Minggu, 18 Januari 2009

Sapa Cinta dari Negeri Sakura

Nah, ahad 18 Januari 2008 studio 105,8 kehadiran Abu Aufa. Penulis “Sapa Cinta dari Negeri Sakura” dan “Diary Kehidupan 2”. Penulis yang bernama asli Dr।Ferry Hadari S.t, M.Eng ini hadir pada program Pena Muda. Hadir dengan si Cantik Syifa. Yang ngga sengaja kompakan ma aku nge-pink..!

Selama lebih kurang 40 menit kita berbagi kisah seputar proses kreatif Pak Ferry dalam menulis. Pengalamannya luar biasa bo! Segala apa yang beliau lihat, dengar, rasakan, beliau potretkan kembali dalam bahasa tulisan. Beberapa tulisannya di dapat melalaui judul lagu, seperti "ajari aku menjadi pejantan tangguh", "kala cinta menggoda" dll. Namun tentunya dalam persepktif yang positif. Bukan menjual cinta-cinta yang terlarang.

Kebanyakan yang ku baca sih setting-annya ketika Pak Ferry ada di Jepang। Beliau memang memperoleh gelar master dan doktornya di Tokyo of Institute Technology Japan।

Ada yang judulnya "morning" dan "b
eautiful"। Si morning adalah panggilan Pak Ferry kepada seorang anak Jepang yang ia jumpai tatkala sedang jalan-jalan pagi di Iizuka।Anak itu tidaklah sesempurna anak-anak lain karena ia menderita cacat. Namun anak itu begitu membekas dalam bagi si penulis. Mungkin si "morning" memang cacat. Tapi keramahannya kepada setiap orang menunjukkan kebeningan hatinya.

Berikut kutipan dari tulisan beliau,

"Hati yang lembut itu pula yang pernah kulihat membelai-belai seekor kucing liar dengan binar mata penuh kasih sayang, walaupun dengan koordinasi gerakan tangan yang sangat lemah"

"Dengan cacat tubuhnya, mungkin ia tak aka pernah bisa membuat origami yang indah dan beraneka ragam bentuknya। Ia mungkin harus melupakan ramainya sorak sorai tepukan dan cucuran eringat saat undoukai (pesta olahraga yang biasa dilakukan di sekolah-sekolah)। Bahkan, harus dikuburkannya impian untk menjadi pemain baseball terkenal sebagaimana sang idola, ichiro suzuki"

"Ia juga tak pernah mengenal indahnya ajaran Islam, bahkan aku yakin ia pasti tak percaya dengan adanya Tuhan। Namun, dengan melihatnya,ia bisa membuatku tersenyum karena keramahan tegur sapa dan tingkah lakunya। Bukankah banyak yang terlahir normal, namun belum tentu mau bertegur sapa dan bersikap ramah pada sesama?"

Masih banyak lagi tulisan-tulisan beliau yang begitu mencerminkan motto beliau dalam menulis " merengkuh cinta dalam buaian pena". Memang benar, menyentuh. Tanpa harus menggurui pembaca. Salut buat Pak Ferry!

Berikut beberapa foto yang sempat kita ambil selesai siaran. Ada Gilang (Penyiar cilik), dan Zafirah Asy-Syifa serta Pak Ferry. Serta wajah kucelku juga sempet nampang foto ber-dua Syifa (awalnya dia nolak..malu-malu. Akhirnya berhasil juga ngebujuk dan Tante Nia (*) yang ngambil gambar)...




1 komentar:

Anonim mengatakan...

ASS. W.W. KEREN IKUT FOTO DONG! UU-Laah.