry padaku.
“Tidak.Kenapa?apa kau mau mengajakku jalan-jalan? tentu saja aku mau!”
Larry menggeleng.Kini kami sudah memasuki pagar rumah.Seekor anjing spaniel membuntuti dan menyalak kecil di belakang Larry.
“Hi Sniffy..”sapaku kepada anjing kecil kesayanganku itu.Sniffy yang bermata coklat menyalak gembira sambil terus mengendus tuannya dengan antusias.
“Bukan..aku ingin mengajakmu bertemu Jeff.Di apartemennya yang baru.”
Aku mengernyitkan dahi. Jeff?
Jeff adalah kakak tertua kami yang sudah sejak tiga tahun terakhir meningggalkan rumah.Aku tidak terlalu dekat dengan Jeff sebagaimana kedekatanku dengan Larry.Dan aku tahu bahwa hubungan Jeff dengan Dad semakin memburuk sejak Jeff ketahuan membawa kokain di dalam tasnya.

Jeff juga sering hilang kabar.Sesekali terdengar berita ia terlibat perkelahian.Dan Dad tahu nama Jeff sudah tidak terdaftar di Universitynya.Sekarang tak ada seorangpun yang menyebut nama Jeff di rumah karena semua tahu,Dad tak suka itu.Aku sendiri sudah lama tidak pernah bertemu lagi dengan Jeff.

Kapan ya terakhir kali aku melihatnya? aku berpikir keras.Sekelebat bayangan melintas di kepalaku.Musim panas!Di bulan Juli aku pernah bertemu dengan Jeff di sekitar kantor pos tua bersama D.J,seorang pemabuk.Jeff hanya menyapaku dengan muram tanpa banyak bicara. Terakhir aku mengetahui dari Larry bahwa Jeff ada di New York.Tapi..bagaimana tiba-tiba ia bisa ada kembali di Brooklyn?
“Jeff?” Aku memandang kearah Larry dengan pandangan tak mengerti.
Belum sempat Larry bicara lebih jauh,kepala Mom dengan rambut coklat tuanya menyembul dari balik pintu.

“Jangan bilang pada Mom..”bisik Larry buru-buru di belakangku.
“Hi mrs.Brunettes..boleh kami masuk?”Larry tertawa dengan ocehannya sendiri.Mrs.Brunettes adalah julukannya buat sang ibu.
“Jangan panggil aku seperti itu.Cepatlah masuk…” Mrs.Griffiths meraih Sniffy dan memasang seuntai kalung perak ke lehernya.Sniffy meronta-ronta.Anjing kecil itu menolak dipasangi kalung.Dan ini adalah kalung ketiga yang harus ia pakai.
“Sudahlah Mom…Sniffy tidak suka kalung..” protesku.Tapi aku tak kuasa bertengkar dengan Mom,karena aku tahu pertengkaran tidak akan menghasilkan apa-apa.
“Siapkan makan malam,sayang.Ada bertumpuk-tumpuk cucian di bawah tempat tidur Rick,Aku harus membereskannya..”Mom berjalan dengan cepat menuju tangga,diikuti Larry.Rick adalah adikku yang berusia 10 tahun.Anak itu terkenal sangat malas membereskan barang-barangnya.Jarang mengurusi dirinya sendiri.Mom sangat kesal akan perangai anak bungsunya itu.
Aku menuju dapur.Salad dan roast untuk makan malam, pikirku.

Sementara itu,di kamar Rick…
“Bagaimana mungkin kau bisa menumpuk pakaian kotormu seperti ini,honey?” Mom berteriak keras.Rick yang sedang asyik membaca buku petualangannya hanya melirik sebentar kearah Mom.
“Mom,please…ini kan kamarku.Aku punya otoritasku sendiri”kilahnya tanpa mengalihkan pandangannya dari seri petualangannya yang seru itu.
Mom berkacak pinggang.Kembali ia membungkuk dan meraih berhelai-helai pakaian di bawah tempat tidur.Ada dua buah keranjang yang sudah dipenuhi pakaian kotor.Yang lainnya berhamburan di lantai.Di sudut-sudut kamar penuh dengan majalah-majalah yang berserakan.Bola basket,tisu bekas dan sampah-sampah kertas.
“Aku tidak mau tahu..besok pagi kamar ini sudah harus bersih! kau tahu hukuman yang harus kau dapat bila membantah.Pilihlah,membersihkan kamar atau seminggu kau harus mencuci mobil dan gudang..atau hukuman itu masih kurang?mau kutambah lagi?”
“Moom..!” Rick melolong.”Kenapa selalu saja ada hukuman di atas hukuman?” Ia beringsut dari tempat tidurnya.
“Ya..karena ada seorang anak pemalas sepertimu di dunia ini!”Mrs.Griffith keluar kamar dengan penuh kemenangan.
“Turunlah untuk makan malam,”suara Mrs.Griffith masih terdengar ketika ia menuruni tangga.
Rick turun dari tempat tidur.Ditatapnya tumpukan pakaian yang berserakan di lantai.Ugh..menyebalkan.Malam ini adalah malam yang menyenangkan untuk membaca. Tapi ia harus membersihkan seluruh kamarnya sebelum besok pagi.
Rick merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur.Bertepatan dengan itu Sniffy masuk dengan terlebih dahulu menjilat bulu-bulunya yang indah.Kemudian Sniffy menyalak kecil dan manis sembari merapatkan tubuhnya ke kaki Rick.
“Pergi kau anjing jelek!”Rick menendang Sniffy.Ia tidak suka anjing.Sniffy menunduk.Anjing kecil malang itu menatap majikannya dengan tatapan sedih seekor anji ng dan akhirnya berlalu meninggalkan kamar.Ini bukanlah kali pertama ia diperlakukan demikianlah oleh majikannya itu.Ia sudah lama tahu majikannya tidak menyukainya.
Rick kembali menyandarkan kepalanya ke kedua tangannya yang menyilang.Ia memandang kearah langit-langit.Sesaat matanya tertutup dan ia tertidur untuk beberapa lama………….

Ternyata Rick bermimpi.
Rick melihat Jeff diantara kerumunan orang-orang.
“Jeff..!”Rick memanggil-manggil.Tapi Jeff terus melangkah membelakangi Rick.
“Jeff…!!”Rick berteriak lebih keras.Tapi usahanya sia-sia.Kerumunan orang-orang yang sangat ramai membuat Rick seolah-olah tak bisa bernafas.Sementara itu Jeff tampak semakin jauh meninggalkannya.Dan tiba-tiba pandangan Rick kabur.Ia hanya bisa memandang samar-samar.Ada kabut tipis di hadapannya dan ia merasa takut sekali.
Rick mengigau.Sebuah sentuhan lembut ia rasakan mendarat di pipinya.
“Hey Rick..what’s up?”Larry telah berada disampingnya.
Larry memandang dengan heran wajah adiknya yang ketakutan.Tubuh Rick berkeringat dan wajahnya tampak memerah.
“Larry!Oh my godness..aku bermimpi tadi..”Rick mengerjap-ngerjapkan kedua mata coklatnya.Rambutnya tampak acak-acakan dan basah.
“Mimpi yang seram,eh?”Larry menggeleng-gelengkan kepala.Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar adik bungsunya itu.Acak-acakan sekali.Itulah sebabnya,aku tak pernah mau berbagi kamar dengannya,pikir Larry.
“Bangunlah..Mom menunggumu untuk makan malam.Dad sebentar lagi pulang..”
Rick sudah bisa mengatur napasnya kembaliBerapa lama aku tertidur? tanyanya pada dirinya sendiri.Dengan sigap ia turun dari tempat tidur menuju kamar mandi yang berada di sebelah kamarnya.Rick masih membayangkan mimpinya tadi. Ada Jeff dimimpinya.
Di antara orang di keluarganya,Ricklah yang paling dekat dengan Jeff. Menurut Rick,Jeff sangat luar biasa.Jeff keren..tidak banyak bicara dan tidak pernah melarang atau memarahi apa yang ia lakukan.Jeff selalu mendengarkan keluh-kesahnya sebagai seorang anak laki-laki yang masih bocah (saat itu,sebelum Jeff meninggalkan rumah),menemaninya bermain kendatipun abangnya itu jarang bersuara dan kelihatan lebih banyak berpikir dan merenung dengan matanya yang gelap dan tajam.
“Aku tidak tahu dimana dia sekarang..”keluh Rick sedih.Ia membasuh wajahnya kembali.Air berhasil mendinginkan kepala dan wajahnya.
“Rick..kami menunggumu di ruang makan.Jangan berlama-lama..”
Kembali terdengar suara Larry dari luar kamar mandi.Sesaat suasana hening setelah ia mendengar langkah-langkah kaki Larry menuruni tangga menuju ruang makan.Rumah mereka memang tergolong besar dan luas.Terkadang,Rick yang selalu terlambat di ruang makan selalu berkelakar,
“Aku terlambat karena tersesat..terlalu banyak lorong di rumah ini.Seperti labirin..”
Dan tak ada satu orangpun yang tertawa mendengar ocehannya itu.
Rick mencuci kedua tangannya dan bercermin.Ia sengaja berlambat-lambat karena ia memang merasa tidak nafsu makan.
Sementara di meja makan,
“Mom..besok aku dan Ashley akan pergi jalan-jalan.Mungkin pulangnya agak larut malam.”
“Mau kemana?”tanya Mom sambil mengeluarkan daging panggang dari oven.
“Tenanglah..dia aman bersamaku.Kami hanya ingin rileks di luar..kasihan Ashley..dia tampak sedikit lebih tua sejak sering begadang larut malam.”Larry melirikku
ke arahku.Sebaiknya aku pura-pura tidak mendengar saja.
Tak lama,Dad bergabung untuk makan malam bersama.Dad adalah seorang branch manager dari sebuah bank swasta di Brooklyn.
“Mana Rick?”tanyanya.Saat itulah Rick muncul dan langsung bergabung. Wajahnya suram.
“Dia tadi mengigau,Dad..”Larry memberitahu.
“Mengigau?kau bermimpi,Nak?” Mom mengernyitkan dahinya.
“Ya Mom.”jawab Rick lirih.Rick ingin sekali membicarakan perkara mimpinya tentang Jeff.Tapi dengan cepat ia urungkan niatnya karena ia tahu itu akan merusak makan malam mereka jika ia menyebut-nyebut nama Jeff di depan Dad.
“Sudahlah.Jangan membicarakan mimpi buruk di meja makan..”selaku.
Kami menikmati makan malam dengan ditemani Sniffy yang meringkuk di pojok ruang makan menunggu jatah makan malamnya.Tak banyak yang kami bicarakan malam itu.Mengapa? karena tampak wajah mendung Rick menghiasi meja makan.Pasti dia benar-benar mengalami mimpi buruk,pikir kami.

Judul novel : Ashley : “Somebody Help me!” (Teror dari Kegelapan)

SINOPSIS

Ashley Mcgriffith memerlukan seseorang untuk membantunya menguak misteri hilangnya sang kakak,Jeff. Mengapa begitu banyak kejadian aneh memenuhi hari-harinya sesaat setelah ia bertemu dengan sang kakak? Saat terakhir kali bertemu setelah sekian lama berpisah ternyata adalah saat-saat ia harus menjalani hari-hari yang berbeda dari harinya. Kemana Jeff? Mengapa ia selalu di hantui mimpi-mimpi yang berantai sepanjang malam? Siapa gadis muda bernama Deborah yang selalu menjadi peran utama dalam mimpinya itu?
Dan..siapa penelepon misterius itu?
Tak disangka-sangka pertemuannya dengan Suziela dan surat Al-jinn yang telah mempesonanya berhasil membantunya menguak misteri itu.Dan kekuatan Al-Qur’an dan cahaya Islam ternyata jauh melebihi dari apa yang ia prediksikan selama ini……



Valentine for you, miss!


14 februari 2008 pagi...

Sehabis dari kampus ngurus keperluan micro teaching, aku nyempetin ke radio sebentar to rekaman ulang iklan ESQ for kids. Ketemu ukhti yessy, akhirnya kita berdua nangkring bentar di es teler vanda sambil ngobrol-ngobrol seputar fenomena valentine yang dari tahun ke tahun makin marak dan makin kenceng aja arusnya menggempur remaja-remaja Indonesia.

Kebetulan program mar'ah sholehah yang ukhtiy yessy bawakan pagi tadi juga mengangkat tema tentang valentine yang juga di hadiri oleh seorang ustadzah yang memiliki kafaa'ah syar'i yang baik disana. Dia bercerita, respon masyarakat bermacam macam mengenai hari Valentine. Mulai dari yang terkaget-kaget karena statement 'umat Muslim sebaiknya tidak merayakan valentine' lantas mengucapkan terima kasih karena sama sekali ngga tau ada larangan itu dalam islam, sampai yang mengkritisi ngga setuju kalo pake pelarang-pelarangan segala.


Yessy bertanya, gimana anak-anak SD kira-kira terkena virus valentine apa ngga, ya? Karena berhubung aku juga seorang guru Bahasa Inggris yang kesehariannya lengket dengan anak-anak sekolah dasar itu, mungkin lebih mengetahui hal itu.

"Hmm...sampai hari ini sejauh yang Mimi tau siy, belum terendus modus anak-anak SD tempat mimi mengajar juga ngerayain V-day..." sahutku sambil mengingat-ingat kondisi beberapa hari ini. Memang rasa-rasanya ngga ada komentar dari anak-anak didik ku yang menyebut-nyebut valentine day dan perayaannya.

Syukurlah, bisik hatiku. Jika anak-anak seusia SD saja sudah menyibukkan diri mereka dengan perayaan valentine day, entah generasi macam apa yang bisa menjadi penyejuk mata bagi orang tuanya.


Jelang siang, aku berpamitan untuk segera meluncur kembali karena jam 1 siang nanti masih ada jadwal mengajar. Sebelum kembali ke rumah, aku singgah sebentar ke sekolah. Eh..muncullah seorang gadis kecil kelas 4 SD , salah satu muridku. Namanya Shella Balbella. Muridku yang tampang imutnya melebihi aku ini (halah..) mendekatiku dengan ceria. Dengan gaya ngomongnya yang manja dan khas, dia meraih tanganku.....

"Miss mimi, udah disampein belum hadiah dari Shella buat Miss mimi?"

Aku mengernyitkan dahi. Hadiah apaan?!!

"Tadi dititipin lewat ibunya Miss Mimi...dari shella dan kawan-kawan...."

Aku makin penasaran aja. Beberapa hari yang lalu memang anak-anak ini ngotot nanyain ultahku. Dan aku hanya menjawab dengan samar-samar...wah wah bisa jadi mereka kompakan ngasih kado walo sebenarnya ultahku masih lama, di bulan mei nanti. Di perjalanan menuju rumah, terbayang-bayang kado ultah macam apa yang mereka hadiahkan untukku.

Sesampai di rumah, 5 buah kado sudah menungguku.....................

KADO VALENTINE!??

So yang mereka maksudkan tadi adalah sebentuk kado dalam rangka momen Valentine? Aku tersenyum-senyum geli sendiri....

Tapi yang paling membuat aku terkikik adalah, kado ini semuanya sama. 5 buah bros berbentuk bunga mawar yang indah. yang berbeda hanyalah warnanya saja. Dan yang membuatku kembali tertawa adalah...kado itu di lengkapi dengan secarik kertas berisikan nama-nama pengirimnya berikut kelas mereka. Ada shela 4B, Viktoria mery 4B, Ade, dll. Bahkan ada yang membeli kado itu secara patungan dan mereka menuliskan nama-nama yang patungan itu.....hehehehe...

Niy mau ngasih kado apa mau nyogok nilai sich!

wah,,PR bertambah lagi deh...gimana caranya memahamkan sejak dini kepada mereka untuk lebih banyak menyibukkan diri dengan sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat buat mereka kelak, daripada merayakan sesuatu yang bernama Valentine.

Tapi two thums up! buat mereka, karena setidaknya mereka sudah memiliki rasa berbagi kepada sesama (dalam hal ini kepada guru yang mereka cintai..hehe).

H-3 jelang 14 Februari salah seorang sohibku menghadiahiku 3 batang cokelat besar. Aku mengernyit, niy maksudnya apa! Gx ada hubunganya dengan Valentine, kan! sewotku....

Dengan enteng dia menjwab, "kagak! Mimi khan kurus..jadi dikasih coklat biar gemukan dikit.... :)

Tuh...ternyata merayakan cinta bisa kapan saja, kan! Gx harus nunggu momen 14 februari....

Tergelitik dengan komentar vokalis Drive : "Gw ngga ngerayain Valentine.....masih banyak momen-momen lain yang lebih penting untuk kita rayakan. Misalnya hari raya islam atau idul adha...jadi kenapa yang kita hebohkan justru momen-momen semacam valentine? sedangkan momen-momen penting seperti 1 muharram justru tidak kita rayakan..."

kira-kira begitu...

Yah, aku mengangguk setuju....

Selasa, 12 Februari 2008

Cinta, sukses dan kaya ( 3 men)

Cukup tergelitik dengan kisah ini...Hmm..cukup Oke dan Indah. Silahkan disimak...

love_ceweklove_cewek

Seorang wanita yang keluar rumah mendapati di halaman depan ada 3 kakek berjenggot putih dan panjang.

”Saya kira saya tidak kenal kalian. Tapi kalian pasti lapar. Silahkan masuk untuk makan malam” Kata wanita itu.

”Apakah suamimu di rumah?” tanya mereka.

”Tidak. Dia sedang keluar.” Jawab wanita itu.

”Kalau demikian kami tidak masuk,” kata mereka.

************************************************************************

Ketika hari sudah sore dan suaminya telah datang, wanita itu bercerita kepadanya tentang apa yang terjadi di rumahnya.

”beritahu mereka, aku telah datang dan mereka dipersilahkan masuk,” kata suaminya.

Wanita itupun lalu keluar untuk mengundang mereka.

”Kami tidak masuk rumah bersama-sama” jawab mereka.

”Mengapa demikian?” tanya wanita itu.

Salah seorang dari mereka berkata, ”Nama dia KAYA” katanya sambil menunjuk temannya yang lain, ”Nama dia SUKSES, dan aku sendiri bernama CINTA”

Ia kemudian melanjutkan, ”Nah, sekarang bicarakan dengan suamimu, siapa diantara kami yang akan kalian undang ke dalam rumah kalian”.

Wanita itu masuk lagi lalu menceritakan kepada suaminya pembicaraan mereka. Suaminya merasa heran, ”Wow...alangkah anehnya. Kalau demikian, marilah kita undang KAYA. Biarkan dia masuk dan mengisi rumah kita dengan kekayaan.”

Tapi istrinya tidak setuju.

”Sayang......kenapa tidak kita undang saja SUKSES?” kata istrinya.

Menantu perempuan mereka yang sejak tadi mendengarkan dari sudut rumah mengusulkan.

”Apakah tidak lebih baik jika kita mengundang CINTA? Rumah kita nanti akan dipenuhi oleh cinta...”

”Benar! Mari kita ikuti saran menantu kita,” kata sang suami. ”Panggillah CINTA untuk menjadi tamu kita!”

Sang istripun lalu keluarlah. ”Siapa diantara kalian yang bernama CINTA? Masuklah dan jadilah tamu kami..”

CINTA bangun dan berjalan ke arah rumah. Kedua orang tua yang lain bangkit mengikuti CINTA. Merasa heran, wanita itu bertanya kepada KAYA dan SUKSES.

”Aku hanya mengundang CINTA. Mengapa kalian berdua ikut masuk?”

Mereka berkata,

”Kalau kau mengundang KAYA atau SUKSES, maka dua orang dari kami akan tetap tinggal diluar. Tetapi karena kau telah mengundang CINTA, kepanapun ia pergi, kami berdua selalu mengikutinya. (Author Unknown)

berdukaberduka


Minggu, 10 Februari 2008

NYUCI KARPET YUUUK!!

Nyuci karpet?? kadang ini merupakan salah satu pekerjaan rumah yang bikin encok kambuh, karena harus menyikat, menyiram dan sejenisnya. Apalagi jika karpet berwujud permadani dengan ketebalan sekian sekian itu terkena noda. Butuh keuletan, kerja keras, kesabaran...dan tentu saja KEIKHLASAN...hehehehehe **bener ngga??**

Nah, jalan-jalan ke perempuan.com, kutemukan tips ini..belum di coba sih...tapi bagi yang berkesempatan silahkan aja di coba!

Letakkan karpet di lantai, kemudian siramlah sisi depan dan belakang karpet tersebut dengan air bersih dan mengunakan selang agar kotoran yang ada didalam karpet keluar. Keluarkan sisa air pada karpet dengan menggunakan serokan karet berwarna hitam yang biasanya digunakan untuk mendorong air dilantai.

Cucilah karpet dengan shampoo bayi. Usahakan sikat searah serat karpet agar karpet tidak rusak. Siram karpet yang sudah di cuci dengan shampoo tersebut dengan air bersih. Ulangi kembali hingga air yang keluar dari karpet berwarna bening. Setelah itu jemurlah karpet di bawah sinar matahari.


Selamat nyuci!