Kamis, 20 Mei 2010

Mengapa di foto Einstein menjulurkan lidah?

Mungkin Anda sering melihat foto Albert Einstein yang satu ini. Einstein menjulurkan lidah yang mudah kita temui di cover majalah, poster dan kaos. Foto tersebut diambil oleh fotografer (Arthur Sasse) pada 14 Mar 1951 di Princeton pada acara ulang tahun ke 72.

Foto yang lengkap (aslinya) adalah Einstein sedang duduk di kursi belakang mobil bersama Dr Fank Aydelotte dan istrinya.


Mengapa Einstein menjulurkan lidah? Yah, inilah pertanyaan banyak orang mengenai foto tersebut. Sebagian orang menganggap bahwa agar genius, maka kita harus mengeluarkan lidah dengan rambut yang acak-acakan. Hm…hanya mitos..

Sebenarnya pada saat itu, Albert Einstein dan Aydelotte baru saja pulang dari acara penghargaan Einstein. Meskipun Einstein sudah duduk di kursi mobil, masih saja reporter dan fotografer mengejar dia. Para wartawan berusaha menahan Einstein, dan Einstein berteriak : “Ini cukup. Ini cukup!”.

Namun dasar wartawan, tetap saja mengajukan pertanyaan dan para fotografer terus mengambil gambarnya bersama kerabatnya. Ketika wartawan meminta kesediaan Einstein untuk mengabadikan foto ulang tahunnya, akhirnya iapun menjadi letih dan kesal, lalu ia menjulurkan lidahnya, dengan nada mengejek. Pada saat itu, Arthur Sasse sempat mengabadikan foto Einstein tersebut.


Meskipun demikian, Einstein sangat menyukai foto itu. Ia memotong foto tersebut, sehingga hanya tampak dia sendiri (tanpa memunculkan Aydelotte dan istrinya). Einsteinpun memperbanyak foto tersebut dan mengirim ke teman-temannya.

bagi yang berkenan mohon kirim dan rate
tapi jangan yaa
ane udah search, kayaknya ga

sumber : http://nusantaranews.wordpress.com/2...enjulur-lidah/

UPDATE!
setelah ane nyari2 di google, akhirnya ketemu nih foto aslinya
Spoiler for :

yang botak sebelah kanan itu yang namanya Aydelotte




Rabu, 12 Mei 2010

Perbedaan Cinta Antara Pria dan Wanita

Saya pernah membaca mengenai artikel yang menurut saya benar-benar perlu kita pertimbangkan dalam memilih pasangan hidup kita. Artikel ini menggugah pandangan saya dalam memilih dan memutuskan pasangan hidup. Saya beruntung membaca artikel ini, dan saya mau berbagi dengan Saudara semua mengenai artikel ini. Semoga memberikan berkat juga untuk Saudara semua.

Cerita ini dibuat oleh seorang pria : Adik wanita saya jatuh cinta pada seorang pria. Sayangnya pria ini mencintai wanita lain, dan tidak berminat pada adik wanita saya, padahal adik saya cukup cantik, pandai dan baik. Adik saya berusaha menarik pria (A) tersebut dengan memberi perhatian, terkadang memasak untuk dia, dan lainnya. Tapi pria ini tetap tidak bergeming.


Pada saat yang bersamaan, ada pria mencintainya.
Adik saya tidak tertarik dengan pria ini (B). B tidak peduli, dia tetap memberikan perhatian, mau mendengarkan, memberikan hadiah-hadiah seperti bunga, coklat, dll. Sebetulnya ada wanita lain yang mengejar pria B, tapi sayangnya si pria B tidak bergeming. Matanya hanya melihat adik saya. Karena itulah, akhirnya adik saya memutuskan untuk menikah dengan pria B.

Setelah pernikahan, mereka dikarunia beberapa anak, dan adik saya makin lama makin bahagia.
Suaminya selalu menempatkan dia pada urutan nomor satu, memberikan hadiah-hadiah dan kejuta-kejutan manis, memasak untuk dia, selalu ada sebagai tempat curahan, memberikan kebutuhan adik saya lahir dan batin. Tentunya sebagai wanita, adik saya menjadi jatuh cinta dan semakin cinta dengan pria tersebut.

Cerita kedua
adalah teman wanita saya. Dia mencintai seorang pria (C). Pria C ini sangat ganteng. Banyak menarik perhatian wanita, termasuk teman wanita saya. Dia mengejar pria ini tanpa mengenal lelah, memberikan perhatian, berkunjung ke rumah pria tersebut, bergaul dengan teman-temannya. Tapi pria C tidak mencintai teman wanita saya, dia mencintai wanita lain.

Karena satu dan lain hal, akhirnya teman wanita saya berhasil menikah dengan pria C, walaupun pria ini tidak mencintai dia. Dia memiliki pria ini sekarang. Setelah pernikahan, wanita ini bertambah kurus, mukanya tidak berseri, dan selalu terlihat tertekan. Dalam pernikahannya, pria C tidak pernah memberikan perhatian, terkadang pulang malam, dan mempunyai wanita lain dalam pernikahan.

Kehidupan pernikahannya tidak bahagia. Dia mencoba dengan menambahkan anak, tetap pria C ini tidak peduli setelah mereka mempunyai lebih banyak anak. Hati dan pikiran pria ini selalu pada wanita lain, wanita yang dicintainya.


Kesimpulan yang saya dapat dari cerita ini adalah Pria adalah mahkluk yang berinisiatif dalam percintaan, pria suka mengejar, dan mendapatkan.

Sedangkan wanita adalah mahkluk yang bisa belajar untuk jatuh cinta atau bisa jatuh cinta kemudian apabila diperlakukan dengan baik dan penuh cinta.
Jadi dalam pernikahan idealnya memang kedua pihak saling mencintai.

Tapi jika tidak, alangkah baiknya jika pria yang mencintai terlebih dahulu, karena cinta seorang pria tidak bisa dibangun. Dan jika pria mencintai seorang wanita, percayalah memang dia akan menempatkan wanita tersebut seperti ratunya, berusaha memberikan yang terbaik dan selalu berusaha membahagiakan wanita tersebut.

Sebagai wanita, ingatlah untuk memilih pria yang mencintai kita. Tentunya setidak menariknya seorang wanita, pasti setidaknya da seorang pria pernah menyatakan suka pada wanita tersebut.

(nemu di kaskus : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3584433)




Minggu, 02 Mei 2010

Proklamasi Kemerdekaan Diri

PROKLAMASI KEMERDEKAAN DIRI

Bismillahirrahmaanirrahim

Saya, Harmi Cahyani

dengan ini menyatakan kemerdekaan diri dengan sebenar-benarnya

Hal-hal mengenai kemalasan, ketidakpercayaan diri, dan kelemahan
akan dihapusan dalam tempoe yang sesingkat-singkatnya


Atas nama pimpinan Al-Muezza Islamic Boarding School

Prof.Dr.Hj.Harmi Cahyani,S.pd.ing, M.TESOL



(inspired by Setia Furqon Khalid's book)

Kisah nyata Pak Kamto dan Kucing

Cerita ini terjadi 3 tahun silam, dimana saya harus menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana akrabnya Interaksi sosial antara manusia dengan Hewan.

Pak Kamto adalah seorang pengelana, usianya kira - kira 40 tahun saat itu perawakannya kekar dan selalu berpakaian rapi. Saya mengenal Pak Kamto secara tak sengaja, sore itu seperti biasa saya mampir kewarung kopi langganan saya usai jam kerja.

” Kopinya Mbakyu, biasa” pinta saya sambil mencari posisi duduk yang nyaman, saya memperhatikan keadaan sekeliling, Ada dua pengunjung lain yang juga lagi minum kopi. Semilir angin sore itu menambah nikmatnya “coffee time” istilah yang sering kami pakai ditempat kerja.

” Pulang kerja Pak ?” tanya Laki - laki yang duduk disamping saya. ” Iya nih..” jawab saya enteng.

” Bapak darimana? soalnya saya baru lihat Bapak minum kopi diwarung ini ?” selidik saya. Bapak itu menyalakan rokoknya sembari merubah posisi duduknya kini kami saling berhadapan.

” Saya dari seberang ” jawab Bapak itu tanpa mau menjelaskan ” Seberang” itu dimana. ” Oh ya, kenalkan nama saya Kamto” lanjut Bapak itu sambil menjulurkan tangan hendak berjabat.

” Saya Diman” jawab saya sambil menyambut tangannya Pak Kamto, Ceritapun berlanjut mulai dari politik,ekonomi sampai masalah sampahpun kami bicarakan, Hangat dan penuh keakraban.

” Meoong..meoong..ada suara kucing dibawah kursi tempat Pak Kamto duduk,badannya digesek - gesekkan ke kaki Pak Kamto. Saya perhatikan sepertinya kucing itu minta perhatian. Pak Kamto berdiri mengambil sebungkus roti yang ada dihadapannya. Diangkat dan digendongnya kucing itu keluar, dari jauh saya lihat Pak Kamto dengan berjongkok memotong roti itu kecil - kecil, kucing itu dengan lahap memakannya.

Hari - hari selanjutnya kucing - kucing diwarung kopi itu makin lama makin banyak, dan itu bisa dipastikan bahwa disitu pasti ada Pak Kamto. Seperti biasa Pak Kamto dengan telaten memberi makan kucing - kucing itu. Tapi anehnya berapapun banyaknya jumlah kucing disitu mereka tak pernah berkelahi atau berebut makanan. Mungkin mereka tahu makanan untuk mereka dibagi rata.

Pernah suatu hari saya melihat Pak Kamto di pasar sedang menangkap kucing kecil yang sedang mengais sampah, dibopongnya kucing kecil itu kedalam los pasar, saya ikuti terus, didepan penjual ayam potong Pak Kamto berhenti dibelinya sepotong paha ayam segar, dengan meminjam pisau sipenjual ayam,paha ayam itu dipotongnya kecil - kecil dan diberikannya kepada kucing yang dia bopong tadi. Ah..sungguh mulia hatimu Pak Kamto.

Lama saya tidak berjumpa dengan Pak Kamto,setiap kali saya minum kopi diwarung saya tanyakan keberadaan Pak Kamto namun mereka tak ada yang tahu. Pak Kamto hilang bak ditelan bumi.

Siang itu takkala saya berdua dengan teman saya hendak menuju lokasi kerja, mobil kami dihentikan warga. kamipun berhenti, lewatlah iring - iringan orang mengantar jenazah. Sayapun bertanya kepada warga yang ikut mengantar ” Siapa yang meninggal Pak?’ ” Pak Kamto” jawab warga itu sambil berlalu. Akhirnya kuputuskan untuk ikut kepemakaman. Inilah terakhir saya bertemu Pak Kamto bathin saya.

Di pemakaman usai jenazah dikubur Pak Kiyai mulai membaca do’a. meoong..meoong saya menoleh kebelakang Astafirullah Al Adziim…entah darimana datangnya ada kira - kira seratusan kucing, besar kecil, ada yang warnanya hitam, kuning, putih pokoknya ramai sekali. Semua yang hadir dipemakaman itu terkesima ! Prosesi pemakaman selesai kamipun pulang dengan penuh tanda tanya dikepala. Hingga saat ini kejadian itu masih misteri, sama misterinya dengan kehidupan Pak Kamto. Selamat Jalan Pak Kamto….