Selasa, 15 Februari 2011

Ayoo semangat, mang!

Nii cerita saya dua hari lalu..tepatnya hari Ahad tanggal 13 Februari 2011. Kayak biasa kalo siang saya ada jadwal siaran I LOVE BOOK (13.00-14.00) di salah satu Radio Dakwah di Kota Pontianak 105,8 FM ( heheh promosi lok sikit). Kayak biasaa...sbagai manusia biasa..hihi..jam-jam segitu kalo perut belum di isi, pasti akan terjadi sebuah pergejolakan yang menuntut perbaikan. Dalam istilah yang lebih sederhana : aku lapar, dan aku butuh makan.


Heheheh..gitu lah kira-kira...
Disebelahku ada Akh Hanafi "Susis" si Operator. "Fi....mo pesan ndak, nasgor mamang?" tanyaku....Blom ada sinyal positif karena kebingungannya, akhirnya aku langsung aja menghubungi si mamang Nasgor. Biasanya kita disini pesen delivery...cieeeeee sok sok sibuk..haha



Agak lama kook ngga tersambung-sambung yach?? dua kali aku cobe menelepon si Mamang, tapi ngga ada yang ngangkat. "Eh..mungkin Mamang lagi sibuk masak kali..banyak pembeli.." pikirku. Aku enggan menghubungi lagi. Takut nge-ganggu. Hihihihihi
AKhirnya kuputuskan (Seperti biasa) untuk menunda makan siangku menjadi makan sore, yakni pada pukuyl 17.00 nanti. Ehh ternyata tak lama hp berbunyi ..si mamang me-miscol..eh??

Akhirnyaa...aku menelepon dia kembali..


"Assalamu'alaykum..Haloooo Mang! Ni dengan Mimi Radio Mu********. Pesen nasgor ye Mang!"

Die jawab "Waduh dek..tendanya sudah ndak ada".

Saye tanya agik lah, "Ehh ngape pulak?".

Dia jawab agik, "Soalnye saye kena gusur dek..." .

Owowow. Siann mamang itu..Melayang sikit pikiran neh.....Ade kembalian Mimi seribu rupiah belom dibalikin me die dua minggu lalu.. hihihi...
*sadis dot net*



Gitulah ye ..kasian nasib orang kecil nih. Yee Mimi juga ngga tau amat gimane sebenarnye hitung-hitung maslahat mudharatnye. Mungkin pihak2 terkait juga punye alasan yang baik mengapa mereka tuu menggusur para penjual yang ada di wilayah tersebut. Tapi dari mata wam mimi nih, Mimi justru bersyukur orang-orang tersebut ada, karena ini berarti mereka membuka lahan kerja dan mengurangi persentase pengangguran yang ada. Bayangkan...kriminalitas juga bisa menurun, ye ndak sihh?

Tapi yang bise Mimi lakukan saat ni
yah hanya mendoakan mereka agar dengan ade hal-hal kayak gini, mereka justru lebih taft , lebih kuat lagi dalam menghadapi asam garam hidup. ye ndak sii???

Yah...moga aja mereka bisa kembali berjualan lagi. Dengan demikian mereka bisa kembali menyambung hidup dan berkarya.... Ayoo semangat mbak dan Mamaaangg!!!

Kamis, 21 Oktober 2010

Dera waktu. Dera nyawa

Pundi pundi waktu tak layak bertaburan disini.. Saat selancar hari berhembus dalam awalnya yang pelan....
kemudian ia melaju kencang..

Gelap!

Sepotong tulang ini semakin memutih..
Bola mata mengembun..

Nanar merintih,
mengingat uban menjadi petaka sbg simbol senjanya diri. . .




Andai kereta mentari bisa ditarik ulur, wahai pencipta..
Izinkan kami merangkak dalam harap. . .
Kembalilah sayap waktu, jangan terkepak menjauh dan mematikan hasrat ...


Kini siapa yang bodoh?
Siapa yang lalai?
Siapa yg merugi?
Siapa yang dibunuh zaman?


Kasihannya engkau wahai diri..


Pundi-pundi waktu tak layak berceceran disini..

Ia selamat ditangan si bijak berilmu...

Ia hidup di hati manusia-manusia pedzikir..
Yang membariskan waktu dalam hitungan..


Saat sejuta didera waktu, didera nyawa..
Kuharap aku bisa menjadi salah satu.. Dari si bijak berilmu itu

"Seonggok" ibu tua tergeletak di atas pick up

Siang tadi kulalui dengan terik. Arah tak begitu pasti kulalui bersama kuda besiku..Walhasil. Sebuah pasar terlewati jua. Pasar. Ya,pasar. Sarang manusia berbaur dgn dedaunan,dedaging2an,bebuahan dan ragam jenis kelontong dipadu dgn aneka benda-benda kemasyarakatan lainnya.

Untuk seharusnya,aku nyaris bosan dengan bingar yang tertebar. Sebagaimana bosannya debu jalanan yang menempel di aspal jl.Hasanuddin Pontianak ; mereka menempel , entah di jalan, ban2 kendaraan, ataukah kadang terbang ditiup angin. Tak ada yg begitu peduli, selain sang pengatur jagad raya beserta bala tentaranya.

Tapi ternyata engganku terhadap cuaca panas dan suasana sesak, musnah lebur. Sesaat, ketika terhitung 1 scene dalam timing sekitar 20 detik, melintas lewat. Menyapu ekor mataku.. Apa yang terlihat??

Jelas menyala, di mobil bak terbuka tanpa payung, tenda atau apapun -untuk menghalau terik matahari khatulistiwa-, , 4 sosok manusia terlihat disana. 2 anak kecil yang merapat bersandar degan wajah pias. Dan tak kalah pias, seorang bapak,tampak memangku kepala seorang ibu tua yg tampak tengah sakratul maut..disana!! Di mobil pick up tak ber-peneduh itu. Mulut ibu itu menganga, bernafas sepetak-sepetak. Seolah ingin segera mati saja. Sementara bapak yg kuperkirakan sebagai anaknya, terus memegangi kepala ibu tua tsb, dan mendekap tubuhnya dgn galau yg nyata. Otak ku berputar. Mataku bergantian melihat 4 sosok diatas pick up itu.

"mau di bwa ke Rumah Sakit mana?? Sakit apa?? Bpk bwa uang,tidak?? RS mana yg meng-gratiskan pengobatan buat org miskin??". Hatiku hancur. Semoga tadi hanyalah pertanyaan2 bodoh orang yg apatis saja. Semoga!

Tak dpt kubayangkan..mungkin saja sebelum ini, keluarga mereka begitu kesulitan mendapatkan tumpangan untuk membawa sang nenek ke Rumah Sakit. Mungkin keluarga ini harus mengiba, atau merogoh sedikit rupiah yg ia punya?? Akh. Smg tidak!!

Dipenghujung malam ini, aku ingin mengucpkan. Dimanapun bapak dan nenek itu berada sekarang. Semoga Allah yang Maha Pemurah. Melapangkan urusan kalian sekeluarga. Dilimpahi rezeki yg tak terduga, dan kesehatan untuk semuanya...cepat sembuh, nek ... :,-)

*O1.29 pagi. 8 september 2010-mimi chatz-

Rabu, 20 Oktober 2010

Siapa sih yang tak butuh Tuhan?


::Kita adalah salah satu dari spesies yg berdiam di nenek moyang yg kita sebut bumi.. Selama kita masih menjunjung tinggi nilai-nilai moral, memiliki keyakinan (mgkn mksudnya agama),maka kita mampu untuk terus bertahan hidup::

kira-kira begitulah pesan yang muncul di layar,dari sebuah film yg ditayangkan di Global Tv waktu sahur tadi (karena telat nontonnya,aku ngga tau judulnya).

Secara garis besar, film tsb menceritakan tentang kekacauan dan kegemparan Rakyat Amerika akan gempa (aku g tw crita awalnya, soalnya ntn di pertengahan). Presiden dan segenap jajaran2 orang2 tercerdas pemerintahan mengerahkan kekuatan terbaiknya untuk menyelamatkan Rakyatnya.

Kucermati. Pesan moral yg membekas bagiku dari film tsb ckup banyak. Adegan Dr.Nolan, yg mengorbankan dirinya demi meledakkan sebuah misil, cukup menyentuh. Misil yg seharusnya berada sekian meter di bawah permukaan tanah, dikisahkan gagal krna s4 tjd gempa sebelum ia benar2 berada di permukaan bumi yg tepat. Akibatnya, akan menggagalkan proses penyelamatan rakyat. Dr.Nolan, mengambil inisiatif untuk meledakkan misil secara manual krna kabel yg terputus. Yg menarik bagiku, pada saat ia sudah mengorbankan dirinya di curam kematian demi rakyatnya. Malang, sebuah gempa susulan membuatnya terjebak,ditindih oleh misil shnga ia gagal menekan tombol peledak. Aku berpikir. Luar biasa. Gagal menjalankan misi, padahal sudah berkorban nyawa sendiri? Kalau gagal, berarti sia-sia usahanya? Toh mati juga.. Nah. Betapa besar peran keikhlasan disini. Bayangkan, kau dalam beberapa menit akan mati, padahal tadinya berniat menyelamatkan banyak orang; Engkau mati dlm kegagalan. Hah! Masya Allah. Ikhlas. Bkn krna ingin dipuji. Tp karenaNya saja. Bukankah Allah melihat niat dan proses?bukan hasil?

Adegan lain yg bagus sekali pd film tadi adalah, scene pada saat California di hantam gempa 10 S.R. Air dengan gelombang besar mengejar manusia-manusia yg tadinya dievakuasi.ALLAHU AKBAR. Teringat gambaran Al-quran tentang kiamat,dimana bahkan bayi yg tengah menyusu ke ibunya,sampai terlepas! Entah tentu kiamat nanti akan jauh lbh dahsyat kegoncangannya. Nah. Pada adegan ini, beberapa tokoh yg tadinya pernah mengumpat peristiwa dgn mengatakan "shit" atau sial, tatkala maut di hadapan nya, terlontarlah di mulut mereka, "oh my God", Ya Tuhan. Bahkan mr.President yg awalnya tegas, tegar dalam mengomandoi staf-staf gdung putihnya, saat menyaksikan sbgn Rakyatnya lenyap dr permukaan bumi, terpekur lemah,pasrah seraya berucap, "GOD, help us. . .". TUHAN, tolong kami. . .

Lantas? Ah. Terpekur hati ini. Masih banyak diantara kita yang terang2an menentang alam dan penciptaNya. Padahal, dalam waktu 1 detik, Allah bisa menghancurkan kita dan alam raya.. :Sejenak diri saya bergidik:

siapa yg tak butuh Tuhan? Saya ulang lg, siapa yg selama ini bertingkah seakan tak butuh TUHAN? YA Allah, mg bukan saya. Banyak diantara kita yang trkdg dgn ringan nya, memperolok-olok Syurga, Neraka, bencana, azab, agama. Na'udzubilLah. Padahal siapa kita? Kita tidak se super power fir'aun dan Namrud, atau se kaya Qarun. Bhkan mereka hidup di era Nabi2 yg nyata kesholehannya. Bygkan,teman! Untuk Mereka saja, mudah bg Allah untk mengazabnya! Apatah lg KITA? Smoga kita tergolong hamba-hamba yg waspada. Waspada thd dosa dan khilaf. Sebuah teguran untuk saya pribadi. Di penghujung Ramadhan. 27 Ramadhan 1431 H. Maaf lahir batin . . . (mimi chatz)

Senin, 09 Agustus 2010

Fakta-fakta unik Doremon dkk


Kok kuning? Well keep reading ..

1. Berat: 129.3 kg (285 lbs), tinggi 129.3 cm (4'3"). Max. Running Speed 129.3 km/h (80.3 mph) ketika ketakutan dan mampu melompat setinggi 129.3 cm (4.242 ft) ketika merasa terancam. Maximum Output: 129.3 Hp

2. Warna asli: Kuning. Namun ketika seekor tikus memakan kupingnya, Doraemon menjadi sangat terpukul dan minum sebuah ramuan yang menyebabkan warnanya berubah biru (Biru=warna kesedihan/muram)

3. Hal itu juga yang menyebabkan Doraemon sangat takut tikus

4. Termasuk produk gagal, karena kumisnya yang seharusnya berfungsi sebagai radar tidak berfungsi. Karena itu pula prestasinya jelek di sekolah robot dan ketika lulus g ada yang pengen membelinya. Namun, Sewashi, cicit Nobita akhirnya membelinya dan mengirimkannya ke masa Nobita.

5. Cara mematikan Doraemon: Tarik buntutnya (yang ada bolanya merah itu lo)

6. Dinobatkan menjadi "Heroes of Asia" di majalah Time Asia, September 2002. Mengungguli Hidetoshi Nakata, Iwan Fals, Aung Suu Kyi bahkan Jackie Chan

7.Ternyata sebelumnya ia punya pacar loh, namanya Noramyako. Tapi diputusin karena Doraemon terlalu pendek . Nih si doi


Spoiler for Nobita:


Nobita adalah anak yang bodoh, ceroboh, tidak bisa olahraga, penakut, pemalas, dst (lanjutkan sendiri gan), namun...
1. Memiliki bakat yang sangat hebat, seperti jago menembak (bukan cewek, menembak sungguhan) yang sangat akurat. Pintar membuat bentuk dari karet. Dan, memiliki rekor dapat tertidur dalam waktu kurang dari 1 detik ga guna banged bakatnya...
2. Ternyata ia mewarisi bakat bodoh dalam pelajarannya dari ayahnya, dan bakat ceroboh dan tidak bisa olahraga dari ibunya. Apes banged bakat jeleknya nurun semua
3. Kalau Doraemon tidak datang, dia akan menjadi istrinya adiknya Jaian.
4. Sekarang ia memang sering diganggu oleh Giant dan Suneo, namun di masa depan, anaknya Nobita-lah yang justru mengganggu anaknya Giant dan Suneo

Spoiler for Shizuka:


Gadis cantik, periang dan juga pintar.
1. Mandi beberapa kali (lebih dari 3 kali) sehari! Saking sukanya mandi, kalau disuruh memilih makan atau mandi, pasti milih mandi.
2. Sering terlihat les piano. Namun sebenarnya ia tidak suka main piano. Ia lebih suka main biola. Tapi hasil suara permainan biolanya tidak kalah jelek dari suara nyanyian Jaian
3. Makanan favorit: 3rd Cheese Cake 2nd Sushi 1st Ubi Bakar?
4. Menikah dengan Nobita karena kedatangan Doraemon. Nobita=lucky bastard

Spoiler for Jaian:

Kalo Jaian Dewasa=

Mama Papa Jaian buat yang jarang lihat mereka:

1. Nama asli: Takeshi Gouda. Dipanggil Jaian karena badanya yang besar.
2. Adiknya bernama Jaiko. Adalah plesetan dari julukan kakaknya, Jaian. "ko" dari bahasa jepang artinya kecil. Maksudnya Jaiko=Jai yang masih kecil
3. Tidak ada yang ditakuti di dunia ini, kecuali Ibunya
4. Siksaan terparah Jaian kepada temannya: memaksa temannya mendengarkan konsernya yang 3 jam non stop

Spoiler for Suneo:


Bapaknya Suneo:

1. Ternyata sangat Narsis: Sering berlama-lama di depan cermin sambil mengagumi ketampanannya
2. Ternyata ngompolan: Masih pake popok kalau tidur, padahal dah kelas 4
3. Ternyata sangat tersinggung kalau diejek: si pendek
4. Ternyata berbakat dalam hal designing (baju terutama)

Spoiler for Dorami:


eh salah ding

1. Bersaudara dengan doraemon karena ternyata mereka dalam pembuatannya memakai oli dari kaleng yang sama. (bukan pertalian darah tapi pertalian oli )
2. Kalau kakaknya takut pada tikus, dorami takut pada kecoa
3. Kalau kakaknya suka dorayaki, dorami suka melonbread
4. Jauh jauh JAUH lebih kuat dari Doraemon. Maximum Output: kurang lebih 10.000 Hp, bandingkan doraemon yang ga sampe 130 Hp

Spoiler for Ibu Nobita:


masa kecilnya:

Namanya Tamako Nobi, nama gadis Tamako Kataoka
1. Saat kecil sangat ceroboh, mirip dengan Nobita. Namun ketika dewasa ia menjadi ibu yang baik.
2. Kalau musim panas melarang Nobita maen keluar rumah, tapi kalo musim salju malah menyuruh anaknya main di luar. Gimana sih
3. Sangat tidak suka binatang.

Spoiler for Ayah Nobita:


Nama asli: Nobisuke Nobi
1. Sangat mirip dengan Nobita pada saat kecil, tapi pada saat dewasa wajahnya jadi mirip Pak SBY kok?

2. Perokok dan pemabuk berat...
3. Berkali-kali gagal tes mengemudi sampai akhirnya Doraemon meminjamkan alat simulasi menyetir
4. Ayahnya (kakek Nobita) sangat galak kepadanya. Karena itulah Nobisuke selalu mencoba menghibur Nobita setelah dimarahi ibunya karena merasa perasaan Nobita mirip dengan yang dirasakannya saat kecil

artikel ini Mimi copast dari :

http://tebar-ilmu.blogspot.com/2010/08/fakta-unik-dan-aneh-tentang-kartun.html


Sabtu, 24 Juli 2010

Renungan: Bisakah "rahasia" ini kita terapkan untuk memajukan Indonesia dan anak-anak kita? Tentu saja!

Teringat untaian semangat dari Pak Rhenald Kasali saat di Kick Andy
edisi Jumat 16 Juli 2010, saat mengatakan belajar di Amerika itu jauh
lebih mudah drpd di Indonesia.


Dan ternyata tulisan berikut ini versi lengkapnya dari pernyataan Pak Prof Rhenald, saat berkaca dari pengalaman anaknya. Semoga bermanfaat bagi kita semua, para pendidik peradaban. Untuk teman, saudara, lingkungan maupun anak2 kita semua.


LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. * Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. *


Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah. Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?" "Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.* *Budaya Menghukum *


Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya.Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
"Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anakanaknya dididik di sini,"lanjutnya. "Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai.Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! " Dia pun melanjutkan argumentasinya.

"Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun, untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai "A", dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian. *

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap, seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel.

Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal. Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti." Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna),tetapi saya mengatakan "gurunya salah". Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

*Melahirkan Kehebatan *

Bisakah kita mencetak orang orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah. Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.*
Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*) *

*RHENALD KASALI *

*Ketua Program MM UI*


*mimi copast dari note : http://www.facebook.com/notes/joe-ion/renungan-inilah-cara-amerika-memajukan-pendidikannya/452117206410

Kamis, 20 Mei 2010

Mengapa di foto Einstein menjulurkan lidah?

Mungkin Anda sering melihat foto Albert Einstein yang satu ini. Einstein menjulurkan lidah yang mudah kita temui di cover majalah, poster dan kaos. Foto tersebut diambil oleh fotografer (Arthur Sasse) pada 14 Mar 1951 di Princeton pada acara ulang tahun ke 72.

Foto yang lengkap (aslinya) adalah Einstein sedang duduk di kursi belakang mobil bersama Dr Fank Aydelotte dan istrinya.


Mengapa Einstein menjulurkan lidah? Yah, inilah pertanyaan banyak orang mengenai foto tersebut. Sebagian orang menganggap bahwa agar genius, maka kita harus mengeluarkan lidah dengan rambut yang acak-acakan. Hm…hanya mitos..

Sebenarnya pada saat itu, Albert Einstein dan Aydelotte baru saja pulang dari acara penghargaan Einstein. Meskipun Einstein sudah duduk di kursi mobil, masih saja reporter dan fotografer mengejar dia. Para wartawan berusaha menahan Einstein, dan Einstein berteriak : “Ini cukup. Ini cukup!”.

Namun dasar wartawan, tetap saja mengajukan pertanyaan dan para fotografer terus mengambil gambarnya bersama kerabatnya. Ketika wartawan meminta kesediaan Einstein untuk mengabadikan foto ulang tahunnya, akhirnya iapun menjadi letih dan kesal, lalu ia menjulurkan lidahnya, dengan nada mengejek. Pada saat itu, Arthur Sasse sempat mengabadikan foto Einstein tersebut.


Meskipun demikian, Einstein sangat menyukai foto itu. Ia memotong foto tersebut, sehingga hanya tampak dia sendiri (tanpa memunculkan Aydelotte dan istrinya). Einsteinpun memperbanyak foto tersebut dan mengirim ke teman-temannya.

bagi yang berkenan mohon kirim dan rate
tapi jangan yaa
ane udah search, kayaknya ga

sumber : http://nusantaranews.wordpress.com/2...enjulur-lidah/

UPDATE!
setelah ane nyari2 di google, akhirnya ketemu nih foto aslinya
Spoiler for :

yang botak sebelah kanan itu yang namanya Aydelotte




Rabu, 12 Mei 2010

Perbedaan Cinta Antara Pria dan Wanita

Saya pernah membaca mengenai artikel yang menurut saya benar-benar perlu kita pertimbangkan dalam memilih pasangan hidup kita. Artikel ini menggugah pandangan saya dalam memilih dan memutuskan pasangan hidup. Saya beruntung membaca artikel ini, dan saya mau berbagi dengan Saudara semua mengenai artikel ini. Semoga memberikan berkat juga untuk Saudara semua.

Cerita ini dibuat oleh seorang pria : Adik wanita saya jatuh cinta pada seorang pria. Sayangnya pria ini mencintai wanita lain, dan tidak berminat pada adik wanita saya, padahal adik saya cukup cantik, pandai dan baik. Adik saya berusaha menarik pria (A) tersebut dengan memberi perhatian, terkadang memasak untuk dia, dan lainnya. Tapi pria ini tetap tidak bergeming.


Pada saat yang bersamaan, ada pria mencintainya.
Adik saya tidak tertarik dengan pria ini (B). B tidak peduli, dia tetap memberikan perhatian, mau mendengarkan, memberikan hadiah-hadiah seperti bunga, coklat, dll. Sebetulnya ada wanita lain yang mengejar pria B, tapi sayangnya si pria B tidak bergeming. Matanya hanya melihat adik saya. Karena itulah, akhirnya adik saya memutuskan untuk menikah dengan pria B.

Setelah pernikahan, mereka dikarunia beberapa anak, dan adik saya makin lama makin bahagia.
Suaminya selalu menempatkan dia pada urutan nomor satu, memberikan hadiah-hadiah dan kejuta-kejutan manis, memasak untuk dia, selalu ada sebagai tempat curahan, memberikan kebutuhan adik saya lahir dan batin. Tentunya sebagai wanita, adik saya menjadi jatuh cinta dan semakin cinta dengan pria tersebut.

Cerita kedua
adalah teman wanita saya. Dia mencintai seorang pria (C). Pria C ini sangat ganteng. Banyak menarik perhatian wanita, termasuk teman wanita saya. Dia mengejar pria ini tanpa mengenal lelah, memberikan perhatian, berkunjung ke rumah pria tersebut, bergaul dengan teman-temannya. Tapi pria C tidak mencintai teman wanita saya, dia mencintai wanita lain.

Karena satu dan lain hal, akhirnya teman wanita saya berhasil menikah dengan pria C, walaupun pria ini tidak mencintai dia. Dia memiliki pria ini sekarang. Setelah pernikahan, wanita ini bertambah kurus, mukanya tidak berseri, dan selalu terlihat tertekan. Dalam pernikahannya, pria C tidak pernah memberikan perhatian, terkadang pulang malam, dan mempunyai wanita lain dalam pernikahan.

Kehidupan pernikahannya tidak bahagia. Dia mencoba dengan menambahkan anak, tetap pria C ini tidak peduli setelah mereka mempunyai lebih banyak anak. Hati dan pikiran pria ini selalu pada wanita lain, wanita yang dicintainya.


Kesimpulan yang saya dapat dari cerita ini adalah Pria adalah mahkluk yang berinisiatif dalam percintaan, pria suka mengejar, dan mendapatkan.

Sedangkan wanita adalah mahkluk yang bisa belajar untuk jatuh cinta atau bisa jatuh cinta kemudian apabila diperlakukan dengan baik dan penuh cinta.
Jadi dalam pernikahan idealnya memang kedua pihak saling mencintai.

Tapi jika tidak, alangkah baiknya jika pria yang mencintai terlebih dahulu, karena cinta seorang pria tidak bisa dibangun. Dan jika pria mencintai seorang wanita, percayalah memang dia akan menempatkan wanita tersebut seperti ratunya, berusaha memberikan yang terbaik dan selalu berusaha membahagiakan wanita tersebut.

Sebagai wanita, ingatlah untuk memilih pria yang mencintai kita. Tentunya setidak menariknya seorang wanita, pasti setidaknya da seorang pria pernah menyatakan suka pada wanita tersebut.

(nemu di kaskus : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3584433)




Minggu, 02 Mei 2010

Proklamasi Kemerdekaan Diri

PROKLAMASI KEMERDEKAAN DIRI

Bismillahirrahmaanirrahim

Saya, Harmi Cahyani

dengan ini menyatakan kemerdekaan diri dengan sebenar-benarnya

Hal-hal mengenai kemalasan, ketidakpercayaan diri, dan kelemahan
akan dihapusan dalam tempoe yang sesingkat-singkatnya


Atas nama pimpinan Al-Muezza Islamic Boarding School

Prof.Dr.Hj.Harmi Cahyani,S.pd.ing, M.TESOL



(inspired by Setia Furqon Khalid's book)