Selasa, 22 Januari 2008

Saatnya bertanya….



Teman, pernahkah engkau merasakan kesendirian?

Kesendirian adalah salah satu hal yang paling aku takuti di dunia ini. Sejak kecil, aku tak pernah ditinggal sendiri. Asuhan nenek selalu menemani masa kecilku. Disaat tak ada ayah dan ibu di rumah, aku bermain-main dengan nenek. Walau ku tak harus bergabung dengan teman-teman tetangga seusiaku, dan hanya berputar-putar di sekeliling rumah atau halaman mungil kami, aku bahagia dan selalu tertawa. Karena ada seseorang disampingku. Seseorang yang kupercaya. Dan membuatku merasa aman.

Ketika memasuki usia 5 tahun, aku mulai memasuki Taman Kanak-Kanak. Aku ditinggal sendiri untuk bersekolah. Ditempatkan disebuah ”ruang” yang baru, dikelelilingi oleh orang-orang asing. Aku merasa jengah sekali. Aku merasa tidak aman. Aku lebih senang menyendiri dan membuang muka setiap teman-teman berlarian menuju ayunan-ayunan mungil yang bergantungan di halaman. Atau berdempet-dempetan tuk sekedar berbaris menuruni prosotan.

Waktu makan, dimana anak-anak melahap kotak makanan mereka sambil becanda ria dengan celotehan-celotehan aneh mereka, aku menekuk wajahku ke kotak makananku. Wajahku muram dalam diam. Tak kuhiraukan bualan-bualan teman satu mejaku yang bercerita (aku masih ingat namanya sampai sekarang, tapi enggan kusebutkan), ia bercerita bahwa dia tadi malam terbang bersama bangau putih. Dan setiap kotoran yang ia sentuh, bisa berubah menjadi emas.Begitulah. Kami duduk sekitar 5-6 orang di sebuah meja segi empat. Tiap-tiap orang menikmati sajian bekal makanan mereka. Dan seingatku, tak pernah aku menghabiskan bekalku yang sudah disiapkan ibu. Aku tak berselera untuk makan. Lagi-lagi aku merasa sendirian. Aku merasa tidak aman.

Ketika aku pindah SD, lagi-lagi aku harus berpisah dengan ibu (Ibu mengajar di Sekolah tempat aku belajar. Jadi aku pulang-pergi dengan ibu..selalu bersama...). Karena aku pindah di SD dekat rumah, waktu itu aku kelas 3 SD dan masuk siang, terkadang ibu hanya bisa mengantar kemudian pulang kerumah. Lagi-lagi aku masuk ke tempat asing yang tak kusuka. Walau masa itu teman-temanku menyambut antusias kehadiranku disana sebagai murid baru (mereka menuliskan besar-besar namaku di papan tulis, dan menambahnya lagi dengan sebuah kalimat : bidadari yang turun dari taksi. Tentu saja itu adalah sebuah pujian). Namun tetap saja aku merasa takut menghadapi mereka. Aku merasa tidak aman.

Mungkin itu adalah sedikit memoriku yang masih terendap dalam alam bawah sadarku. Betapa pemalu dan malasnya aku untuk bergaul di masa kecilku. Karena aku tak ingin mendekat kepada orang-orang yang asing dan tak meyakinkan untuk bisa melindungiku. Tapi bukan berarti aku tak punya teman sama sekali pada masa itu. Tentu ada.......

Yah, hanya ingin sedikit berbagi. Kesendirian memang menjengkelkan. Ia dekat dengan sepi dan kekosongan.

Tapi bukan berarti kesendirian selamanya membunuh kita. Kesendirian juga mampu melahirkan inspirasi-inspirasi positif.....Salah satunya, ya dengan menghasilkan tulisan. Dimana suasana hati kita sedang berada dalam ketenangan standar. Atau biasanya sisi melko (melankolis) kita sedang mencuat ke permukaan.

Seperti saat ini, kesendirian itu menyeruak lagi. Ada rasa sedih memang...tetapi ternyata kesendirian itu adalah teman. Tidak selamanya menjadi ”musuh”. Tergantung lagi cara kita untuk berdamai dengannya....

Terkadang ternyata saat-saat kesendirian adalah saat-saat yang paling indah untuk kita raih momennya...Berkhalwat dengan Allah...bermunajat kepada Allah. Dalam rintihan tahajjud.....sungguh indah...tak ada yang bisa menandingi keindahan ini..

Teringat taujih dari seorang teman : Seorang generasi robbani, tak akan pernah merasa sendirian. Karena ia tau, ada Allah yang menemaninya.

Teman........

Aku sadar sekarang..ternyata yang paling menakutkan di dunia ini bukanlah kesendirian yang seperti selama ini kutakutkan ; aku merasa tak aman karena tak ada orang lain disisiku.

Tapi... kesendirian yang paling menakutkan itu adalah...ketika Allah meninggalkan kita. Tak menyisakan sedikitpun cinta-Nya pada diri kita. Itulah musibah dunia kita. Musibah akhirat pula.

Akhirnya, saatnya bertanya. Pernahkah kau merasakan kesendirian?

Kau punya jawabannya...

Tidak ada komentar: