Kamis, 29 Januari 2009

Kembali pada penjagaan!


(Tulisan ini di dapat melalui berbagai sumber. Saya meng-copast-nya dari milis KCB. Dengarkanlah, sepahit apapun bunyinya. Untuk jadi perenungan kita semua).


"Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat sekali???," tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering melihat seorang aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.


"Mbak, akhwat yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?," tanya sang mad'u kepada murabbinya karena ia sering melihat dua aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga terlihat seperti pasangan yang sudah menikah.


"Duh... ngeri, lihat itu... ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekat......, " ujar seorang akhwat kepada juniornya, dengan wajah resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh beda seperti orang berpacaran.


"Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?," tanya seorang akhwat penuh keheranan.Demikianlah kejadian yang sering dipertanyakan.


Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi dan hal itu bisa disebabkan karena:

1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.

2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.

3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.

4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.


Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau dengan berjanggut dan celana mengatung, namun kita lupa menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.Rasulullah s.a.w. contoh akhlak terbaik


Sesungguhnya panggilan 'ikhwan' dan 'akhwat' adalah panggilan persaudaraan. 'Ikhwan' artinya adalah saudara laki-laki, dan 'akhwat' adalah saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikhotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya, yang islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya dan akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan jamaah.


Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-'ikhwanan' -nya atau ke-'akhwatan' -nya bila belum bisa menjaga batas-batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.


Aktivis sekuler tak lagi segan. Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata kepadanya, "Ustadz, dulu saya salut pada orang-orang rohis karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dengan kami. Kami jadi tak segan lagi."


Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-jundi yang ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan demikian pula sebaliknya.


Hanya dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwatBerikut ini adalah pelanggaran- pelanggaran yang masih sering terjadi:

1. Pulang BerduaUsai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil ikhwan. Berdua saja. Dan musik yang diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta lainnya.


2. Rapat Berhadap-HadapanRapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini sangatlah 'cair' dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya - bila belum mampu menggunakan hijab - dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.


3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)Bukankah ada pepatah yang mengatakan, "Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati". Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, "Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!" Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.


4. Duduk/ Jalan BerduaanDuduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil pusing dengan apa yang sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.


5. "Men-tek" Untuk Menikah"Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang." Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga 'men-tek' seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.


6. Telfon Tidak UrgenMenelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.


7. SMS Tidak UrgenSaling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan da'wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.


8. Berbicara Mendayu-Dayu"Deuu si akhiii, antum bisa aja deh....." ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.


9. Bahasa Yang AkrabVia SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yang disampaikan begitu akrabnya, "Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh :)." Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.


10. Curhat"Duh, bagaimana ya...., ane bingung nih, banyak masalah begini ... dan begitu, akh...." Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da'wah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da'wah.


11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak UrgenYM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada da'wah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.


12. Bercanda ikhwan-akhwat"Biasa aza lagi, ukhtiii... hehehehe," ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.Dalil untuk nomor 1-5:


a. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan." (HR.Ahmad)


b. Allah SWT berfirman, "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, 'Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. ....." (QS.24: 30)


c. Allah SWT berfirman, "Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. ....." (QS.24: 31)


d. Rasulullah SAW bersabda, "Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya."


e. Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu." (HR Ahmad)Dalil untuk nomor 6-12:"... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya..." (Al Ahzab: 32)


PenutupDi dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah dijaga. Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat (berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.


Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang.


"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Isra:32).Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada zina yang sesungguhnya, na'udzubillah.


Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat. Wahai akhwat...., jagalah para ikhwan. Dan wahai ikhwan...., jagalah para akhwat. Jagalah agar tidak terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.


"Ya Rabbi..., istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami ya Allah...... Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah... "

Jumat, 23 Januari 2009

Mega is a Spiderman..

Ni salah satu momen lagi yang membuatku kadang betah, en kadang gerah (hehe).. berada di kelas mengajar anak-anak di tingkat Elementary school. Kadang konyol banget tuh bocah-bocah..

Critanya, waktu itu di kelas 5 aku memberikan materi mengenai introducing oneself. Di akhir pelajaran seperti biasa, waktunya sing a song. Dan yang saat itu ku berikan adalah sebuah lagu
berjudul
"Will you be a friend of mine" (nada Mary goes round the mulbery bush). Liriknya kayak begini nih...

Will you be a friend of mine
A friend of mine, a friend of mine
Will you be a friend of mine
And walk along with me

(name) is a friend of mine
a friend of mine, friend of mine
(name) is a friend of mine
who walks along with me

(name) di situ di ubah berdasarkan nama temen terdekat kita. Yah sebagai contoh saja, aku gunain nama best friend ku di situ, Mega. Kebetulan anak-anak didikku juga kenal dengan Meggie yang kerap mereka sapa dengan sebutan miss Mega itu.

"Okay, let's sing together. Please repeat after mee...." seruku memimpin anak-anak untuk mulai menyanyi...

Akhirnya beramai-ramai kami menyanyi....


Will you be a friend of mine
A friend of miiine, a friend of mine
Will you be a friend of mine
And walk along with me

Mega is a friend of mine,
A friend of mine, friend of mine
Mega is a friend of mine
who walks along with me

Awalnya normal-normal aja kita nyanyiinnya dengan riang gembira plus joget bersama (halah). Nah pucuk dicinta si konyol tiba. Lagi asyik-asyiknya menyanyi bersama, 2 orang anak dengan lantang mengubah liriknya ....

Will you be a friend of mine
A friend of mine, a friend of mine
Will you be a friend of mine
And walk along with me

Mega is a Spiderman
A Spidermaaaaan, Spiderman!
Mega is a Spiderman
who walks along with me


Meledaklah tawa seisi kelas.... Dan konyolnya lagi, aku ikutan cekikikan di depan kelas! Huhuhuhuhu..menyebalkan sekali! Gak Jaim banget siy jadi guru!!

Abis mo gimana lagi.. Lucu juga ngedengernya.Membayangkan Mega itu adalah Spiderman. Bagiku itu salah satu dari hal tergokil yang pernah kudengar.

Akhirnya....semenjak momen itu........

Setiap kulewati kelas 5 tsb, terdengarlah sayup-sayup mereka menyanyikan, "Mega is a Spiderman".

Whuhuhuhuhuhu (salah didik, teacher errors).





Rabu, 21 Januari 2009

Thanks, Kid!

Salah satu dari omelan Ibundaku adalah : Jangan suka jajan di luar! Bekal botol minum banyakin minum air putih.

Selama bertahun-tahun, termasuk saat akhir kuliah seperti ini, nasihat Ibu ku tak terlalu berbekas untukku. Hanya dalam level meng-iya-kan tuk kemudian dikasih alasan sedikit-sedikit sebagai pembelaan diri.

Aku : Namanya juga kerja sambil kuliah, bu. Kalo laper ya kepaksa jajan diluar.
***

Pada suatu hari. Disaat aku sedang menjalankan tugasku sebagai seorang guru. Perkataan "tak membekas" Ibu akhirnya terngiang-ngiang dan menggedor-gedor perasaanku.

Siang itu. Seperti biasa. Murid-murid SD tempat aku mengajar berhamburan ketika bel dibunyikan. Para penjual jajanan sumringah menyambut mereka. Berharap setiap keping dan lembar rupiah anak-anak kecil itu berpindah ke kaleng uang mereka.

Aku menyaksikan anak-anak. Mengasyikkan. Sore yang panas, anak-anak asyik mengerubungi es dingin plus cemilan-cemilan yang entah aku tak tahu namanya apa. Semuanya dalam bentukan tusukan sate. Semua anak beramai-ramai menikmati jajanan mereka. Mengeluarkan serupiah demi rupiah uang mereka yang berwarna-warni.

Tapi di sisi lain. AKu mengecek ke beberapa kelas. Ada beberapa anak yang tetap stay di kelas. Tidak beranjak dari tempat duduk mereka.

"Kenapa ngga keluar?" tanyaku.

Anak-anak ini hanya menggeleng malu-malu. Aku mengernyit. Dia berpura-pura menulis-nulis di buku tulisnya yang kulihat agak kumal.

Owh. Aku mengerti. Aku tersenyum dalam pahit. Mereka mengurung diri di kelas bukan karena tak ingin ikut bermain di luar. Namun lebih pada tak bisa ikut menikmati jajanan sebagaimana anak-anak yang lain. Mereka adalah anak-anak dalam levelitas ekonomi miskin yang tak dibekali uang jajan oleh orang tua mereka.

Aku menelan ludah.

Di hari yang lain, di pagi hari.

Aku menyusuri kompleks rumahku menuju sekolah. Dengan mengendarai belalang tempur jupi-ku tentu saja. Tak lama di perjalanan, aku berpapasan dengan salah seorang muridku yang sekolah siang (dia kelas 3, dan sekolah siang dimulai pukul 13.00-16.30). Kulihat dia sedang menemani adiknya yang duduk di kelas 1 pulang ke rumah.


Aku terenyuh. Kedua bocah mungil berumur 8 dan 6 tahun itu berjalan beriringan dengan langkah kaki kecil mereka. Sempat, mereka menyapaku dengan bola mata "bahagia". "Miss Mimi!!" sapa si abang begitu motorku melewati mereka. Kebetulan aku guru bahasa inggris di kelasnya.

"Yaa, haloo..." jawabku sambil tersenyum dari balik kaca helm.

Melewati mereka, aku melirik dari kaca spion. Tampak dua anak kecil itu berjalan pulang sambil tetap menoleh ke belakang, ke arahku. Seolah-olah mereka baru saja menyaksikan seorang super hero lewat, terbang melintasi mereka (*Hatchuiy).

Duh..entah mengapa aku terenyuh lagi. Sang Abang menggandeng tangan sang adik yang baju merah putihnya kedodoran. Aku takjub dengan pemandangan sekilasku itu.

Aku melihat diriku. Diriku yang sedang menaiki sebuah motor yang bebas membawaku kemana saja. Sedangkan dua bocah tadi......Dengan jarak rumah yang jauh, mereka menempuhnya dengan berjalan kaki. Sementara aku kadang menolak kalau ibu menyuruh ku menyusuri komplek dengan berjalan kaki untuk mengajar di sekolah..."Cape buu.." rajukku.


***

Sekarang, aku baru mengerti dengan segenap hati. Bahwa tak semuanya bisa menikmati yang aku miliki. Murid-muridku membuatku malu. Tak pantasnya rasanya, aku sebagai guru mereka. Asyik nangkring bersama sobat-sobatku di tempat jajajanan, sementara teringat mereka yang untuk membeli es dingin sekalipun tak bisa.

Huhuhu..kasian anak-anakku. Maafin ya nak. Kalian mengajari Ibu sebuah pelajaran berharga...

Thanks, Kid!

Minggu, 18 Januari 2009

Sepenuh masa

Sepenuh jiwa, sepenuh hati, sepenuh raga

Sepenuh yang pernah kumiliki dan pernah kulewati

Dentuman langkah akan pengambilan keputusan
berhambur melompati masa yang berceceran

Jika diizinkan tak kan ada luka
Tapi semua harus terluka
Karena kita bukanlah manusia adidaya


Selamat datang langit angkasa
Selamat tinggal padang cahaya
Masuki gerbang hati yang baru
Menuju rahmat bagi semesta

Hakam tetap berlaku
Bagiku dan kamu
Allah adil Bagi seluruh hamba-Nya

Sapa Cinta dari Negeri Sakura

Nah, ahad 18 Januari 2008 studio 105,8 kehadiran Abu Aufa. Penulis “Sapa Cinta dari Negeri Sakura” dan “Diary Kehidupan 2”. Penulis yang bernama asli Dr।Ferry Hadari S.t, M.Eng ini hadir pada program Pena Muda. Hadir dengan si Cantik Syifa. Yang ngga sengaja kompakan ma aku nge-pink..!

Selama lebih kurang 40 menit kita berbagi kisah seputar proses kreatif Pak Ferry dalam menulis. Pengalamannya luar biasa bo! Segala apa yang beliau lihat, dengar, rasakan, beliau potretkan kembali dalam bahasa tulisan. Beberapa tulisannya di dapat melalaui judul lagu, seperti "ajari aku menjadi pejantan tangguh", "kala cinta menggoda" dll. Namun tentunya dalam persepktif yang positif. Bukan menjual cinta-cinta yang terlarang.

Kebanyakan yang ku baca sih setting-annya ketika Pak Ferry ada di Jepang। Beliau memang memperoleh gelar master dan doktornya di Tokyo of Institute Technology Japan।

Ada yang judulnya "morning" dan "b
eautiful"। Si morning adalah panggilan Pak Ferry kepada seorang anak Jepang yang ia jumpai tatkala sedang jalan-jalan pagi di Iizuka।Anak itu tidaklah sesempurna anak-anak lain karena ia menderita cacat. Namun anak itu begitu membekas dalam bagi si penulis. Mungkin si "morning" memang cacat. Tapi keramahannya kepada setiap orang menunjukkan kebeningan hatinya.

Berikut kutipan dari tulisan beliau,

"Hati yang lembut itu pula yang pernah kulihat membelai-belai seekor kucing liar dengan binar mata penuh kasih sayang, walaupun dengan koordinasi gerakan tangan yang sangat lemah"

"Dengan cacat tubuhnya, mungkin ia tak aka pernah bisa membuat origami yang indah dan beraneka ragam bentuknya। Ia mungkin harus melupakan ramainya sorak sorai tepukan dan cucuran eringat saat undoukai (pesta olahraga yang biasa dilakukan di sekolah-sekolah)। Bahkan, harus dikuburkannya impian untk menjadi pemain baseball terkenal sebagaimana sang idola, ichiro suzuki"

"Ia juga tak pernah mengenal indahnya ajaran Islam, bahkan aku yakin ia pasti tak percaya dengan adanya Tuhan। Namun, dengan melihatnya,ia bisa membuatku tersenyum karena keramahan tegur sapa dan tingkah lakunya। Bukankah banyak yang terlahir normal, namun belum tentu mau bertegur sapa dan bersikap ramah pada sesama?"

Masih banyak lagi tulisan-tulisan beliau yang begitu mencerminkan motto beliau dalam menulis " merengkuh cinta dalam buaian pena". Memang benar, menyentuh. Tanpa harus menggurui pembaca. Salut buat Pak Ferry!

Berikut beberapa foto yang sempat kita ambil selesai siaran. Ada Gilang (Penyiar cilik), dan Zafirah Asy-Syifa serta Pak Ferry. Serta wajah kucelku juga sempet nampang foto ber-dua Syifa (awalnya dia nolak..malu-malu. Akhirnya berhasil juga ngebujuk dan Tante Nia (*) yang ngambil gambar)...




Kamis, 15 Januari 2009

Cristina Ruiz Cortina‘s collection


Foto- foto ini merupakan foto dari anak-anak Gaza. Wallahu'alam apakah wajah-wajah manis ini masih ada di tanah Baitul Maqdis sana, ataukah kini hanya tinggal namanya saja.

Duhai, bahkan nama nya pun aku tak tahu.



Mata mereka begitu bercahaya. Mungkin ini lah salah satu miniatur dari Syurga.

Jika pun mereka sudah syahid di sana. Kubayangkan kelak Rasulullah lah yang mungkin akan memangku dan memeluk mereka dengan penuh sayang.



NYANYIAN ANAK-ANAK PALESTINA (Sebuah Imajinasi akan Taman Firdaus mereka)

Apa yang kau tangiskan, saudaraku Muslimin?

Kami lihat kalian begitu meratapi kebiadaban kaum yahudi
Kesedihan kalian begitu mendalam saat menyaksikan kami terkapar, menggelepar di tanah Baitul Maqdis


Saat sepatu-sepatu kotor Bani Israel berderap-derap memasuki kebun-kebun dan rumah-rumah kami, anak-anak Palestina

Dan kalian saudara kami, berseru dari seluruh pelosok bumi

Meminta pembebasan Kaum Muslimin dari tanah suci



Jangan kau tangiskan lagi, saudaraku Muslimin!

Rudal Yahudi yang menggilas dan melumat daging tubuh kami
Hanyalah selaksana gigitan semut belaka

Amunisi fosfor putih yang ditaburkan mereka ke rakyat kami
Hanyalah rintihan kecil yang tak kan lama sembilunya

Sesungguhnya kami di sini adalah orang-orang bertakwa yang mendapat kemenangan

Yaitu kebun-kebun dan buah anggur yang mengelilingi dan begitu sedap di pandang mata
Dan gadis-gadis remaja yang sebaya
Dan gelas-gelas yang penuh berisi minuman
Disini kami tidaklah mendengarkan perkataan yang sia-sia apalagi dusta

Disini kami bersama Tuhan kami, Tuhan yang memelihara langit dan bumi
Tuhan dari kami, dari kalian bangsa-bangsa Asia, Arab, Eropa dan juga kaum yang dikutuk, Bani israil
Kami bersama kami,Tuhan Yang Maha Pemurah

Untuk itu saudaraku Muslimin,
Janganlah lagi terlalu bersusah hati
Pikirkanlah bekal kalian dan keluarga kalian
Kapan kalian kan menghadap Allah dengan kondisi terbaik dan paling membanggakan

Inilah kami di taman firdaus

Menunggu Kaum Muslimin yang pemberani!

Hidup di naungan Al-Qur’an, bertempur di medan jihad

Dan berkasih sayang terhadap saudara-saudaranya!

Bukan mereka yang terombang-ambing oleh nafsu dan fatamorgana dunia

Inilah nyanyian kami,
Anak-anak Palestina
Di Taman Firdaus tertinggi....

14 Januari 2009//17 Muharram 1430 H

Selasa, 13 Januari 2009

BoyCott

TERLALU AKRAB DENGAN KEBIADABAN


-Tuhan Tahu, tapi Menunggu! (Leo tolstoy)-


Pagi hari ini kembali kusimak begitu banyak kebiadaban yang dilakukan manusia-manusia tak berhati. Belum lagi bisa bernafas lega menyaksikan kebiadaban Bani israil di Gaza, Palestina. Kembali sebuah berita yang muncul dari bangsa sendiri, terlihat di layar kaca. Ramli Sembiring, warga Binjai Sumatera Utara kali ini yang menorehkan berita.


Mungkin memang benar, orang miskin dilarang sakit! Hanya orang-orang kaya yang boleh ke dokter. Lihatlah laki-laki muda yang tengah menahan sakit di tangannya akibat bacokan itu. Sebuah kebiadaban ditunjukkan oleh Petugas Rumah Sakit kepada pasiennya. Ramli di borgol selama 5 hari di tempat tidur. Sampai ia harus buang air kecil dan besar di tempat tidur. Pasalnya, warga miskin ini tak sanggup untuk membayar biaya Rumah Sakit yang terasa ’membacok’ ulu hatinya. Ya, uang senilai Rp 6.950.000 tentunya begitu menggigilkan mentalnya selaku orang miskin. Dan ketidakberadaban Petugas Rumah sakit itu hanya ditengarai oleh sebuah alasan : takut si pasien melarikan diri karena tidak bisa membayar. BIADAB!


Tak lama berselang, masih di layar kaca. Muncul gambar sekelompok wanita-wanita Timika Papua yang bentrok dengan aparat. Apa pasal? Mereka yang gagah berani itu awalnya kesal dengan peredaran MIRAS di lingkungan mereka. Wanita-wanita ini tak tahan dengan kriminalitas yang semakin meninggi terutama terhadap kaum wanita akibat pemabuk-pemabuk yang terkendali oleh minuman haram itu. Karena kebiadaban ini sudah sampai pada puncaknya, akhirnya dengan sangat terpaksa kaum wanitalah yang harus menanganinya. Mereka beramai-ramai turun ke jalan, melempari tempat-tempat penjualan Miras bahkan sudah ada yang bersiap dengan minyak tanah untuk membakar.

”Kalau memang kita diam, siapa yang mau turun? Pejabat-pejabat, Bupati, Anggota DPRD tak ada yang mau peduli dan dengar! Jadi kitalah yang terpaksa turun! Sedangkan pembunuhan-pembunuhan terus terjadi di sekeliling kami” seru seorang wanita berambut kribo dengan tegas. Tak lama, kusaksikan di sana , para wanita yang ber-nahi munkar itu ramai-ramai digiring aparat ke mobil polisi. BIADAB!


Masih mengurut dada. Tak lama muncul berita dari Jombang. Polisi salah tangkap, salah tuduh terhadap Toni Hidayat yang dianggap Bandar Judi Togel. Di tangkap, kemudian terjadilah penyiksaan terhadap Toni. Namanya juga polisi. Berbuat salah tak kan mau mengakui. Manusia tak berdosa sudah babak belur, dengan mudahnya mereka hanya beralasan terjadi human error. BIADAB!


Kita terlalu akrab dengan kebiadaban! Raungku. Menoleh ke kiri, kanan, depan, belakang. Begitu banyak kebiadaban yang terjadi. Sekarang saya minta pada anda. Untuk mengintai kebiadaban-kebiadaban itu. Saya yakin begitu banyak yang akan anda temukan.


Mungkin kita tak takut lagi dengan eksistensi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang Maha pedih siksa-Nya. Kita begitu mudahnya melupakan kebiadaban, melupakan dosa! Na’udzubillahi min dzalik.
”Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata : ”Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”
(Q.S An-naba : 40)


Rabu, 14 Januari 2009 / 17 Muharram 1430 H

Minggu, 11 Januari 2009

Si Biru Jadul


“Aq khawatir buku jadulku tak berkesan buat di baca, berbanding terbalik dgn aq yang tengah nikmati karya Andrea Hirata! Insya Allah sabtu aku balikin”

Tadi malam seorang teman mengirimkan sms ini padaku. Sebutlah ia si M. Critanya, kita tukeran bacaan (jadi book-partnership sekarang..hehehe). Dia menawariku buku ”Proses Kreatif Mengapa dan Bagaimana Saya mengarang” yang ditulis oleh para pengarang nasional, mulai dari Sutan takdir Alisjahbana sampai Putu Wijaya. Sebagai balas jasa, kutawari juga temanku itu buku Maryamah Karpov ku yang juga baru dibalikin oleh Nia bintang (*) dan di taruh di ruang kerja M.

Sori kawan, sebelum sms mu kuterima, aku bener-bener lupa jika buku mu itu sudah 2 hari tersimpan manis di tas backpack ku. Secara aku kadang gonta-ganti tas. Alhamdulillah begitu smsmu kudapat, langsung ku cek buku biru itu. Memang saat kuambil di radio, kutak terlalu memperhatikan jasadiahnya. Sempat tak kumengerti juga definisi ”jadul” yang kau utarakan. Saat kuteliti lagi ternyata memang buku itu secara kelahirannya lebih tua dari usiaku. Foto-foto pengarang disitu juga sempat membuatku tersenyum simetris barang 10 detikan, karena masih bergambarkan N.H dini dan Arswendo ”tempoe doeleo”.

Tampilan jadul ternyata tak memudarkan eksotika isi dari buku tersebut. Saat kubaca secara acak, mataku tertancap ke tulisan Trisnoyuwono. Menarik! Teriakku. Beberapa hal yang kuanggap menarik nantinya akan kukutip di blogku ini. Namun ada juga yang cukup menggelitik, yakni catatan kaki si editor, pamusuk Eneste. Dia menuliskan di bawah judul ”Mengapa Aku Mengarang” milik Trisnoyuwono dengan 2 baris kalimat, ”Karangan ini ditulis oleh Trisnoyuwono tahun 1960 khusus untuk kaum remaja; bukan atas keinginannya sendiri, melainkan karena ”dipaksa’”. Hehe

Sesaat lagi akan kuselami buku jadul biru ini. Maap Mudt...kau sudah kukirimkan sms kan, kawan?. Mungkin buku ni cukup lama untuk bersarang di tanganku.

Sabtu, 03 Januari 2009

Potret kala hujan

Jam 07.00. Ahad pagi. Hujan lebat mengguyur kota Pontianak. Deras. Dingin. Hujan tak memandang sebaris anak kecil yang kutemukan di pinggir jalan, berbalut mantel seadanya, menyembunyikan koran-koran yang mereka jual agar tidak basah oleh air. Mereka menggigil namun tetap optimis ada yang akan membeli koran-koran itu.

Yah, sepagi ini. Pagi yang begitu membuta karena kota terasa gelap ditutupi awan yang ditemani hujan. Ternyata masih begitu banyak orang Indonesia yang tak kalah oleh rasa malasnya.

Lihatlah, didepanku yang sedang berkendara, tampak seorang Ibu, hangat memeluk pinggang suaminya. Sementara tangannya yang lain kokoh melingkar di sebuah keranjang untuk dia berjualan. Rizkinya tetap harus ia jemput sepagi dan sedingin ini.

Melewati jalanan yang basah. Disepanjang trotoar tampak pula wanita muda yang bersedekap menunggu kendaran umum yang lewat. Walau tanpa senyum. Cukup menginspirasi tuk memaknai arti coretan kehidupan. Tak lama berselang, kutemukan pula sesosok bangkai kucing yang telah hancur jasadnya, terlindas oleh kendaraan yang mungkin tak melihat si malang itu.

Para polisi juga tak kalah gagah menyibak hujan. Dengan mobil pick up terbukanya, seorang polisi dengan mantel putih dan topi kebanggaannya berdiri tegak disana. Siap untuk memandu para pengguna jalan.

Aku kagum. Kagum pada pemandangan di sekelilingku. Jika tadi di rumah, ku tak begitu menikmati suasana hujan ini ; bosan, malas, dan tak bercahaya. Kini ketika ku berada disini, menikmati dunia sepagi dan sedingin ini. Kutemukan begitu banyak keindahan. Dari manusia-manusia yang Allah ciptakan.

Melalui Hujan...Kutemukan begitu banyak potret kehidupan...........