Minggu, 11 Januari 2009

Si Biru Jadul


“Aq khawatir buku jadulku tak berkesan buat di baca, berbanding terbalik dgn aq yang tengah nikmati karya Andrea Hirata! Insya Allah sabtu aku balikin”

Tadi malam seorang teman mengirimkan sms ini padaku. Sebutlah ia si M. Critanya, kita tukeran bacaan (jadi book-partnership sekarang..hehehe). Dia menawariku buku ”Proses Kreatif Mengapa dan Bagaimana Saya mengarang” yang ditulis oleh para pengarang nasional, mulai dari Sutan takdir Alisjahbana sampai Putu Wijaya. Sebagai balas jasa, kutawari juga temanku itu buku Maryamah Karpov ku yang juga baru dibalikin oleh Nia bintang (*) dan di taruh di ruang kerja M.

Sori kawan, sebelum sms mu kuterima, aku bener-bener lupa jika buku mu itu sudah 2 hari tersimpan manis di tas backpack ku. Secara aku kadang gonta-ganti tas. Alhamdulillah begitu smsmu kudapat, langsung ku cek buku biru itu. Memang saat kuambil di radio, kutak terlalu memperhatikan jasadiahnya. Sempat tak kumengerti juga definisi ”jadul” yang kau utarakan. Saat kuteliti lagi ternyata memang buku itu secara kelahirannya lebih tua dari usiaku. Foto-foto pengarang disitu juga sempat membuatku tersenyum simetris barang 10 detikan, karena masih bergambarkan N.H dini dan Arswendo ”tempoe doeleo”.

Tampilan jadul ternyata tak memudarkan eksotika isi dari buku tersebut. Saat kubaca secara acak, mataku tertancap ke tulisan Trisnoyuwono. Menarik! Teriakku. Beberapa hal yang kuanggap menarik nantinya akan kukutip di blogku ini. Namun ada juga yang cukup menggelitik, yakni catatan kaki si editor, pamusuk Eneste. Dia menuliskan di bawah judul ”Mengapa Aku Mengarang” milik Trisnoyuwono dengan 2 baris kalimat, ”Karangan ini ditulis oleh Trisnoyuwono tahun 1960 khusus untuk kaum remaja; bukan atas keinginannya sendiri, melainkan karena ”dipaksa’”. Hehe

Sesaat lagi akan kuselami buku jadul biru ini. Maap Mudt...kau sudah kukirimkan sms kan, kawan?. Mungkin buku ni cukup lama untuk bersarang di tanganku.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Dari nama2 yg tercantum disitu, buku itu memang berbobot. Sangat mewakili jamannya. Pinjam dong. Hehehe...

Anonim mengatakan...

Mimie ilmu dari buku pinjaman memang lebih asyik nyerapnya, karena bakalan tak dapat baca ulang ya nggak? ayo mii semangat bacamu tularkan tuh pada sobat kita yang sukanya tidur melulu.