Pagi hari aku berinisiatif menyetrika pakaian-pakaiannya. Dimulai dari yang ada dilemari pakaian. Akupun memilih beberapa potong pakaian untuk disetrika. Disinilah cerita itu dimulai...
Di saat menyetrika. Barulah aku menyadari. Baju-baju suamiku begitu sederhana dan seadanya. Hanya ada beberapa helai kemeja. Dan beberapa potong kaos oblong. Tidak ada baju baru disitu. Sebagian besar malah tampak sudah pudar warnanya. Pakaian-pakaian pangeranku itu tertumpuk disampingku. Semua bisa di hitung dengan jari....
Aku tertegun. Sambil berusaha menahan bulir-bulir air mata yg mulai akan tumpah, aku lanjutkan menyetrika. Besi panas itu melicinkan salah satu baju kaosnya yang kerahnya sudah melar dan kehilangan warna.
Ooh... Begitu sederhananya suamiku ini. Entah apa yg ada di benak nya saat ia melihat 3 buah lemari pakaianku di rumah, yg isi nya penuh dgn pakaian-pakaianku. Dan entah apa yang ada dibenaknya, saat menemaniku berbelanja sepotong baju seharga hampir 300ribu di mall. Sedih hatiku mengingatnya.
Tak berapa lama, suamiku muncul dgn keadaan yg sedikit berantakan sehabis membetulkan pipa belakang rumah. Refleks kupeluk dia sambil berbisik, "maafkan bun ya,yah...". Tapi kayaknya sih dia ngga "ngeh" amat. Dia justru dgn cerianya berceloteh tentang telpon lucu dari rekan kerjanya ^_^. Kamipun tertawa bersama.
Aku mencintai kesederhanaanmu, ayah.. Semoga kesederhanaan ini mengantarkan kita ke taman-taman Syurga-Nya. Kekal lagi abadi. Luv u :*
#Pontianak, 28 mei 2011. 11.03 a.m
2 komentar:
as sukaaaa kakkkkk :') terharuuu
hiks...pengen lekas nikah ahh..hahaha
Posting Komentar