Minggu, 29 Mei 2011

# alhamdulilLah, kita bukan tuna rungu. SubhanalLah, mereka adalah tuna rungu!


Sudah 3 minggu ini di rumah saya ada Mbak Jannah yg ikut tinggal di rumah kami. Dia mungkin berusia 30an. Perawakan nya mungil dan sederhana. Mbak Jannah pintar memasak, dan ia membantu memasak dirumah.

1 hal yang istimewa darinya adalah, mbak adalah seorang tuna rungu. Ia sama sekali tidak bisa mendengar. Apa yang ia andalkan adalah indra penglihatannya dan juga peraba. Terkadang kami musti menepuk bahunya atau menyentuh lengannya terlebih dahulu agar ia "ngeh" atau sadar akan keberadaan kami :)



Salah satu kesukaan mbak Jannah adalah menonton televisi. Walau ga bisa mendengar, ia paham mengamati gerak bibir dan gesture dari pelaku. Kadang ia tertawa heboh saat menonton. Sungguh menarik mengamati pemandangan seperti ini bagiku.

Kehadiran Mbak Jannah yang rajin, baik, dan dgn keadaan'a yg tuna rungu diam-diam menjadi sebuah warna baru dlm hidupku.. Terkadang aku membayangkan betapa sepi hidupnya yang dilalui tanpa adanya suara dan nada-nada mengalun yg bisa dia dengar.. Oh betapa sepinya! Dapatkah kalian bayangkan?? Belum lg jika tak seorangpun mengajaknya berinteraksi. Tentu sepi spt ini sangat tidak mengenakkan!

Betapa bersyukurnya kita dgn segala kelengkapan panca indra yg kita punya. Jangan sampai 1 aja panca indra kita di cabut.. Tidak stabil lah kehidupan ini. Kecuali untuk sebagian kecil yang bermental juara :)

Sungguh, sesepi apapun jiwa, marilah terlebih dahulu melihat ke bawah, ke mereka mereka yg tidak seberuntung kita. Kemudian jadikan jiwa kita melangit dgn iman. Agar syukur membumbung menembus 'arsy-Nya :) alhamdulilLah..

1 komentar:

Sam mengatakan...

Keterbatasan ternyata bukan halangan untuk memiliki kelebihan...