Selasa, 13 Januari 2009

TERLALU AKRAB DENGAN KEBIADABAN


-Tuhan Tahu, tapi Menunggu! (Leo tolstoy)-


Pagi hari ini kembali kusimak begitu banyak kebiadaban yang dilakukan manusia-manusia tak berhati. Belum lagi bisa bernafas lega menyaksikan kebiadaban Bani israil di Gaza, Palestina. Kembali sebuah berita yang muncul dari bangsa sendiri, terlihat di layar kaca. Ramli Sembiring, warga Binjai Sumatera Utara kali ini yang menorehkan berita.


Mungkin memang benar, orang miskin dilarang sakit! Hanya orang-orang kaya yang boleh ke dokter. Lihatlah laki-laki muda yang tengah menahan sakit di tangannya akibat bacokan itu. Sebuah kebiadaban ditunjukkan oleh Petugas Rumah Sakit kepada pasiennya. Ramli di borgol selama 5 hari di tempat tidur. Sampai ia harus buang air kecil dan besar di tempat tidur. Pasalnya, warga miskin ini tak sanggup untuk membayar biaya Rumah Sakit yang terasa ’membacok’ ulu hatinya. Ya, uang senilai Rp 6.950.000 tentunya begitu menggigilkan mentalnya selaku orang miskin. Dan ketidakberadaban Petugas Rumah sakit itu hanya ditengarai oleh sebuah alasan : takut si pasien melarikan diri karena tidak bisa membayar. BIADAB!


Tak lama berselang, masih di layar kaca. Muncul gambar sekelompok wanita-wanita Timika Papua yang bentrok dengan aparat. Apa pasal? Mereka yang gagah berani itu awalnya kesal dengan peredaran MIRAS di lingkungan mereka. Wanita-wanita ini tak tahan dengan kriminalitas yang semakin meninggi terutama terhadap kaum wanita akibat pemabuk-pemabuk yang terkendali oleh minuman haram itu. Karena kebiadaban ini sudah sampai pada puncaknya, akhirnya dengan sangat terpaksa kaum wanitalah yang harus menanganinya. Mereka beramai-ramai turun ke jalan, melempari tempat-tempat penjualan Miras bahkan sudah ada yang bersiap dengan minyak tanah untuk membakar.

”Kalau memang kita diam, siapa yang mau turun? Pejabat-pejabat, Bupati, Anggota DPRD tak ada yang mau peduli dan dengar! Jadi kitalah yang terpaksa turun! Sedangkan pembunuhan-pembunuhan terus terjadi di sekeliling kami” seru seorang wanita berambut kribo dengan tegas. Tak lama, kusaksikan di sana , para wanita yang ber-nahi munkar itu ramai-ramai digiring aparat ke mobil polisi. BIADAB!


Masih mengurut dada. Tak lama muncul berita dari Jombang. Polisi salah tangkap, salah tuduh terhadap Toni Hidayat yang dianggap Bandar Judi Togel. Di tangkap, kemudian terjadilah penyiksaan terhadap Toni. Namanya juga polisi. Berbuat salah tak kan mau mengakui. Manusia tak berdosa sudah babak belur, dengan mudahnya mereka hanya beralasan terjadi human error. BIADAB!


Kita terlalu akrab dengan kebiadaban! Raungku. Menoleh ke kiri, kanan, depan, belakang. Begitu banyak kebiadaban yang terjadi. Sekarang saya minta pada anda. Untuk mengintai kebiadaban-kebiadaban itu. Saya yakin begitu banyak yang akan anda temukan.


Mungkin kita tak takut lagi dengan eksistensi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang Maha pedih siksa-Nya. Kita begitu mudahnya melupakan kebiadaban, melupakan dosa! Na’udzubillahi min dzalik.
”Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata : ”Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”
(Q.S An-naba : 40)


Rabu, 14 Januari 2009 / 17 Muharram 1430 H

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Sabar mImie, esok akan ada lagi kebiadaban lagi mohon di irit-irit kata biadab.
Biadab sekarang dan biadab yang akan datang itu lebih rapi dan tersistem.
Aku ikut Mimie mereka memang oknum-oknum yang biadab.

B!nT@nG mengatakan...

Wisssssss jadi tambah panas nih nia, memang dunia semakin tua...

(*)