Selasa, 26 Februari 2008

MELEPAS SAUH : “Selamat ye, bie bie!!”


Kalo tadi aku udah bercerita tentang soheebku Mega. Kali ini kita beranjak ke soheeb-ku yang satu lagi. Robi Hifni namanya. Sebagaimana Mega, aku juga “menemukannya” di kampus Akademi bahasa Asing. Satu kelas denganku.

Awalnya agak jengkel dengan Mega or Robi. Mega orangnya santai banget dan kesannya agak cuek mbebek. Kalo Robi, yang bikin keki, awal-awal kuliah dulu, setiap aku dan Mega ke toilet kampus, apakah itu toilet lantai 3, lantai 2 or lantai 1 or dasar, dia selaluuu aja ngikut. Uwh…apa ngga ada toilet lain disekitaran kampus yang bisa ia masuki??!! Belum lagi kalo ngomong ma ikhwan yang satu ini, harus pandai-pandai menahan hati. Hehe..soalnya **map ya bie** dia punya masalah dalam kelancaran berbicara alias agak gugup or gagapan. Kadang laaaaamaa baru nangkep maksut pembicaraannya..haha. Eit. Ada kekurangan of course ada kelebihan juga, gtu lho! Masalah pemikiran, wuu…jangan salah, Dia merupakan teman yang cerdas, man! Tapi rendah hati. Bacaannya dari yang tipis, ampe yang tebel kayak ihya ulumuddin dilalapnya. Wah, kalo cerita tentang cerita-cerita tak terlupakan selama ngampus bareng, gx abis-abis rasanya.

Nah…berkenaan dengan judul di atas, kabar gembiranya temenku yang bernama Robi Hifni ini akan melempar sauh alias merit. Tanggal 2 Maret ini, man! Wah, aku yang bertugas menyebarkan kabar gembira ini ke teman-teman, harus berhadapan dengan brondongan peluru berbentuk pertanyaan dan pernyataan ketidakpercayaan

“Ha?? Robi? Robi kite tuh?? Masa’ seh ! Cepet amat…”

“Ah…boong niy….Masa’ seh Roby kite tuw nikah?? Apa kata dunia??”

“Apa?? Ah masa sich! Kok ngga bilang-bilang or ijin-ijin aku dulu..!”

“What? Robi? AlhamdulliLLah…sama sapa Mi? same U ke? Selamat lah..jadi juga akhirnya..”

“Apa? Kapan? Ama siapa? Dimana? Ngape pula die nikah?”

Halah…banyak banget respon dari teman-teman begitu kusampaikan kabar gembira ini. Jelas dong! Karena sahabatku yang ini memang terkenal dengan slogan NO! Pacaran. Dan kok bisa-bisanya dia lebih dulu nikah dibanding temen-temen laen yang udah melewatkan sekian tahun dengan aktivitas pacaran. Tapi mreka lum juga pada nikah…**hehehe**. Jadi wajar anak-anak laen pada pro kontra, “kok Robi ngga ada angin, ngga ada ujan, ngga ada petir, tiba-tiba mengumumkan pernikahannya, gitu..”

Akhir kata, tuk Robi kami ucapkan BARAKALLAHULAKA WA BARAKA ‘ALAIKA WA JAMA’A BAINAKUMA FII KHAIR. Apalagi dengan keberhasilan menetapkan sebuah pernikahan hijab. Mendapatkan istri yang Insya Allah sholehah dan cantik pula. Alhamdulillah.

Lepaslah sauh….selamat menempuh hidup baru…….Dan jangan lupa lanjutin kuliahnya yaa…hehehehehehe.





WELCOME, MISS MEGA!


Aku punya seorang sahabat karib. Megawati namanya. Biasa kupanggil Mega, Meggie, Jeng Mega, Megaloman or Smeagol. Ku kenal dia sejak semester kedua kuliahku di Akademi Bahasa Asing. Orangnya imut, polos bin santai, kadang childish kadang dewasa (baca : sok dewasa..hihi).

Pasca kami merayakan wisuda kelulusan kami sebagai lulusan Diploma 3, aku habis-habisan mengajaknya tuk melanjutkan ke FKIP Ekstensi Bahasa Inggris Universitas Tanjungpura Pontianak. Dan habis-habisan pula dia menolak dan mengelak, “Capek ah kuliah terus. Belajar terus. Dapat tugas terus…” kilahnya santai.

Aku sempat kecewa dan gemas dengan sikapnya itu. Kebetulan pasca wisuda aku berangkat ke Yogya beberapa waktu, untuk menghadiri wisuda Abang semata wayangku yang telah menyelesaikan S1 arsitekturnya di UGM (sekarang sedang meneruskan S-2..caiyo semangat terus, Bang I kurus. Success selalu). Berpisah dengan sohib-sohibku Mega dan Robi masa itu adalah hal yang tidak terlalu mengenakkan. Maklum, 3 tahun kebersamaan dalam persahabatan dan pertikaian senantiasa menjadikan kami sudah seperti keluarga saja layaknya. Jadi aku cukup bersedih dengan jarangnya perjumpaan kami pasca wisuda. Belum lagi anjuran ortu yang memberikan kesempatan padaku tuk melanjutkan kuliah di Yogya bersama-sama Abang. Duh..

Tetap saja pendirian jeng Mega tidak berubah. Ogah nerusin kuliah, katanya. Eeh..tak lama kemudian, ketika aku sudah balik ke Ponti dan bersilaturahim ke rumah Mega, ternyata ada angin segar disana. Dia bilang, mama-nya tidak setuju dengan keputusannya tidak melanjutkan kuliah.

Sambil tertawa-tawa, dia bercerita,

“Tau ngga mi’? Mama bilang kalo ngga mo nerusin S1 lagi, jangan tinggal di rumah ini lagi..hehehhehe. Kejam bener…..” aku dan dia pun ngikik bareng sore itu di teras rumahnya yang sejuk.

Tapi tetep aja dia ngga bersemangat dengan keputusan yang berlandaskan keterpaksaan itu. Jeng Mega memang lebih senang di rumah, dan mengerjakan rutinitas memasak! Duh, mulia banget sohibku ini. Yang bikin aku kagum tuh, adik-adiknya yang 3-3 nya cewek semua, masih pada ABG pula, patuh dan mendengarkan Mega selaku kakak. jempol deh, buat jeng Mega!

“Walopun kita jadi mahasiswa FKIP , aku ngga niat banget jadi guru..” keluhnya.

“Lho? Jadi mo nya jadi apaan dong?” tanyaku penasaran.

“PNS.” Jawabnya sambil tertawa-tawa lagi..** Ih banyak ketawanya…serem juga niy anak..**

“Meg, setiap keputusan berisiko” kataku diplomatis. “Dan risiko-risiko itu pulalah yang akan mengukirkan takdir kita…” lanjutku lagi. “Remember, Allah tidak memberikan segala apa yang kita inginkan. Dia hanya akan memberi apa yang kita butuhkan. Karena Allah lebih tau apa yang paling baik untuk kita…” closing-ku.

Kembali Mega mengangguk-angguk. Dan you know what, then? Kami tertawa-tawa kembali…** walah..**

Itu kisah 2 tahunan yang lalu. Kini mega melewati harinya yang ke-4 mengajar di sebuah Elementary school. Kelas bahasa Inggris tentu saja. Awalnya aku cukup terkejut, ketika pertama kali dia memberitahukan bahwa esok dia akan mulai mengajar di sebuah sekolah negeri. Hmm? Apa ngga salah nih? Pikirku saat itu. Perasaan dia paling ogah dengan yang namanya ngajar-mengajar.

“Lumayan Mi’…..kan diriku sudah pernah ikut menemani dirimu mengajar. Jadi setidak-tidaknya punya gambaranlah, kayak apa suasana mengajar itu…” katanya ceria.

Yah, selamat mengajar dan menjadi guru muda aja buat sahabatku. Insya Allah apa yang sedang kita jalani hari ini, adalah rajutan takdir kita untuk masa depan. Dan setiap keputusan yang kita ambil, tersimpan di dalamnya risiko-risiko yang harus berani kita hadapi. Allah paling tahu apa yang terbaik buat kita.

SELAMAT JALAN, KAI’.( Kerinduan akan taman kecilku )


Bapak Idham kursani. Mungkin nama ini tak begitu familiar di lapisan memoriku. Tapi begitu menyebutkan nama “Kai’…”…berjuta-juta potret kenangan indah dan manis akan berhamburan dari benak ini.

Kai’ yang ramah, Kai’ yang seorang pensiunan TNI (kalo ga salah). Kai’ yang bersahaja dan ramah pada anak-anak….

Tadi malam, tepatnya 25 februari 2008 pukul 23.15 Kai’ meninggalkan kami. Air mata tak cukup untuk menderakan kesedihan demi sekeping saja kenangan yang tak mau aku menghapusnya sampai nanti hilang ruang waktuku tuk menyapa dunia.

Baiklah. Untuk sekedar “melampiaskan” rasa rinduku akan masa kecilku, aku ingin mencoba lagi untuk membuka lembar-lembar memoriku bersama beliau…

1993

Masa kecilku di sebuah perumahan terbentuk indah dalam kenangan. Kai’ adalah sosok yang mengajar kami di sebuah TPA Al-muhajirin. Hmm…waktu itu aku masih imut dan tentu saja udah cantik kayak sekarang (he..narxis). karena waktu kelas 3 aku sekolah siang, maka TPA ku berada di pagi hari. Dan Kai’-lah sebagai pengajar dan pembimbing kami.

**meneteskan air mata**

Kai’ sosok yang sederhana dan bersahaja. Ia berjalan menuju Masjid perumahan kami yang tidak jauh jaraknya dari rumahnya. Oiya, rumahku dan rumah kai’ juga tidak berjauhan. Nyaris berhadapan….aku di blok A 11, beliau B 9. yang senantiasa aku ingat, akulah si gadis kecil berjilbab yang senantiasa membawakan gelas besar beliau yang berisi teh atau kopi **bercucuran kembali**..hik

“Mimi, tolong bawain gelas kai’ ke masjid…” panggil Kai’ dari ujung jalan pagi itu. Duh…sodara-sodara…peristiwa ini seakan baru saja terjadi 2 hari yang lalu..padahal sudah nyaris 14 tahun yang lalu ia berlalu….

Yang paling menyenangkan adalah ketika kami, anak-anak TPA asuhannya naik Iqro’ sekian (misalnya dari Iqro’ 4 ke iqro’ 5)…kami secara sederhana merayakannya dengan membawa kue-kue ala kadarnya…Dan Kai’ paling suka dengan kembang goyang (kue kayak kerupuk yang manis kayak aku (hik) dan berbentuk bunga) yang aku bawa…..Kai’ memimpin doa dan mengajak anak asuhnya untuk lebih giat lagi mengaji……entah mengerti entah tidak, saat itu aku dan teman-teman dengan mulut penuh makanan dan gula-gula mengangguk-angguk. Hatiku diliputi rasa gembira masa itu.

**menangis lagi**

Suatu hari,

TPA hari minggu, aku terlambat datang…..ini di karenakan aku terbuai dengan kartun Candy-Candy yang berhasil menyihirku untuk malas mandi dan bersiap-siap berangkat mengaji…Akhirnya dengan langkah terburu-buru aku bergegas ke masjid. Teman-teman sudah asyik dengan bacaan mereka ketika aku datang. Sudah hadir pula sosok Kai’ di sebelah anak-anak yang setia mendengarkan dan mengoreksi mereka. Saat itu aku lupa pula membawa Qur’anku.

Diam-diam aku menuju selretariat masjid tuk mengambil Al-qur’an milik masjid. Aku sadar, mungkin teman-teman akan mengolok-olokku karena terlambat. Atau lebih serem lagi kalau Kai’ menegurku. Duh

Aku diam saja. Aku masuk sekretariat dengan langkah cepat. Ups…..satu masalah lagi. Letak Al-qur’an terlalu tinggi untuk kuraih. Tubuhku yang imut imut kayak semut (tapi tetep manis) tidak mampu menggapai Al-qur’an di atas lemari. Aku mulai panik. Duh..gimana nih..keluhku. Teringat teman-teman yang sudah asyik dengan bacaan mereka. Atau mungkin Kai’ yang belum tahu akan kehadiranku disini.

Nekat, aku berniat memanjat. Mumpung ngga ada yang liat, Pikirku saat itu. Dengan tampang kalut aku sudah ancang-ancang pasang kucing-kucing eh salah, kuda-kuda untuk segera memanjat.

Belum sempat aksiku terlaksana, ada seseorang yang memasuki sekretariat. O ow..Kai’!

Ternyata Kai’ tahu aku terlambat datang dan kabur diam-diam ke sekretariat. Dan kai’ mengerti, bahwa pastinya aku sedang mendapat kesulitan.

“Biar Kai’ yang ambilin, mi’…..” kai’ tersenyum padaku dan mengambilkan Al-qur’anku.

Kenangan ini sangat susah aku lupakan…………….

Itulah sedikit yang bisa aku tulis disini. Terlalu banyak. Yah, terlalu banyak hal-hal indah yang tak sanggup aku menceritakannya.

Hingga di usianya yang menjelang ke 70 , Kai’ terkena serangan Stroke. Terahir kali aku bertemu dan menyapa beliau, Kai’ sempat menjawab kemudian menangis…

Kai’…..kami mencintaimu…Selamat jalan. Insya Allah segala kebaikan dan amalmu dalam menggoreskan kebaikan dan ilmu kepada kami, akan menjadi sebuah perisai untukmu di akhirat sana. Dan kami merindukanmu…Mimi merindukanmu…….

Amin…

Selasa, 19 Februari 2008

Dia Wanita...


Dunia tak hanya milik satu orang. Wanita hebat juga tak cuma satu. Maka, yang namanya MASALAH juga memiliki banyak rupa.

Suatu saat, adakalanya setiap dari kita dibenturkan dengan sebuah ruang bernama MASALAH tadi. Kita dikurung dalam sebuah jeruji yang mengkerangkengi psikologis dan juga fisik kita. Sebuah sunatullah. Tiap dari kita akan melewati fase ini. Hidup pasti bermasalah. Apalagi hidup sesudah mati nanti. Bisa jadi juga jadi masalah buat kaum bertitel manusia.

Wanita diidentikkan dengan segala kelemah lembutan dan kehalusan hatinya. Se'galak' apapun wajah yang ia hadirkan, jauh di sudut hati itu, ia adalah makhluk yang paling mudah menangis. Dan paling mudah berkeluh kesah dalam asa.

Sebagai seorang Akhwat, Muslimah dan seorang Ibu yang bercita-cita menjadi salah satu dari penancap tonggak peradaban, kami selaku wanita tentu saja tidak begitu saja 'tunduk' pada sebuah kepasrahan tak bernilai guna ketika kami bermasalah. Terkadang masalah terpotretkan sebagai sebuah keajaiban ; seolah tak mungkin disingkirkan tapi ternyata kemenangan menghadapinya adalah sebuah keniscayaan....Inilah keajaiban...

Namun tak urung ada masa-masa lemah dimana kami para wanita, terlalu berada dalam kondisi kritis ; tak berdaya mengalahkan MASALAH dan akhirnya tenggelam dalam lautan-nya.
Kacamata yang kami pakai seolah senantiasa melihat sebuah taman indah menjadi sebuah hutan belantara menakutkan...atau sebuah kebun buah yang hijau menyegarkan adalah sebuah kerangkeng berdinding tinggi.

Ada diantara mereka yang berwajah laksana kaca....begitu jelas terlihat, kapan gurat-gurat kebahagiaan hadir terpoles dan kapan kesenduan sedang menjajah wajah itu.

Bagiku sendiri, wanita kubayangkn sebagai sebuah kaca kristal yang elegan. Tak sembarang orang bisa memilikinya. Sekalinya dia diambil oleh tangan yang salah, ia pecah begitu saja, dan akhirnya menjadi kepingan yang sudah tak bernyawa, dan hilang kemilaunya.

Maka berhati-hatilah terhadap wanita jika kalian belum terlalu mengenalinya. Karena seberapapun kau merasa telah mengenalnya, sesungguhnya terlalu dini bagimu untuk mengatakan dengan lantang "aku mengenalnya...."

Karena wanita masih belum benar-benar akan kau kenali dan kau mengerti. Bahkan para wanita sendiri, tak sanggup tuk menjabarkan seberapa dalam mereka mengenal diri mereka sendiri...

Wanita....wanita........

Dialah wanita....

Termasuk aku. Titik.

Kamis, 14 Februari 2008

Ashley : Somebody help Me! ( teror dari kegelapan)


Novel perdanaku nich...
Silahkan di baca chapter pertamanya.

Pengen liat Chapter berikutnya?

Hunting saja di toko-toko buku kesayangan anda..hehe

CHAPTER I

MIMPI RICK

“Hentikan, Larry! dia bisa mati..” aku buru-buru meraih seekor tupai tanah dari cengkraman tangan Larry.Larry berusaha mengelak sambil tertawa-tawa.Jaket tebalnya dijadikan tempat yang aman untuk menyembunyikan sang tupai yang meronta-ronta dengan ganas. Aku memelas.

“That’s fool! kau seperti Monty saja..”

Monty adalah adik dari Megan ,sahabatku, yang berusia delapan tahun dan senang melakukan hal-hal bodoh di depan orang-orang dewasa yang dikenal maupun yang tak dikenalnya.Seperti dugaanku,Larry tampak marah mendengar ocehanku barusan.
“Bisa kudengar sekali lagi? aku mirip siapa?”
“MONTY ! M-O-N-T-Y..” aku mengulang dengan yakin.
Aku berlari dengan suara tawa keras ketika Larry berusaha mengejarku dengan melemparkan sarung tangannya.Ini adalah kesempatan bagi si tupai untuk kabur.Tapi tampaknya Larry sudah tak begitu peduli dengan tupai malang itu.
“Sudahlah..ayo pulang..sudah hampir gelap.”
Aku menyerah dan mengangkat kedua tanganku tinggi-tinggi ke atas langit.Larry mencibir.Langit memang sudah tampak gelap.

Kamipun menyusuri Norwood street berbelok ke kiri melewati sebuah kantor pos tua.Konon,kantor pos itu angker.Begitulah kisah yang telah lama kudapatkan sejak aku kecil. So,dengan gedung yang suram, - karena sudah tidak digunakan lagi,tentu saja – ditambah lagi dengan rumput yang tinggi disekeliling halaman, kantor pos tua itu semakin meyakinkan orang-orang yang lewat,terutama bagi orang asing,bahwa memang ada ‘sesuatu’ dibalik bangunan tua tapi tetap berdiri kokoh itu.Ah..aku tersentak ketika Larry menepuk bahuku dengan tiba-tiba.
“Tertarik?” Larry mengangkat alisnya sambil tersenyum mengejek.
Aku mendengus.
“Omong kosong.Aku tak percaya hantu.Takkan pernah percaya..!”
Larry terkekeh.
“Kau terlalu yakin. Hantu itu ada. Hanya kau belum beruntung menemukannya.
Mungkin suatu saat aku bisa mempertemukan kalian.”Larry kembali tergelak melihat wajah kesalku.

Hari semakin gelap.Beberapa blok lagi kami akan tiba di rumah.Entah mengapa cuaca jadi terasa semakin dingin.Well..it’s spring..nikmati saja,pikirku menghibur diri.Tapi entah kenapa cuaca terasa berbeda dari biasanya.Atau hanya perasaanku saja yang berbeda? aku merapatkan jaket tebal coklat tuaku dan memasukkan kedua tanganku ke saku.
“Hi Mrs.Vaughn..”sapaku ramah pada Mrs.Vaughn,janda tua yang baik hati. Mrs.Vaughn tersenyum gembira melihatku dan Larry.
Kami berhenti sejenak untuk bercakap-cakap dengan Mrs.Vaughn yang memilih hidup sendirian sejak ditinggalkan oleh suaminya dua tahun yang lalu.Aku dan sahabatku Megan,senang membantu Mrs.Vaughn.Berbelanja untuknya,atau mengurusi keperluan lainnya.Terkadang kami menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan wanita yang telah berumur 62 tahun itu.
.Mrs.Vaughn adalah teman yang menyenangkan menurutku.Kasihan,ia lebih senang hidup sendiri kendatipun anak-anaknya memaksanya untuk tinggal bersama-sama mereka.Mrs.Vaughn seorang pekerja keras dan pantang menyerah.Aku suka itu.
“Hi,my dear.Dari mana saja kalian?”
“Sore yang indah untuk jalan-jalan.Aku menemani Ashley.Hei..bagaimana kabarmu,Mrs.Vaughn?Ku dengar kau akan pergi ke Vermont”Larry ikut menimbrung.
“Well..mungkin next weekend.Aku hanya ingin mengunjungi cucuku,Tara”
“Oh ya? Berapa lama?” Larry tampak antusias meskipun dalam hatiku tahu itu hanyalah basa-basi semata.
“Mungkin tidak terlalu lama.Sekitar seminggu..tapi aku tidak yakin”Mrs.Vaughn sedikit menggumam.
“Wah..kalau begitu,selama seminggu aku tidak bisa menemani minum teh
bersamamu lagi,Nek. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain bisa duduk-duduk bersama,menikmati kebunmu yang indah sambil minum teh bikinan nenek yang paling enak sedunia..” aku mulai berceloteh.

Larry sedikit mencibir.Namun sekaligus bangga.Adiknya memang paling pintar menarik hati orang lain.Ashley memang terkenal hormat dan penuh perhatian terhadap orang yang lebih tua darinya.Kecuali padaku..pikir Larry geli sendiri.

Setelah kami puas mengobrol dengan ‘sahabat tua’ (julukan Larry buat Mrs.Vaughn..dan tentu saja Mrs.Vaughn tak tahu itu),kami kembali meneruskan perjalanan pulang.
“Kasihan Mrs.Vaughn.Aku sering khawatir padanya..kenapa ia bersikeras hidup sebatang kara,ya?” Aku bertanya pada Larry.Namun sepertinya pemuda 23 tahun itu tidak mengacuhkan.Ia sedang memandang kearah langit yang semakin gelap dan gelap.
“Apa besok sore kau ada janji?” tanya Larry padaku.
“Tidak.Kenapa?apa kau mau mengajakku jalan-jalan? tentu saja aku mau!”
Larry menggeleng.Kini kami sudah memasuki pagar rumah.Seekor anjing spaniel membuntuti dan menyalak kecil di belakang Larry.
“Hi Sniffy..”sapaku kepada anjing kecil kesayanganku itu.Sniffy yang bermata coklat menyalak gembira sambil terus mengendus tuannya dengan antusias.
“Bukan..aku ingin mengajakmu bertemu Jeff.Di apartemennya yang baru.”
Aku mengernyitkan dahi. Jeff?
Jeff adalah kakak tertua kami yang sudah sejak tiga tahun terakhir meningggalkan rumah.Aku tidak terlalu dekat dengan Jeff sebagaimana kedekatanku dengan Larry.Dan aku tahu bahwa hubungan Jeff dengan Dad semakin memburuk sejak Jeff ketahuan membawa kokain di dalam tasnya.

Jeff juga sering hilang kabar.Sesekali terdengar berita ia terlibat perkelahian.Dan Dad tahu nama Jeff sudah tidak terdaftar di Universitynya.Sekarang tak ada seorangpun yang menyebut nama Jeff di rumah karena semua tahu,Dad tak suka itu.Aku sendiri sudah lama tidak pernah bertemu lagi dengan Jeff.

Kapan ya terakhir kali aku melihatnya? aku berpikir keras.Sekelebat bayangan melintas di kepalaku.Musim panas!Di bulan Juli aku pernah bertemu dengan Jeff di sekitar kantor pos tua bersama D.J,seorang pemabuk.Jeff hanya menyapaku dengan muram tanpa banyak bicara. Terakhir aku mengetahui dari Larry bahwa Jeff ada di New York.Tapi..bagaimana tiba-tiba ia bisa ada kembali di Brooklyn?
“Jeff?” Aku memandang kearah Larry dengan pandangan tak mengerti.
Belum sempat Larry bicara lebih jauh,kepala Mom dengan rambut coklat tuanya menyembul dari balik pintu.

“Jangan bilang pada Mom..”bisik Larry buru-buru di belakangku.
“Hi mrs.Brunettes..boleh kami masuk?”Larry tertawa dengan ocehannya sendiri.Mrs.Brunettes adalah julukannya buat sang ibu.
“Jangan panggil aku seperti itu.Cepatlah masuk…” Mrs.Griffiths meraih Sniffy dan memasang seuntai kalung perak ke lehernya.Sniffy meronta-ronta.Anjing kecil itu menolak dipasangi kalung.Dan ini adalah kalung ketiga yang harus ia pakai.
“Sudahlah Mom…Sniffy tidak suka kalung..” protesku.Tapi aku tak kuasa bertengkar dengan Mom,karena aku tahu pertengkaran tidak akan menghasilkan apa-apa.
“Siapkan makan malam,sayang.Ada bertumpuk-tumpuk cucian di bawah tempat tidur Rick,Aku harus membereskannya..”Mom berjalan dengan cepat menuju tangga,diikuti Larry.Rick adalah adikku yang berusia 10 tahun.Anak itu terkenal sangat malas membereskan barang-barangnya.Jarang mengurusi dirinya sendiri.Mom sangat kesal akan perangai anak bungsunya itu.
Aku menuju dapur.Salad dan roast untuk makan malam, pikirku.

Sementara itu,di kamar Rick…
“Bagaimana mungkin kau bisa menumpuk pakaian kotormu seperti ini,honey?” Mom berteriak keras.Rick yang sedang asyik membaca buku petualangannya hanya melirik sebentar kearah Mom.
“Mom,please…ini kan kamarku.Aku punya otoritasku sendiri”kilahnya tanpa mengalihkan pandangannya dari seri petualangannya yang seru itu.
Mom berkacak pinggang.Kembali ia membungkuk dan meraih berhelai-helai pakaian di bawah tempat tidur.Ada dua buah keranjang yang sudah dipenuhi pakaian kotor.Yang lainnya berhamburan di lantai.Di sudut-sudut kamar penuh dengan majalah-majalah yang berserakan.Bola basket,tisu bekas dan sampah-sampah kertas.
“Aku tidak mau tahu..besok pagi kamar ini sudah harus bersih! kau tahu hukuman yang harus kau dapat bila membantah.Pilihlah,membersihkan kamar atau seminggu kau harus mencuci mobil dan gudang..atau hukuman itu masih kurang?mau kutambah lagi?”
“Moom..!” Rick melolong.”Kenapa selalu saja ada hukuman di atas hukuman?” Ia beringsut dari tempat tidurnya.
“Ya..karena ada seorang anak pemalas sepertimu di dunia ini!”Mrs.Griffith keluar kamar dengan penuh kemenangan.
“Turunlah untuk makan malam,”suara Mrs.Griffith masih terdengar ketika ia menuruni tangga.
Rick turun dari tempat tidur.Ditatapnya tumpukan pakaian yang berserakan di lantai.Ugh..menyebalkan.Malam ini adalah malam yang menyenangkan untuk membaca. Tapi ia harus membersihkan seluruh kamarnya sebelum besok pagi.
Rick merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur.Bertepatan dengan itu Sniffy masuk dengan terlebih dahulu menjilat bulu-bulunya yang indah.Kemudian Sniffy menyalak kecil dan manis sembari merapatkan tubuhnya ke kaki Rick.
“Pergi kau anjing jelek!”Rick menendang Sniffy.Ia tidak suka anjing.Sniffy menunduk.Anjing kecil malang itu menatap majikannya dengan tatapan sedih seekor anji ng dan akhirnya berlalu meninggalkan kamar.Ini bukanlah kali pertama ia diperlakukan demikianlah oleh majikannya itu.Ia sudah lama tahu majikannya tidak menyukainya.
Rick kembali menyandarkan kepalanya ke kedua tangannya yang menyilang.Ia memandang kearah langit-langit.Sesaat matanya tertutup dan ia tertidur untuk beberapa lama………….

Ternyata Rick bermimpi.
Rick melihat Jeff diantara kerumunan orang-orang.
“Jeff..!”Rick memanggil-manggil.Tapi Jeff terus melangkah membelakangi Rick.
“Jeff…!!”Rick berteriak lebih keras.Tapi usahanya sia-sia.Kerumunan orang-orang yang sangat ramai membuat Rick seolah-olah tak bisa bernafas.Sementara itu Jeff tampak semakin jauh meninggalkannya.Dan tiba-tiba pandangan Rick kabur.Ia hanya bisa memandang samar-samar.Ada kabut tipis di hadapannya dan ia merasa takut sekali.
Rick mengigau.Sebuah sentuhan lembut ia rasakan mendarat di pipinya.
“Hey Rick..what’s up?”Larry telah berada disampingnya.
Larry memandang dengan heran wajah adiknya yang ketakutan.Tubuh Rick berkeringat dan wajahnya tampak memerah.
“Larry!Oh my godness..aku bermimpi tadi..”Rick mengerjap-ngerjapkan kedua mata coklatnya.Rambutnya tampak acak-acakan dan basah.
“Mimpi yang seram,eh?”Larry menggeleng-gelengkan kepala.Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar adik bungsunya itu.Acak-acakan sekali.Itulah sebabnya,aku tak pernah mau berbagi kamar dengannya,pikir Larry.
“Bangunlah..Mom menunggumu untuk makan malam.Dad sebentar lagi pulang..”
Rick sudah bisa mengatur napasnya kembaliBerapa lama aku tertidur? tanyanya pada dirinya sendiri.Dengan sigap ia turun dari tempat tidur menuju kamar mandi yang berada di sebelah kamarnya.Rick masih membayangkan mimpinya tadi. Ada Jeff dimimpinya.
Di antara orang di keluarganya,Ricklah yang paling dekat dengan Jeff. Menurut Rick,Jeff sangat luar biasa.Jeff keren..tidak banyak bicara dan tidak pernah melarang atau memarahi apa yang ia lakukan.Jeff selalu mendengarkan keluh-kesahnya sebagai seorang anak laki-laki yang masih bocah (saat itu,sebelum Jeff meninggalkan rumah),menemaninya bermain kendatipun abangnya itu jarang bersuara dan kelihatan lebih banyak berpikir dan merenung dengan matanya yang gelap dan tajam.
“Aku tidak tahu dimana dia sekarang..”keluh Rick sedih.Ia membasuh wajahnya kembali.Air berhasil mendinginkan kepala dan wajahnya.
“Rick..kami menunggumu di ruang makan.Jangan berlama-lama..”
Kembali terdengar suara Larry dari luar kamar mandi.Sesaat suasana hening setelah ia mendengar langkah-langkah kaki Larry menuruni tangga menuju ruang makan.Rumah mereka memang tergolong besar dan luas.Terkadang,Rick yang selalu terlambat di ruang makan selalu berkelakar,
“Aku terlambat karena tersesat..terlalu banyak lorong di rumah ini.Seperti labirin..”
Dan tak ada satu orangpun yang tertawa mendengar ocehannya itu.
Rick mencuci kedua tangannya dan bercermin.Ia sengaja berlambat-lambat karena ia memang merasa tidak nafsu makan.
Sementara di meja makan,
“Mom..besok aku dan Ashley akan pergi jalan-jalan.Mungkin pulangnya agak larut malam.”
“Mau kemana?”tanya Mom sambil mengeluarkan daging panggang dari oven.
“Tenanglah..dia aman bersamaku.Kami hanya ingin rileks di luar..kasihan Ashley..dia tampak sedikit lebih tua sejak sering begadang larut malam.”Larry melirikku
ke arahku.Sebaiknya aku pura-pura tidak mendengar saja.
Tak lama,Dad bergabung untuk makan malam bersama.Dad adalah seorang branch manager dari sebuah bank swasta di Brooklyn.
“Mana Rick?”tanyanya.Saat itulah Rick muncul dan langsung bergabung. Wajahnya suram.
“Dia tadi mengigau,Dad..”Larry memberitahu.
“Mengigau?kau bermimpi,Nak?” Mom mengernyitkan dahinya.
“Ya Mom.”jawab Rick lirih.Rick ingin sekali membicarakan perkara mimpinya tentang Jeff.Tapi dengan cepat ia urungkan niatnya karena ia tahu itu akan merusak makan malam mereka jika ia menyebut-nyebut nama Jeff di depan Dad.
“Sudahlah.Jangan membicarakan mimpi buruk di meja makan..”selaku.
Kami menikmati makan malam dengan ditemani Sniffy yang meringkuk di pojok ruang makan menunggu jatah makan malamnya.Tak banyak yang kami bicarakan malam itu.Mengapa? karena tampak wajah mendung Rick menghiasi meja makan.Pasti dia benar-benar mengalami mimpi buruk,pikir kami.

Judul novel : Ashley : “Somebody Help me!” (Teror dari Kegelapan)

SINOPSIS

Ashley Mcgriffith memerlukan seseorang untuk membantunya menguak misteri hilangnya sang kakak,Jeff. Mengapa begitu banyak kejadian aneh memenuhi hari-harinya sesaat setelah ia bertemu dengan sang kakak? Saat terakhir kali bertemu setelah sekian lama berpisah ternyata adalah saat-saat ia harus menjalani hari-hari yang berbeda dari harinya. Kemana Jeff? Mengapa ia selalu di hantui mimpi-mimpi yang berantai sepanjang malam? Siapa gadis muda bernama Deborah yang selalu menjadi peran utama dalam mimpinya itu?
Dan..siapa penelepon misterius itu?
Tak disangka-sangka pertemuannya dengan Suziela dan surat Al-jinn yang telah mempesonanya berhasil membantunya menguak misteri itu.Dan kekuatan Al-Qur’an dan cahaya Islam ternyata jauh melebihi dari apa yang ia prediksikan selama ini……



Valentine for you, miss!


14 februari 2008 pagi...

Sehabis dari kampus ngurus keperluan micro teaching, aku nyempetin ke radio sebentar to rekaman ulang iklan ESQ for kids. Ketemu ukhti yessy, akhirnya kita berdua nangkring bentar di es teler vanda sambil ngobrol-ngobrol seputar fenomena valentine yang dari tahun ke tahun makin marak dan makin kenceng aja arusnya menggempur remaja-remaja Indonesia.

Kebetulan program mar'ah sholehah yang ukhtiy yessy bawakan pagi tadi juga mengangkat tema tentang valentine yang juga di hadiri oleh seorang ustadzah yang memiliki kafaa'ah syar'i yang baik disana. Dia bercerita, respon masyarakat bermacam macam mengenai hari Valentine. Mulai dari yang terkaget-kaget karena statement 'umat Muslim sebaiknya tidak merayakan valentine' lantas mengucapkan terima kasih karena sama sekali ngga tau ada larangan itu dalam islam, sampai yang mengkritisi ngga setuju kalo pake pelarang-pelarangan segala.


Yessy bertanya, gimana anak-anak SD kira-kira terkena virus valentine apa ngga, ya? Karena berhubung aku juga seorang guru Bahasa Inggris yang kesehariannya lengket dengan anak-anak sekolah dasar itu, mungkin lebih mengetahui hal itu.

"Hmm...sampai hari ini sejauh yang Mimi tau siy, belum terendus modus anak-anak SD tempat mimi mengajar juga ngerayain V-day..." sahutku sambil mengingat-ingat kondisi beberapa hari ini. Memang rasa-rasanya ngga ada komentar dari anak-anak didik ku yang menyebut-nyebut valentine day dan perayaannya.

Syukurlah, bisik hatiku. Jika anak-anak seusia SD saja sudah menyibukkan diri mereka dengan perayaan valentine day, entah generasi macam apa yang bisa menjadi penyejuk mata bagi orang tuanya.


Jelang siang, aku berpamitan untuk segera meluncur kembali karena jam 1 siang nanti masih ada jadwal mengajar. Sebelum kembali ke rumah, aku singgah sebentar ke sekolah. Eh..muncullah seorang gadis kecil kelas 4 SD , salah satu muridku. Namanya Shella Balbella. Muridku yang tampang imutnya melebihi aku ini (halah..) mendekatiku dengan ceria. Dengan gaya ngomongnya yang manja dan khas, dia meraih tanganku.....

"Miss mimi, udah disampein belum hadiah dari Shella buat Miss mimi?"

Aku mengernyitkan dahi. Hadiah apaan?!!

"Tadi dititipin lewat ibunya Miss Mimi...dari shella dan kawan-kawan...."

Aku makin penasaran aja. Beberapa hari yang lalu memang anak-anak ini ngotot nanyain ultahku. Dan aku hanya menjawab dengan samar-samar...wah wah bisa jadi mereka kompakan ngasih kado walo sebenarnya ultahku masih lama, di bulan mei nanti. Di perjalanan menuju rumah, terbayang-bayang kado ultah macam apa yang mereka hadiahkan untukku.

Sesampai di rumah, 5 buah kado sudah menungguku.....................

KADO VALENTINE!??

So yang mereka maksudkan tadi adalah sebentuk kado dalam rangka momen Valentine? Aku tersenyum-senyum geli sendiri....

Tapi yang paling membuat aku terkikik adalah, kado ini semuanya sama. 5 buah bros berbentuk bunga mawar yang indah. yang berbeda hanyalah warnanya saja. Dan yang membuatku kembali tertawa adalah...kado itu di lengkapi dengan secarik kertas berisikan nama-nama pengirimnya berikut kelas mereka. Ada shela 4B, Viktoria mery 4B, Ade, dll. Bahkan ada yang membeli kado itu secara patungan dan mereka menuliskan nama-nama yang patungan itu.....hehehehe...

Niy mau ngasih kado apa mau nyogok nilai sich!

wah,,PR bertambah lagi deh...gimana caranya memahamkan sejak dini kepada mereka untuk lebih banyak menyibukkan diri dengan sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat buat mereka kelak, daripada merayakan sesuatu yang bernama Valentine.

Tapi two thums up! buat mereka, karena setidaknya mereka sudah memiliki rasa berbagi kepada sesama (dalam hal ini kepada guru yang mereka cintai..hehe).

H-3 jelang 14 Februari salah seorang sohibku menghadiahiku 3 batang cokelat besar. Aku mengernyit, niy maksudnya apa! Gx ada hubunganya dengan Valentine, kan! sewotku....

Dengan enteng dia menjwab, "kagak! Mimi khan kurus..jadi dikasih coklat biar gemukan dikit.... :)

Tuh...ternyata merayakan cinta bisa kapan saja, kan! Gx harus nunggu momen 14 februari....

Tergelitik dengan komentar vokalis Drive : "Gw ngga ngerayain Valentine.....masih banyak momen-momen lain yang lebih penting untuk kita rayakan. Misalnya hari raya islam atau idul adha...jadi kenapa yang kita hebohkan justru momen-momen semacam valentine? sedangkan momen-momen penting seperti 1 muharram justru tidak kita rayakan..."

kira-kira begitu...

Yah, aku mengangguk setuju....

Selasa, 12 Februari 2008

Cinta, sukses dan kaya ( 3 men)

Cukup tergelitik dengan kisah ini...Hmm..cukup Oke dan Indah. Silahkan disimak...

love_ceweklove_cewek

Seorang wanita yang keluar rumah mendapati di halaman depan ada 3 kakek berjenggot putih dan panjang.

”Saya kira saya tidak kenal kalian. Tapi kalian pasti lapar. Silahkan masuk untuk makan malam” Kata wanita itu.

”Apakah suamimu di rumah?” tanya mereka.

”Tidak. Dia sedang keluar.” Jawab wanita itu.

”Kalau demikian kami tidak masuk,” kata mereka.

************************************************************************

Ketika hari sudah sore dan suaminya telah datang, wanita itu bercerita kepadanya tentang apa yang terjadi di rumahnya.

”beritahu mereka, aku telah datang dan mereka dipersilahkan masuk,” kata suaminya.

Wanita itupun lalu keluar untuk mengundang mereka.

”Kami tidak masuk rumah bersama-sama” jawab mereka.

”Mengapa demikian?” tanya wanita itu.

Salah seorang dari mereka berkata, ”Nama dia KAYA” katanya sambil menunjuk temannya yang lain, ”Nama dia SUKSES, dan aku sendiri bernama CINTA”

Ia kemudian melanjutkan, ”Nah, sekarang bicarakan dengan suamimu, siapa diantara kami yang akan kalian undang ke dalam rumah kalian”.

Wanita itu masuk lagi lalu menceritakan kepada suaminya pembicaraan mereka. Suaminya merasa heran, ”Wow...alangkah anehnya. Kalau demikian, marilah kita undang KAYA. Biarkan dia masuk dan mengisi rumah kita dengan kekayaan.”

Tapi istrinya tidak setuju.

”Sayang......kenapa tidak kita undang saja SUKSES?” kata istrinya.

Menantu perempuan mereka yang sejak tadi mendengarkan dari sudut rumah mengusulkan.

”Apakah tidak lebih baik jika kita mengundang CINTA? Rumah kita nanti akan dipenuhi oleh cinta...”

”Benar! Mari kita ikuti saran menantu kita,” kata sang suami. ”Panggillah CINTA untuk menjadi tamu kita!”

Sang istripun lalu keluarlah. ”Siapa diantara kalian yang bernama CINTA? Masuklah dan jadilah tamu kami..”

CINTA bangun dan berjalan ke arah rumah. Kedua orang tua yang lain bangkit mengikuti CINTA. Merasa heran, wanita itu bertanya kepada KAYA dan SUKSES.

”Aku hanya mengundang CINTA. Mengapa kalian berdua ikut masuk?”

Mereka berkata,

”Kalau kau mengundang KAYA atau SUKSES, maka dua orang dari kami akan tetap tinggal diluar. Tetapi karena kau telah mengundang CINTA, kepanapun ia pergi, kami berdua selalu mengikutinya. (Author Unknown)

berdukaberduka


Minggu, 10 Februari 2008

NYUCI KARPET YUUUK!!

Nyuci karpet?? kadang ini merupakan salah satu pekerjaan rumah yang bikin encok kambuh, karena harus menyikat, menyiram dan sejenisnya. Apalagi jika karpet berwujud permadani dengan ketebalan sekian sekian itu terkena noda. Butuh keuletan, kerja keras, kesabaran...dan tentu saja KEIKHLASAN...hehehehehe **bener ngga??**

Nah, jalan-jalan ke perempuan.com, kutemukan tips ini..belum di coba sih...tapi bagi yang berkesempatan silahkan aja di coba!

Letakkan karpet di lantai, kemudian siramlah sisi depan dan belakang karpet tersebut dengan air bersih dan mengunakan selang agar kotoran yang ada didalam karpet keluar. Keluarkan sisa air pada karpet dengan menggunakan serokan karet berwarna hitam yang biasanya digunakan untuk mendorong air dilantai.

Cucilah karpet dengan shampoo bayi. Usahakan sikat searah serat karpet agar karpet tidak rusak. Siram karpet yang sudah di cuci dengan shampoo tersebut dengan air bersih. Ulangi kembali hingga air yang keluar dari karpet berwarna bening. Setelah itu jemurlah karpet di bawah sinar matahari.


Selamat nyuci!