Kamis, 21 Oktober 2010

Dera waktu. Dera nyawa

Pundi pundi waktu tak layak bertaburan disini.. Saat selancar hari berhembus dalam awalnya yang pelan....
kemudian ia melaju kencang..

Gelap!

Sepotong tulang ini semakin memutih..
Bola mata mengembun..

Nanar merintih,
mengingat uban menjadi petaka sbg simbol senjanya diri. . .




Andai kereta mentari bisa ditarik ulur, wahai pencipta..
Izinkan kami merangkak dalam harap. . .
Kembalilah sayap waktu, jangan terkepak menjauh dan mematikan hasrat ...


Kini siapa yang bodoh?
Siapa yang lalai?
Siapa yg merugi?
Siapa yang dibunuh zaman?


Kasihannya engkau wahai diri..


Pundi-pundi waktu tak layak berceceran disini..

Ia selamat ditangan si bijak berilmu...

Ia hidup di hati manusia-manusia pedzikir..
Yang membariskan waktu dalam hitungan..


Saat sejuta didera waktu, didera nyawa..
Kuharap aku bisa menjadi salah satu.. Dari si bijak berilmu itu

1 komentar:

Asep Haryono mengatakan...

Ass wrwb.
Pakabar? mudah mudahan sehat aja dan dalam lindungan Allah SWT. Blognya terakhri apdet Agustus 2010. Ditunggu loh tulisannya