Sabtu, 03 Januari 2009

Potret kala hujan

Jam 07.00. Ahad pagi. Hujan lebat mengguyur kota Pontianak. Deras. Dingin. Hujan tak memandang sebaris anak kecil yang kutemukan di pinggir jalan, berbalut mantel seadanya, menyembunyikan koran-koran yang mereka jual agar tidak basah oleh air. Mereka menggigil namun tetap optimis ada yang akan membeli koran-koran itu.

Yah, sepagi ini. Pagi yang begitu membuta karena kota terasa gelap ditutupi awan yang ditemani hujan. Ternyata masih begitu banyak orang Indonesia yang tak kalah oleh rasa malasnya.

Lihatlah, didepanku yang sedang berkendara, tampak seorang Ibu, hangat memeluk pinggang suaminya. Sementara tangannya yang lain kokoh melingkar di sebuah keranjang untuk dia berjualan. Rizkinya tetap harus ia jemput sepagi dan sedingin ini.

Melewati jalanan yang basah. Disepanjang trotoar tampak pula wanita muda yang bersedekap menunggu kendaran umum yang lewat. Walau tanpa senyum. Cukup menginspirasi tuk memaknai arti coretan kehidupan. Tak lama berselang, kutemukan pula sesosok bangkai kucing yang telah hancur jasadnya, terlindas oleh kendaraan yang mungkin tak melihat si malang itu.

Para polisi juga tak kalah gagah menyibak hujan. Dengan mobil pick up terbukanya, seorang polisi dengan mantel putih dan topi kebanggaannya berdiri tegak disana. Siap untuk memandu para pengguna jalan.

Aku kagum. Kagum pada pemandangan di sekelilingku. Jika tadi di rumah, ku tak begitu menikmati suasana hujan ini ; bosan, malas, dan tak bercahaya. Kini ketika ku berada disini, menikmati dunia sepagi dan sedingin ini. Kutemukan begitu banyak keindahan. Dari manusia-manusia yang Allah ciptakan.

Melalui Hujan...Kutemukan begitu banyak potret kehidupan...........

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Ass.W.W.
Bagus, ternyata anda begitu jeli melihat dinamika kehidupan dan sekaligus membidik keagungan Allah.
Btw foto dimana ya? Kayak di Eropa gtu.