Sabtu, 24 Juli 2010

Renungan: Bisakah "rahasia" ini kita terapkan untuk memajukan Indonesia dan anak-anak kita? Tentu saja!

Teringat untaian semangat dari Pak Rhenald Kasali saat di Kick Andy
edisi Jumat 16 Juli 2010, saat mengatakan belajar di Amerika itu jauh
lebih mudah drpd di Indonesia.


Dan ternyata tulisan berikut ini versi lengkapnya dari pernyataan Pak Prof Rhenald, saat berkaca dari pengalaman anaknya. Semoga bermanfaat bagi kita semua, para pendidik peradaban. Untuk teman, saudara, lingkungan maupun anak2 kita semua.


LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. * Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. *


Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah. Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?" "Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.* *Budaya Menghukum *


Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya.Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.
"Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anakanaknya dididik di sini,"lanjutnya. "Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai.Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! " Dia pun melanjutkan argumentasinya.

"Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun, untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai "A", dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian. *

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap, seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel.

Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal. Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti." Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna),tetapi saya mengatakan "gurunya salah". Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

*Melahirkan Kehebatan *

Bisakah kita mencetak orang orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah. Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.*
Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*) *

*RHENALD KASALI *

*Ketua Program MM UI*


*mimi copast dari note : http://www.facebook.com/notes/joe-ion/renungan-inilah-cara-amerika-memajukan-pendidikannya/452117206410

Kamis, 20 Mei 2010

Mengapa di foto Einstein menjulurkan lidah?

Mungkin Anda sering melihat foto Albert Einstein yang satu ini. Einstein menjulurkan lidah yang mudah kita temui di cover majalah, poster dan kaos. Foto tersebut diambil oleh fotografer (Arthur Sasse) pada 14 Mar 1951 di Princeton pada acara ulang tahun ke 72.

Foto yang lengkap (aslinya) adalah Einstein sedang duduk di kursi belakang mobil bersama Dr Fank Aydelotte dan istrinya.


Mengapa Einstein menjulurkan lidah? Yah, inilah pertanyaan banyak orang mengenai foto tersebut. Sebagian orang menganggap bahwa agar genius, maka kita harus mengeluarkan lidah dengan rambut yang acak-acakan. Hm…hanya mitos..

Sebenarnya pada saat itu, Albert Einstein dan Aydelotte baru saja pulang dari acara penghargaan Einstein. Meskipun Einstein sudah duduk di kursi mobil, masih saja reporter dan fotografer mengejar dia. Para wartawan berusaha menahan Einstein, dan Einstein berteriak : “Ini cukup. Ini cukup!”.

Namun dasar wartawan, tetap saja mengajukan pertanyaan dan para fotografer terus mengambil gambarnya bersama kerabatnya. Ketika wartawan meminta kesediaan Einstein untuk mengabadikan foto ulang tahunnya, akhirnya iapun menjadi letih dan kesal, lalu ia menjulurkan lidahnya, dengan nada mengejek. Pada saat itu, Arthur Sasse sempat mengabadikan foto Einstein tersebut.


Meskipun demikian, Einstein sangat menyukai foto itu. Ia memotong foto tersebut, sehingga hanya tampak dia sendiri (tanpa memunculkan Aydelotte dan istrinya). Einsteinpun memperbanyak foto tersebut dan mengirim ke teman-temannya.

bagi yang berkenan mohon kirim dan rate
tapi jangan yaa
ane udah search, kayaknya ga

sumber : http://nusantaranews.wordpress.com/2...enjulur-lidah/

UPDATE!
setelah ane nyari2 di google, akhirnya ketemu nih foto aslinya
Spoiler for :

yang botak sebelah kanan itu yang namanya Aydelotte




Rabu, 12 Mei 2010

Perbedaan Cinta Antara Pria dan Wanita

Saya pernah membaca mengenai artikel yang menurut saya benar-benar perlu kita pertimbangkan dalam memilih pasangan hidup kita. Artikel ini menggugah pandangan saya dalam memilih dan memutuskan pasangan hidup. Saya beruntung membaca artikel ini, dan saya mau berbagi dengan Saudara semua mengenai artikel ini. Semoga memberikan berkat juga untuk Saudara semua.

Cerita ini dibuat oleh seorang pria : Adik wanita saya jatuh cinta pada seorang pria. Sayangnya pria ini mencintai wanita lain, dan tidak berminat pada adik wanita saya, padahal adik saya cukup cantik, pandai dan baik. Adik saya berusaha menarik pria (A) tersebut dengan memberi perhatian, terkadang memasak untuk dia, dan lainnya. Tapi pria ini tetap tidak bergeming.


Pada saat yang bersamaan, ada pria mencintainya.
Adik saya tidak tertarik dengan pria ini (B). B tidak peduli, dia tetap memberikan perhatian, mau mendengarkan, memberikan hadiah-hadiah seperti bunga, coklat, dll. Sebetulnya ada wanita lain yang mengejar pria B, tapi sayangnya si pria B tidak bergeming. Matanya hanya melihat adik saya. Karena itulah, akhirnya adik saya memutuskan untuk menikah dengan pria B.

Setelah pernikahan, mereka dikarunia beberapa anak, dan adik saya makin lama makin bahagia.
Suaminya selalu menempatkan dia pada urutan nomor satu, memberikan hadiah-hadiah dan kejuta-kejutan manis, memasak untuk dia, selalu ada sebagai tempat curahan, memberikan kebutuhan adik saya lahir dan batin. Tentunya sebagai wanita, adik saya menjadi jatuh cinta dan semakin cinta dengan pria tersebut.

Cerita kedua
adalah teman wanita saya. Dia mencintai seorang pria (C). Pria C ini sangat ganteng. Banyak menarik perhatian wanita, termasuk teman wanita saya. Dia mengejar pria ini tanpa mengenal lelah, memberikan perhatian, berkunjung ke rumah pria tersebut, bergaul dengan teman-temannya. Tapi pria C tidak mencintai teman wanita saya, dia mencintai wanita lain.

Karena satu dan lain hal, akhirnya teman wanita saya berhasil menikah dengan pria C, walaupun pria ini tidak mencintai dia. Dia memiliki pria ini sekarang. Setelah pernikahan, wanita ini bertambah kurus, mukanya tidak berseri, dan selalu terlihat tertekan. Dalam pernikahannya, pria C tidak pernah memberikan perhatian, terkadang pulang malam, dan mempunyai wanita lain dalam pernikahan.

Kehidupan pernikahannya tidak bahagia. Dia mencoba dengan menambahkan anak, tetap pria C ini tidak peduli setelah mereka mempunyai lebih banyak anak. Hati dan pikiran pria ini selalu pada wanita lain, wanita yang dicintainya.


Kesimpulan yang saya dapat dari cerita ini adalah Pria adalah mahkluk yang berinisiatif dalam percintaan, pria suka mengejar, dan mendapatkan.

Sedangkan wanita adalah mahkluk yang bisa belajar untuk jatuh cinta atau bisa jatuh cinta kemudian apabila diperlakukan dengan baik dan penuh cinta.
Jadi dalam pernikahan idealnya memang kedua pihak saling mencintai.

Tapi jika tidak, alangkah baiknya jika pria yang mencintai terlebih dahulu, karena cinta seorang pria tidak bisa dibangun. Dan jika pria mencintai seorang wanita, percayalah memang dia akan menempatkan wanita tersebut seperti ratunya, berusaha memberikan yang terbaik dan selalu berusaha membahagiakan wanita tersebut.

Sebagai wanita, ingatlah untuk memilih pria yang mencintai kita. Tentunya setidak menariknya seorang wanita, pasti setidaknya da seorang pria pernah menyatakan suka pada wanita tersebut.

(nemu di kaskus : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3584433)




Minggu, 02 Mei 2010

Proklamasi Kemerdekaan Diri

PROKLAMASI KEMERDEKAAN DIRI

Bismillahirrahmaanirrahim

Saya, Harmi Cahyani

dengan ini menyatakan kemerdekaan diri dengan sebenar-benarnya

Hal-hal mengenai kemalasan, ketidakpercayaan diri, dan kelemahan
akan dihapusan dalam tempoe yang sesingkat-singkatnya


Atas nama pimpinan Al-Muezza Islamic Boarding School

Prof.Dr.Hj.Harmi Cahyani,S.pd.ing, M.TESOL



(inspired by Setia Furqon Khalid's book)

Kisah nyata Pak Kamto dan Kucing

Cerita ini terjadi 3 tahun silam, dimana saya harus menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana akrabnya Interaksi sosial antara manusia dengan Hewan.

Pak Kamto adalah seorang pengelana, usianya kira - kira 40 tahun saat itu perawakannya kekar dan selalu berpakaian rapi. Saya mengenal Pak Kamto secara tak sengaja, sore itu seperti biasa saya mampir kewarung kopi langganan saya usai jam kerja.

” Kopinya Mbakyu, biasa” pinta saya sambil mencari posisi duduk yang nyaman, saya memperhatikan keadaan sekeliling, Ada dua pengunjung lain yang juga lagi minum kopi. Semilir angin sore itu menambah nikmatnya “coffee time” istilah yang sering kami pakai ditempat kerja.

” Pulang kerja Pak ?” tanya Laki - laki yang duduk disamping saya. ” Iya nih..” jawab saya enteng.

” Bapak darimana? soalnya saya baru lihat Bapak minum kopi diwarung ini ?” selidik saya. Bapak itu menyalakan rokoknya sembari merubah posisi duduknya kini kami saling berhadapan.

” Saya dari seberang ” jawab Bapak itu tanpa mau menjelaskan ” Seberang” itu dimana. ” Oh ya, kenalkan nama saya Kamto” lanjut Bapak itu sambil menjulurkan tangan hendak berjabat.

” Saya Diman” jawab saya sambil menyambut tangannya Pak Kamto, Ceritapun berlanjut mulai dari politik,ekonomi sampai masalah sampahpun kami bicarakan, Hangat dan penuh keakraban.

” Meoong..meoong..ada suara kucing dibawah kursi tempat Pak Kamto duduk,badannya digesek - gesekkan ke kaki Pak Kamto. Saya perhatikan sepertinya kucing itu minta perhatian. Pak Kamto berdiri mengambil sebungkus roti yang ada dihadapannya. Diangkat dan digendongnya kucing itu keluar, dari jauh saya lihat Pak Kamto dengan berjongkok memotong roti itu kecil - kecil, kucing itu dengan lahap memakannya.

Hari - hari selanjutnya kucing - kucing diwarung kopi itu makin lama makin banyak, dan itu bisa dipastikan bahwa disitu pasti ada Pak Kamto. Seperti biasa Pak Kamto dengan telaten memberi makan kucing - kucing itu. Tapi anehnya berapapun banyaknya jumlah kucing disitu mereka tak pernah berkelahi atau berebut makanan. Mungkin mereka tahu makanan untuk mereka dibagi rata.

Pernah suatu hari saya melihat Pak Kamto di pasar sedang menangkap kucing kecil yang sedang mengais sampah, dibopongnya kucing kecil itu kedalam los pasar, saya ikuti terus, didepan penjual ayam potong Pak Kamto berhenti dibelinya sepotong paha ayam segar, dengan meminjam pisau sipenjual ayam,paha ayam itu dipotongnya kecil - kecil dan diberikannya kepada kucing yang dia bopong tadi. Ah..sungguh mulia hatimu Pak Kamto.

Lama saya tidak berjumpa dengan Pak Kamto,setiap kali saya minum kopi diwarung saya tanyakan keberadaan Pak Kamto namun mereka tak ada yang tahu. Pak Kamto hilang bak ditelan bumi.

Siang itu takkala saya berdua dengan teman saya hendak menuju lokasi kerja, mobil kami dihentikan warga. kamipun berhenti, lewatlah iring - iringan orang mengantar jenazah. Sayapun bertanya kepada warga yang ikut mengantar ” Siapa yang meninggal Pak?’ ” Pak Kamto” jawab warga itu sambil berlalu. Akhirnya kuputuskan untuk ikut kepemakaman. Inilah terakhir saya bertemu Pak Kamto bathin saya.

Di pemakaman usai jenazah dikubur Pak Kiyai mulai membaca do’a. meoong..meoong saya menoleh kebelakang Astafirullah Al Adziim…entah darimana datangnya ada kira - kira seratusan kucing, besar kecil, ada yang warnanya hitam, kuning, putih pokoknya ramai sekali. Semua yang hadir dipemakaman itu terkesima ! Prosesi pemakaman selesai kamipun pulang dengan penuh tanda tanya dikepala. Hingga saat ini kejadian itu masih misteri, sama misterinya dengan kehidupan Pak Kamto. Selamat Jalan Pak Kamto….




Kamis, 29 April 2010

Bisa saja dr.Poch di Sumbawa itu adalah HITLER!

(Sumber : http://unic77.blogspot.com/2009/09/adolf-hitler-meninggal-di-indonesia.html)

Sesaat ketika membaca judul postingan ini, saya yakin banyak diantara kita yang akan bertanya atau paling tidak meragukannya, “Adolf Hitler, si pemimpin NAZI yang sangat kejam, bengis dan penyebab utama Perang Dunia II itu ?”. Ketika saya membaca pertama kali artikel ini, saya juga melakukan hal yang sama seperti Anda : tersenyum sinis sambil berpikir artikel fiktif apalagi ini.. Tapi ketika saya teruskan membacanya, saya menemukan suatu pola pikir yang berubah yang memberikan suatu jawaban tersendiri untuk pertanyaan di atas. Semoga tulisan ini juga dapat membantu merubah pola pikir kita semua. Selamat membaca.

jika saja ada yang rajin menyimpan klipingan artikel harian “Pikiran Rakyat” sekitar tahun 1983, tentu akan menemukan tulisan dokter Sosrohusodo mengenai pengalamannya bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman bernama Poch di pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960. Dokter tua itu kebetulan memimpin sebuah rumah sakit besar di pulau tersebut.


[Imaginary+pic+of+Hitler+after+the+war.jpg]


Tapi bukan karena mengupas kerja dokter Poch, jika kemudian artikel itu menarik perhatian banyak orang, bahkan komentar sinis dan cacian! Namun kesimpulan akhir artikel itulah yang membuat banyak orang mengerutkan kening. Sebab dengan beraninya Sosro mengatakan bahwa dokter tua asal Jerman yang pernah berbincang-bincang dengannya, tidak lain adalah Adolf Hitler, mantan diktator Jerman yang super terkenal karena telah membawa dunia pada Perang Dunia II!

Beberapa “bukti” diajukannya, antara lain dokter Jerman tersebut cara berjalannya sudah tidak normal lagi, kaki kirinya diseret. Tangan kirinya selalu gemetar. Kumisnya dipotong persis seperti gaya aktor Charlie Chaplin, dengan kepala plontos. Kondisi itu memang menjadi ciri khas Hitler pada masa tuanya, seperti dapat dilihat sendiri pada buku-buku yang menceritakan tentang biografi Adolf Hitler (terutama saat-saat terakhir kejayaannya), atau pengakuan Sturmbannführer Heinz Linge, bekas salah seorang pembantu dekat sang Führer. Dan masih banyak “bukti” lain yang dikemukakan oleh dokter Sosro untuk mendukung dugaannya.

Keyakinan Sosro yang dibangunnya dari sejak tahun 1990-an itu hingga kini tetap tidak berubah. Bahkan ia merasa semakin kuat setelah mendapatkan bukti lain yang mendukung ‘penemuannya’. “Semakin saya ditentang, akan semakin keras saya bekerja untuk menemukan bukti-bukti lain,” kata lelaki yang lahir pada tahun 1929 di Gundih, Jawa Tengah ini ketika ditemui di kediamannya di Bandung.

Andai saja benar dr. Poch dan istrinya adalah Hitler yang tengah melakukan pelarian bersama Eva Braun, maka ketika Sosro berbincang dengannya, pemimpin Nazi itu sudah berusia 71 tahun, sebab sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler dilahirkan tanggal 20 April 1889. “Dokter Poch itu amat misterius. Ia tidak memiliki ijazah kedokteran secuilpun, dan sepertinya tidak menguasai masalah medis,” kata Sosro, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sempat bertugas di pulau Sumbawa Besar ketika masih menjadi petugas kapal rumah sakit Hope.


[The+face+of+Hitler+if+he+lived+long+enough+to+his+old+days.jpg]


Sebenarnya, tumbuhnya keyakinan pada diri Sosro mengenai Hitler di pulau Sumbawa Besar bersama istrinya Eva Braun, tidaklah suatu kesengajaan. Ketika bertugas di pulau tersebut dan bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman, yang ada pada benak Sosro baru tahap kecurigaan saja.

Meskipun begitu, ia menyimpan beberapa catatan mengenai sejumlah “kunci” yang ternyata banyak membantu. Perhatiannya terhadap literatur tentang Hitler pun menjadi kian besar, dan setiap melihat potret tokoh tersebut, semakin yakin Sosro bahwa dialah orang tua itu, orang tua yang sama yang bertemu dengannya di sebuah pulau kecil d Indonesia!

Ketidaksengajaan itu terjadi pada tahun 1960, berarti sudah dua puluh tahun lebih ia meninggalkan pulau Sumbawa Besar.

Suatu saat, seorang keponakannya membawa majalah Zaman edisi no.15 tahun 1980. Di majalah itu terdapat artikel yang ditulis oleh Heinz Linge, bekas pembantu dekat Hitler, yang berjudul “Kisah Nyata Dari Hari-Hari Terakhir Seorang Diktator”, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria.

Pada halaman 59, Linge mula-mula menceritakan mengenai bunuh diri Hitler dan Eva Braun, serta cara-cara membakar diri yang kurang masuk di akal. Kemudian Linge membeberkan keadaan Hitler pada waktu itu.

“Beberapa alinea dalam tulisan itu membuat jantung saya berdetak keras, seperti menyadarkan saya kembali. Sebab di situ ada ciri-ciri Hitler yang juga saya temukan pada diri si dokter tua Jerman. Apalagi setelah saya membaca buku biografi ‘Hitler’. Semuanya ada kesamaan,” ungkap ayah empat anak ini.

Heinz Linge menulis, “beberapa orang di Jerman mengetahui bahwa Führer sejak saat itu kalau berjalan maka dia menyeret kakinya, yaitu kaki kiri. Penglihatannya pun sudah mulai kurang terang serta rambutnya hampir sama sekali tidak tumbuh… kemudian, ketika perang semakin menghebat dan Jerman mulai terdesak, Hitler menderita kejang urat.”

Linge melanjutkan, “di samping itu, tangan kirinya pun mulai gemetar pada waktu kira-kira pertempuran di Stalingrad (1942-1943) yang tidak membawa keberuntungan bagi bangsa Jerman, dan ia mendapat kesukaran untuk mengatasi tangannya yang gemetar itu.” Pada akhir artikel, Linge menulis, “tetapi aku bersyukur bahwa mayat dan kuburan Hitler tidak pernah ditemukan.”

Lalu Sosro mengenang kembali beberapa dialog dia dengan “Hitler”, saat Sosro berkunjung ke rumah dr. Poch. Saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, kata Sosro, dokter tua itu memujinya. Demikian pula dia menganggap bahwa tidak ada apa-apa di kamp Auschwitz, tempat ‘pembantaian’ orang-orang Yahudi yang terkenal karena banyak film propaganda Amerika yang menyebutkannya.

“Ketika saya tanya tentang kematian Hitler, dia menjawab bahwa dia tidak tahu sebab pada waktu itu seluruh kota Berlin dalam keadaan kacau balau, dan setiap orang berusaha untuk lari menyelamatkan diri masing-masing,” tutur Sosrohusodo.


[Hitler+still+alive.jpg]


Di sela-sela obrolan, dr. Poch mengeluh tentang tangannya yang gemetar. Kemudian Sosro memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan, demikian pula tenggorokannya. Ketika itu, ia berkesimpulan bahwa kemungkinan “Hitler” hanya menderita parkisonisme saja, melihat usianya yang sudah lanjut.

Yang membuat Sosro terkejut, dugaannya bahwa sang dokter mungkin terkena trauma psikis ternyata diiyakan oleh dr. Poch! Ketika disusul dengan pertanyaan sejak kapan penyakit itu bersarang, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman.

“Itu kan terjadi sewaktu tentara Jerman kalah perang di Moskow. Ketika itu Goebbels memberi tahu kamu, dan kamu memukul-mukul meja,” ucap istrinya seperti ditirukan oleh Sosro. Apakah yang dimaksud dengan Goebbels adalah Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Jerman yang terkenal setia dan dekat dengan Hitler? Istrinya juga beberapa kali memanggil dr. Poch dengan sebutan “Dolf”, yang mungkin merupakan kependekan dari Adolf!

Setelah memperoleh cemoohan sana-sini sehubungan dengan artikelnya, tekad Sosrohusodo untuk menuntaskan masalah ini semakin menggebu. Ia mengaku bahwa kemudian memperoleh informasi dari pulau Sumbawa Besar bahwa Poch sudah meninggal di Surabaya. Beberapa waktu sebelum meninggal, istrinya pulang ke Jerman. Poch sendiri konon menikah lagi dengan nyonya S, wanita Sunda asal Bandung, karyawan di kantor pemerintahan di pulau Sumbawa Besar!

Untuk menemukan alamat nyonya S yang sudah kembali lagi ke Bandung, Sosro mengakui bukanlah hal yang mudah. Namun akhirnya ada juga orang yang memberitahu. Ternyata, ia tinggal di kawasan Babakan Ciamis! Semula nyonya S tidak begitu terbuka tentang persoalan ini. Namun karena terus dibujuk, sedikit demi sedikit mau juga nyonya S berterus terang.

Begitu juga dengan dokumen-dokumen tertulis peninggalan suaminya kemudian diserahkan kepada Sosrohusodo, termasuk foto saat pernikahan mereka, plus rebewes (SIM) milik dr. Poch yang ada cap jempolnya. Dari nyonya S diketahui bahwa dr. Poch meninggal tanggal 15 Januari 1970 pukul 19.30 pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya akibat serangan jantung. Keesokan harinya dia dimakamkan di desa Ngagel.

Dalam salah satu dokumen tertulis, diakuinya bahwa ada yang amat menarik dan mendukung keyakinannya selama ini. Pada buku catatan ukuran saku yang sudah lusuh itu, terdapat alamat ratusan orang-orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia, juga coretan-coretan yang sulit dibaca. Di bagian lainnya, terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman. Meskipun tidak ada nama yang menunjukkan kepemilikan, tapi diyakini kalau buku itu milik suami nyonya S.

Di sampul dalam terdapat kode J.R. KepaD no.35637 dan 35638, dengan masing-masing nomor itu ditandai dengan lambang biologis laki-laki dan wanita. “Jadi kemungkinan besar, buku itu milik kedua orang tersebut, yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun,” tegasnya dengan suara yang agak parau.

Negara yang tertulis pada alamat ratusan orang itu antara lain Pakistan, Tibet, Argentina, Afrika Selatan, dan Italia. Salah satu halamannya ada tulisan yang kalau diterjemahkan berarti : Organisasi Pelarian. Tuan Oppenheim pengganti nyonya Krüger. Roma, Jl. Sardegna 79a/1. Ongkos-ongkos untuk perjalanan ke Amerika Selatan (Argentina).

Lalu, ada pula satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam sejarah pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da imigration Europa – Genua val albaro 38. secara terpisah di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain disebutkan, Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132.

Majalah Intisari terbitan bulan Oktober 1983, ketika membahas Klaus Barbie alias Klaus Altmann bekas polisi rahasia Jerman zaman Nazi, menyebutkan alamat tentang Val Albaro. Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat dengan Vatikan Roma. Profesor inilah yang membantu pelarian Klaus Barbie dari Jerman ke Argentina. Pada tahun 1983 Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang menjatuhkan hukuman mati terhadapnya pada tahun 1947.

“Masih banyak alamat dalam buku ini, yang belum seluruhnya saya ketahui relevansinya dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut negara-negara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pelarian Nazi!” tandasnya.

Mengenai tulisan steno, diakuinya kalau ia menghadapi kesulitan dalam menterjemahkannya ke dalam bahasa atau tulisan biasa. Ketika meminta bantuan ke penerbit buku steno di Jerman, diperoleh jawaban bahwa steno yang dilampirkan dalam surat itu adalah steno Jerman “kuno” sistem Gabelsberger dan sudah lebih dari 60 tahun tidak digunakan lagi sehingga sulit untuk diterjemahkan.

Tetapi penerbit berjanji akan mencarikan orang yang ahli pada steno Gabelsberger. Beberapa waktu lamanya, datang jawaban dari Jerman dengan terjemahan steno ke dalam bahasa Jerman. Sosrohusodo menterjemahkannya kembali ke dalam bahasa Indonesia. Judul catatan dalam bentuk steno itu, kurang lebih berarti “keterangan singkat tentang pengejaran perorangan oleh Sekutu dan penguasa setempat pada tahun 1946 di Salzburg”. Kota ini terdapat di Austria.

Di dalamnya berkisah tentang “kami berdua, istri saya dan saya pada tahun 1945 di Salzburg”. Tidak disebutkan siapakah ‘kami berdua’ di situ. Dua insan tersebut, kata catatan itu, dikejar-kejar antara lain oleh CIC (dinas rahasia Amerika Serikat). Pada pokoknya, menggambarkan penderitaan sepasang manusia yang dikejar-kejar oleh pihak keamanan.

Di dalamnya juga terdapat singkatan-singkatan yang ditulis oleh huruf besar, yang kalau diurut akan menunjukkan rute pelarian keduanya, yaitu B, S, G, J, B, S, R. “Cara menyingkat seperti ini merupakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan, seperti yang pernah saya baca dalam literatur yang lainnya,” Sosrohusodo memberikan alasan.

Dari singkatan-singkatan itu, lalu Sosro mencoba untuk mengartikannya, yang kemudian dikaitkan dengan rute pelarian. Pelarian dimulai dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo) dan R (Roma). Tentang Roma, Sosro menjelaskan bahwa itu adalah kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelariannya. Setelah itu mereka keluar dari benua tersebut menuju ke suatu tempat, yang tidak lain tidak bukan adalah pulau Sumbawa Besar di Nusantara tercinta!

Ia mengutip salah satu tulisan dalam steno tadi : “Pada hari pertama di bulan Desember, kami harus pergi ke R untuk menerima suatu surat paspor, dan kemudian kami berhasil meninggalkan Eropa”. Ini, kata Sosro, sesuai dengan data pada paspor dr. Poch yang menyebutkan bahwa paspor bernomor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir A)”. Di buku catatan berisi ratusan alamat itu, nama Dragonic dikaitkan dengan Roma, begitulah Sosro memberikan alasan lainnya.

Lalu mengenai Berlin dan Salzburg, diterangkannya dengan mengutip majalah Zaman edisi 14 Mei 1984. Dikatakan bahwa sejarah telah mencatat peristiwa jatuhnya pesawat yang membawa surat-surat rahasia Hitler yang jatuh di sekitar Jerman Timur pada tahun 1945. “Ini juga menunjukkan rute pelarian mereka,” katanya lagi.

Lalu bagaimana komentar nyonya S yang disebut-sebut Sosro sebagai istri kedua dr. Poch? Konon ia pernah berterus terang kepada Sosro. Suatu hari suaminya mencukur kumis mirip kumis Hitler, kemudian nyonya S mempertanyakannya, yang kemudian diiyakan bahwa dirinya adalah Hitler. “Tapi jangan bilang sama siapa-siapa,” begitu Sosro mengutip ucapan nyonya S.

Membaca dan menyimak ulasan dr. Sosrohusodo, sekilas seperti ada saling kait mengkait antara satu dengan yang lainnya. Namun masih banyak pertanyaan yang harus diajukan kepada Sosro, dengan tidak bermaksud meremehkan pendapat pribadinya berkaitan dengan Hitler, sebab mengemukakan pendapat adalah hak setiap warga negara.

Bahkan Sosrohusodo sudah membuat semacam diktat yang memaparkan pendapatnya tentang Hitler, dilengkapi dengan sejumlah foto yang didapatnya dari nyonya S. Selain itu, isinya juga mengisahkan tentang pengalaman sejak dia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hingga bertugas di Bima, Kupang, dan Sumbawa Besar. Ia juga telah mengajukan hasil karyanya ke berbagai pihak, namun belum ada tanggapan. “Padahal tidak ada maksud apa-apa di balik kerja saya ini, hanya ingin menunjukkan bahwa Hitler mati di Indonesia,” katanya mantap.

Bukan hanya Sosro yang mempunyai teori tentang pelarian Hitler dari Jerman ke tempat lain, tapi beberapa orang di dunia ini pernah mengungkapkannya dalam media massa. Peluang untuk berteori seperti itu memang ada, sebab ketika pemimpin Nazi tersebut diduga mati bersama Eva Braun tahun 1945, tidak ditemukan bukti utama berupa jenazah!

Adalah tugas para pakar dalam bidang ini untuk mencoba mengungkap segala sesuatunya, termasuk keabsahan dokumen yang dimiliki oleh Sosrohusodo, nyonya S, atau makam di Ngagel yang disebut sebagai tempat bersemayamnya dr. Poch.

Mungkin para ahli forensik dapat menjelaskannya lewat penelitian terhadap tulang-tulang jenazahnya. Semua itu tentu berpulang pada kemauan baik semua pihak…

Oleh : Alif Rafik Khan

indonesiaindonesia.com








Selasa, 27 April 2010

Oh ikhwan (by :: Ust.Fatur Rahman)

Oh.. Ikhwan
Apa bedanya dengan Si Marwan Si Ali, Paijo atau Si Iwan
Oh ternyata Cuma beda sebutan

Oh.. Ikhwan

Walaupun tidak terlalu rupawan
Alias modal tampang pas-pasan

Tetep aja tebar senyuman


Oh.. Ikhwan

Gayanya sih bisa ketebak dan ketahuan

Jenggot melambai, baju koko & mata kaki keliatan

Kalo ngomong pake ane, antum, afwan-afwan



Oh.. Ikhwan

Sudah banyak yang bertebaran
Ada di masjid, kampus bahkan perkantoran

Sering kali ada yang getol nyari penghasilan
Ngga taunya nyari modal buat walimahan

Oh.. Ikhwan

Kalo lagi aksi, semangatnya nggak diragukan

Pekikan takbir selalu di kumandangkan
Ngomong2… kamar dikosan kok berantakan?

(Aduh.. pulang jangan lupa diberesin Wan!)




Oh.. Ikhwan
Sepekan sekali ikut kajian
Hujan dan badai nggak jadi halangan
Juga ngga ketinggalan tiap acara kepartaian

(Tapi.. cuci dulu tuh baju rendeman..!)


Oh.. Ikhwan Pagi-pagi jarang sarapan
Alesannya males masak atau belum dapet kiriman
Akhirnya kena sakit magh sama panuan
( Kok yang terakhir nggak nyambung Wan!)


Oh.. Ikhwan Jarang banget yang mata duitan
Demi dakwah, hati ikhlas tanpa harap imbalan

Walau kerasa, nih perut keroncongan

( Laporan aja Wan! Sama anggota dewan)

Oh.. Ikhwan

Anehnya kalau lagi jalan
Ngukurin tanah ape nyari duit jatoh sih wan?

Ooohh.. ternyata dia lagi jaga pandangan!!

Hati-hati Wan, awas nginjek gituan!!


Ikhwan… ikhwan….

Lucunya kalo ada akhwat berpapasan
Langsung minggir! Nunduk, acuh tak acuh kaya musuhan
( Gubrak..!! Suara apaan tuh Wan? )

Eh.. si ukhti jatuh, kagak ngeliat ada selokan

Ikhwan… ikhwan…

Uniknya kalo lagi rapat gabungan

Pake pembatas alias hijab biar nggak bisa lirik-lirikan

Sering juga rapatnya peke SMSan

Kadang SMSnya malem2 sambil bangunin tahajudan

Upppss.. Yang ini cuma sesama ikhwan kan..??

Oh.. Ikhwan
Badannya ade yang keker mirip binaragawan
Oh ternyata dia instruktur kepanduan
Biar di keroyok sama pereman
Kagak bakal panggil bantuan

( Abis.. udah ga bisa lari sih Wan! )

Oh.. Ikhwan Jarang juga yang suka jajan
Mendingan nabung buat masa depan

Sekarang duitnya sudah banyak dalam celengan
(Eh, itu utang dibayar dulu Wan!)


Oh.. Ikhwan

Merasa sepi di tengah keramaian
Merindukan hadirnya bidadari penyemangat iman

Temen sekosan terasa sudah membosankan

Ditambah bisikan-bisikan setan yang kedengeran
Hemmm.. Istigfar Wan!


Oh.. Ikhwan
Pengen dapet istri yang wajahnya mirip artis di iklan
Yang nggak malu-maluin kalo diajak kondangan
Terus mulutnya yang nggak rame kaya petasan
Tiap 3 hari khatam Al Quran
Kelompok yang dibina udah lebih dari 20an
Setia sampe mati dan nggak mata duitan

Dan… setuju aja kalau suami mau cari istri tambahan


Oh.. Ikhwan

Tapi, seringnya harapan tidak sesuai kenyataan
Abis, nyari istri yang sempurna gitu kan kagak gampangan!
Apalagi kalo modalnya serba pas-pasan
Ya.. Murobbi juga nyariinnya bakal itung-itungan

Sabar deh Wan!
Percaya aja sama yang Maha Rahman!


Oh.. Ikhwan

Nggak sengaja, liat ukhti minta bantuan Jatoh dari motor masuk paretan
Hati berdebar mungkin ada harapan
Eeehh… taunya si Ukhti istrinya temen satu Liqo’an

(Gubrak..!! sungguh kasihan )


Huuhhh… Dasar Ikhwan!!!

Afwan ya Wan!! Cuma mainan yang nulis juga ikhwan…^^

(saye nemu di
http://www.facebook.com/notes/rina-desvita/ohikhwan/415780042999)...^O^





Oh akhwat (By :: ust.Fatur Rahman) ^__^

Oh… Akhwat
Wanita anggun pembasmi maksiat

Busananya rapi menutup aurat

Paling anti pake pakaian ketat
Katanya sich, ini salah satu ciri muslimah yang taat


Oh… Akhwat

Rajin mengaji dan tahajud dimalam yang pekat

Alasannya, biar selamat dunia dan akhirat

Ngga lupa dia doa dan munajat
Agar mendapat teman sejati dalam waktu cepat


Oh… Akhwat

Aktivitasnya begitu padat
Kuliah, organisasi sampe-sampe sehari 3 x ngikutin rapat
Ada juga yang ngajar TPA dan ngajar privat
Demi Allah, semua dilakukan dengan semangat


Oh… Akhwat Tapi hari ini kok seperti kurang sehat?
Badan lesu dan muka keliatan pucat
Jalannya lunglai dibawah terikan matahari yang menyengat

Ooo.. ternyata dia, magh nya lagi kumat
(Abis… waktu sarapan cuma makan sepotong kue donat!)



Oh… Akhwat
Banyak juga yang berjerawat
Dari yang kecil-kecil sampe yang segede tomat
Padahal sudah nyobain semua sabun dan juga obat
( Sabar… sering wudhu lama2 juga ilang, Wat!)


Oh… Akhwat Sering betul kirim SMS buat para sahabat
Isinya kalo ngga ngundang syuro, ya.. ngasih tausiyah atau nasihat
Walau kadang terasa bikin pulsa ngga’ bisa hemat

Oh… Akhwat
Seneng banget kalo makan coklat
Nggak sadar kalo gigi udah pada berkarat
Gara-gara sebulan sekali baru disikat
(Hiii… jorok nian kau, Wat!)


Oh… Akhwat
Paling seru waktu kumpul sesama akhwat
Ngobrolin dakwah sampe hal-hal yang kadang kurang manfaat

Apalagi kalau sudah pada saling curhat
Bisa-bisa air mata mengalir begitu lebat
( Wiih, curhat apaan tuh, Wat!)

Oh… Akhwat Paling berani kalo di ajak debat
Siap bertahan sampe lawan bicaranya mulai sekarat

1 jam.. 2 jam.. 3 jam.. Wuiih dia masih kuat..!
4 jam….? Woy berenti…! waktunya sudah masuk sholat..!!

Oh… Akhwat

Sore-sore makan soto babat

rame-rame bareng temen satu liqo’at
Maklum, hari itu ada yang baru punya hajat
Baru wisuda… walaupun wisudanya bareng adek2 tingkat


Oh… Akhwat
Nonton konser Izzis sambil lompat-lompat
Tak terasa badan mulai capek dan mulai berkeringat

Sampai nggak sadar kalo ada copet yang mulai mendekat
( Tenang…. Si Ukhti kan sudah belajar silat..!!)


Akhwat… Akhwat…
Pergi kuliah di hari Jumat

Buru-buru karena takut datangnya telat
Padahal hawa kantuk masih terasa melekat
Gara-gara Facebookkan tengah malem sampe jam 1 lewat
( So.. What gitu Wat ?!)


Oh… Akhwat
Banyak yang nggak mau dimadu,
apalagi jadi istri ke empat

( Waduh, kalau yang ini ane nggak berani nerusin, Wat!)


Oh… Akhwat Mau lebaran bantuin ibu buat ketupat
Hati gembira karena mau ketemu sanak kerabat
Tapi kesel saat ditanya… Lebaran ini masih sendiri, Wat?


Oh… Akhwat
Berharap sang pengeran datang tidak terlambat
Untuk menjemput ke hidup baru yang penuh rahmat

Namun apa daya saat proses ta’aruf jadi tersendat

Gara-gara sang Ikhwan, malah akhirnya ngurungin niat

( Huuu.. reseh banget tuh Ikhwan, Wat!)


Oh… Akhwat Masih Banyakkah yang seperti Fatimah Binti Muhammad?
Yang memilih pendamping bukan kerena harta, tahta dan martabat

Atau hanya tertarik pada gemerlap dunia yang sesaat

Tapi… Agama dan Akhlak itulah yang ia lihat

Wah.. kalau ada… ane pesen satu Wat! *peace*
( Please dong akh, Wat! )

Oh… Akhwat
Hidup memang tak selamanya nikmat
Kadang ringan kadang juga terasa berat
Tapi teruslah Istiqomah kau di setiap saat

Karena engkaulah…. Bidadari Harapan Ummat!

Maap ya.. Wat! Kalau ada kata-kata salah yang didapat
Maklum, yang buat bukannya Akhwat
Udah dulu ya.. yang buat matanya udah 5 Watt!

HIDUP AKHWAT!!!

(
(ane nemu di http://www.facebook.com/notes/rina-desvita/oh-akhwat/416348287999, dan photo by : Danang kawantoro)







Kamis, 15 April 2010

Catatan dari seorang yang tidak cantik :-)


Jangan khawatir membaca judul diatas, itu hanya bentuk sebuah majas "lilotes". Tetap saja, tidak ada wanita yang tidak cantik. Mereka memiliki pesona sendiri, yang tak akan dipunyai wanita lainnya...Semua wanita adalah cantik....(termasuk yang nulis note ini..hihihi cantik dlm kadar terbatas).


Bermula dari sebuah keterkejutan. Saat secara tak sengaja mengomentari sebuah foto di sebuah fesbuk. Aku dan sahabatku Meg, mengatakan, "Cantik ya. manis....". (Tp emang sayang ada seronok sedikit, karena pada beberapa bagian foto, ada gambar "si cantik" sedang memeluk pacarnya yang bertelanjang dada... :-( )

Diluar dugaan, sahabatku yang lain (seorang laki-laki, katakanlah inisialnya J) berujar setelah beberapa saat terdiam,

"Ngga cantik. Ngga menyejukkan..."

Tentu saja kami agak kaget, maksutnya??


Dia melanjutkan,, "Mungkin cantik..tapi wajahnya ngga bikin sejuk hati..." keluhnya.

"Memang wanita cantik banyak. Tapi hanya sedikit yang menyejukkan. Saya lebih mencari wanita yang menyejukkan daripada hanya "sekedar" cantik"

Begitulah kira-kira.

Kalo ni omongan keluar dari seorang Ikhwan yang rajin ngaji, punya banyak binaan, penampilannya soleh, ikut aksi Palestina-Irak, celananya nge-gantung, jenggotnya kentara, dlldsb. Mungkin aku dan meg biasa aja dengan omongannya. Nah ini? keluar dari Lisan si J...sahabat kami yang kami pahami adalah sesosok manusia yang baru belajar. baru mencari jati diri. Yang punya masa lalu, lingkungan, dan lembah yang "abu-abu" (pengen bilang dunia/lembah hitam tar die tersinggung..ixixix..sory sob)..

"menyejukkan!"..wah..aku begitu terpana mendengarnya...

Siapa sih yang bs memungkiri, kalo laki-laki itu senang dengan wanita CANTIK? Apalagi SEKSI? Apalagi MINIM?? hehe.ya emang ga bs pukul rata, ngga semuanya kayak gitu. Saya jadi keingat salah satu iklan yang baru-baru muncul di TV dengan slogan "lelaki lebih senang dengan yang minim" ~sori kalo redaksi katanya ngga tepat...~. Bener ngga, para laki-laki? jawab sendiri aja deh ..:D. PAsti jawabannya beda-beda..kita ambil jawaban mayoritas..XD

Nah mungkin sedikit cerita. Mungkin banyak juga yang ngalami kejadian serupa. Moga Allah ampuni buruk sangka saya, ya..Saya mau berbagi sedikit realita yang ada.

Apa yang bisa saya katakan? Saat melihat sepasang remaja/dewasa. Duduk berkendara diatas motor. Si wanita sudah memeluk pinggang sang lelaki erat dan mesra. Tapi tetap saja..(ckckc) ketika ada yang bening lain lewat, mata si lelakipun jelalatan ke arah sana. Lantas? yang duduk dibelakangnya gimana dong? kurang apa, sampai masih mudahnya "diganggu" pesona yang lain?

Kejadian ini seringkali terlihat dan saya alami. Tidak cm saya tapi mungkin teman-teman sekalian.

Pernah juga saya mengalami sendiri. Pada saat sedang makan siang bersama teman saya, meg. Tak jauh disana,ada sepasang suami istri yang sedang makan. Mereka bukanlah suami istri biasa. Dari penampilan mereka, saya bs tau mereka adalah keluarga Muslim yang taat. Sekali lg, terlihat dr cara mereka berpakaian. Tapi yang bikin saya dan teman saya sedkit jengah adalah, pada saat sang suami matanya tak lepas dari kami. Saya katakan itu "jelalatan". karena cara memandangi dengan spt itu adalah pandangan yang kurang sopan. Setau saya, kami tidak melakukan hal2 yang aneh saat makan. hanya makan, dan mengobrol berdua. Tak ada yang menarik perhatian. Semoga! (smg Allah ampuni su'udzon kami).

Dari sinilah, saya sedikit mengambil benang merah dari maksut "menyejukkan" ala sahabat kami si J.

Saya sendiri masih berusaha memahami makna menyejukkan itu. Ingin tau lebih banyak makna disebaliknya.

Dari 2 kasus diatas : seorang kekasih sekalipun, belum tentu dapat menyejukkan kekasihnya. Sampai-sampai pasangannya mampu "sesaat" berpaling dari dirinya. Jika sesuatu itu adalah menyejukkan/menentramkan, tentulah secara alamiah, naluri, tak akan jeda sedikitpun untuk berpaling ke hal lain.

Bukankah begitu?

Saya yakin kita semua pasti sepakat. Kita menginginkan menjadi orang yang menyejukkan. Sehingga kitapun harus berusaha keras menjadi orang yang mampu meyejukkan bagi orang lain. tak peduli kita tak berpakaian mahal, tak ber-make-up tebal, tak berpendidikan tinggi, tak berdompet tebal. belum tentu orang2 yang memiliki ini mampu mencapai levelitas "menyejukkan tadi.

Teringat dengan salah satu teman halaqah saya. Sederhana, kulitnya gelap, tak pernah terpoles make-up. Kecantikannya "standard", tak memakai aksesoris mahal. Tapi saat saya melihatnya, saya merasa aman! saya merasa nyaman!

Saya tak pernah tersakiti oleh lisannya. Senyumnya tulus ngga di buat-buat/sekedar basa-basi. matanya bersinar cerdas dan mulia. Saya tak pernah terlukai oleh tangannya. Inilah mungkin, yang dimaksud dengan menyejukkan itu....

~Rabbana hab lana min azwajina wa zurriyatina qurrata a’ayun, wajaalna lill mutaqiina imama.” Maksudnya: “Ya Tuhan kami berikanlah kepada kami pasangan dan anak-anak (zuriat) yang menjadi penyejuk mata dan jadikanlah kami pemimpin kepada orang yang bertakwa.”~

Sebuah doa yang bermakna besar seperti gulungan ombak! Semoga kita mampu menjadi orang-orang yang menyejukkan buat ummat, ayah dan ibu, keluarga, pasangan, sahabat, dan anak-anak kita..Amiiiin ya rabbal'alamiin..........







Rabu, 14 April 2010

Pria itu memang susah....^^ (versi cewek nih..hehe)

Udah baca note berjudul "Wanita tak bisa dimengerti kan?" versi cowok kan? Biar adil, ni kita simak yang versi cewek..^^ saling lapang dada tetep ya..hehe

Pria itu memang susah...

Jika kamu memperlakukannya dengan baik, dia pikir kamu jatuh cinta
padanya.........
Jika tidak, kamu akan dibilang sombong.


Jika kamu berpakaian bagus, dia pikir kamu sedang mencoba untuk
menggodanya.
Jika tidak, dia bilang kamu kampungan.

Jika kamu berdebat dengannya, dia bilang kamu keras kepala.
Jika kamu tetap diam, dia bilang kamu nggak punya otak.

Jika kamu lebih pintar dari pada dia, dia akan kehilangan muka..

Jika dia yang lebih pintar, dia bilang dia paling hebat.


kamu tidak cinta padanya, dia akan mencoba mendapatkanmu.
Jika kamu mencintainya, dia akan mencoba untuk meninggalkanmu.


Jika kamu beritahu dia masalah mu, dia bilang kamu menyusahkan.
Jika tidak, dia bilang kamu tidak mempercayai mereka.

Jika kamu cerewet pada dia, kamu dibilang seperti seorang pengasuh
baginya.
Tapi jika dia yang cerewet ke kamu, itu karena dia perhatian.


Jika kamu langgar janji kamu, kamu tidak bisa dipercaya.

Jika dia yang ingkari janjinya, dia melakukannya karena terpaksa.


Jika kamu merokok, kamu adalah cewek liar !
Tapi kalo dia yang merokok, dia adalah seorang gentleman, wuiihh..!

Jika kamu menyakitinya, kamu dibilang perempuan kejam..

Tapi jika dia yang menyakitimu, itu karena kamu terlalu sensitif dan
terlalu sulit untuk dibuat bahagia !!!!!

Jika kamu mengirimkan ini pada cowok-cowok, mereka pasti bersumpah kalau
ini tidak benar.
Tapi jika kamu tidak mengirimkan ini pada mereka, mereka akan bilang kamu egois.
hehehe

Well.... it's true..!!!!


sumber ini mimi ambil dari::

http://www.facebook.com/graha.dian#!/notes/irma-dwi-susanti/pria-itu-memang-susah/408104538108






Wanita tak bisa dimengerti (ni versi cowok, tar ada balasan note ini..tunggu aja..hehe)

Wanita tak bisa dimengerti

Jika dibilang jelek di sangka menghina

Bila dibilang lemah dia protes,
Bila dibilang perkasa dia nangis

Maunya emansipasi, tapi disuruh benerin genteng, nolak
(sambil ngomel masa disamakan dengan cowok)

Maunya emansipasi, tapi disuruh berdiri di bis malah cemberut
(sambil ngomel, egois amat sih cowok ini tidak punya perasaan)

Maunya emansipasi, sono narik becak
(sambil ngomel, baikan gw jualan pecal dah)

Maunya emansipasi, disuruh angkat beras, muka masam
(sambil ngomel, cowo apa ne.. dah tau beban gw berat masi disuruh angkat beginian)


Jika di tanyakan siapa yang paling di banggakan,
kebanyakan bilang Ibunya,
tapi kenapa ya... lebih bangga jadi wanita karir,
padahal ibunya adalah ibu rumah tangga

Bila kesalahannya diingatkankan, mukanya merah...
Bila di ajari mukanya merah,
Bila di sanjung mukanya merah,
Jika marah mukanya merah,
Kok sama semua? bingung !!

Di tanya ya atau tidak, jawabnya : diam
Ditanya tidak atau ya, jawabnya : diam
Ditanya ya atau ya, jawabnya : diam
Ditanya tidak atau tidak, jawabnya : diam
Ketika didiamkan malah marah (repot kita disuruh jadi dukun yang bisa nebak jawabannya)

Di bilang ceriwis marah,
Dibilang berisik ngambek,
Dibilang banyak mulut tersinggung,
Tapi kalau dibilang Supel wadow seneng banget... padahal sama saja maksudnya

Dibilang gemuk engga senang padahal maksud kita sehat gitu lho,
Dibilang kurus malah senang padahal maksud kita "kenapa elo jadi begini !!!!"

Itulah WANITA, makin kita bingung makin senang dia...


(nemu di :: http://djdwija.blogspot.com/2010/01/wanita-tak-bisa-dimengerti.html)


















Minggu, 14 Maret 2010

50 tahun mendatang anak kita...

50 tahun yang akan datang, anak-anak kita mungkin sedang mengendalikan dunia dan memenuhi hatinya dengan zikir kepada Allah

50 tahun yang akan datang…

Mungkin kita sudah mati dan jasad kita dikubur entah dimana; atau sedang tua renta sehingga harus berpegangan tongkat untuk berjalan; atau sedang menjemput syahid di jalan Allah di hari yang sama dengan hari ketika kita bertemu sekarang dan jam yang sama dengan jam saat kita berbincang; atau kita sedang menunggu kematian datang dengan kebaikan yang besar dan bukan keburukan. Allahumma amin…




50 tahun yang akan datang…

Anak-anak kita mungkin sudah tersebar di seluruh dunia. Saat itu, mungkin ada yang sedang menggugah inspirasi umat Islam seluruh dunia, berbicara dari Mesir hingga Amerika, dari Al-Makkah al-Mukarramah hingga Barcelona . Ia menggerakkan hati dan melakukan proyek-proyek kebaikan sehingga kota-kota yang pernah terang benderang di zaman keemasan Islam, dari Gibraltar hingga Madrid, dari Istambul hingga Shenzhen, kembali dipenuhi gemuruh takbir saat penghujung malam datang. Sementara siangnya mereka seperti singa kelaparan yang bekerja keras menggenggam dunia. Mereka membasahi tubuhnya dengan keringat karena kerasnya bekerja meski segala fasilitas dunia telah ada, sementara di malam hari mereka membasahi wajah dan hatinya dengan airmata karena besarnya rasa takut pada Allah Ta’ala. Rasa takut yang bersumber dari cinta dan taat kepada-Nya.

Ya, mereka gigih merebut dunia bukan karena gila harta dan takut mati, tetapi karena ingin menjadikan setiap detik kehidupannya untuk menolong agama Allah ‘Azza wa Jalla dengan mengambil fardhu kifayah yang belum banyak tertangani. Gigih bekerja karena mengharap setiap tetes keringatnya dapat menjadi pembuka jalan ke surga.

Kelak (izinkan saya bermimpi) anak-anak kita bertebaran di muka bumi. Meninggikan kalimat Allah, menyeru kepada kebenaran dengan cara yang baik¸ saling mengingatkan untuk menjauhi kemunkaran, dan mengimani Allah dengan benar. Tangannya mengendalikan kehidupan, tetapi hatinya merindukan kematian. Bukan karena jenuh dan berputus asa terhadap dunia, tetapi karena kuatnya keinginan untuk pulang ke kampung akhirat dan mengharap pertemuan dengan Allah dan rasul-Nya.

Mereka inilah anak-anak yang hidup jiwanya. Bukan sekadar cerdas otaknya. Kuat imannya, kuat ibadahnya, kuat ilmunya, kuat himmah-nya, kuat ikhtiarnya, kuat pula sujudnya. Dan itu semua tak akan pernah terwujud jika kita tidak mempersiapkannya, hari ini!

50 tahun yang akan datang…

Anak-anak kita mungkin sedang mengendalikan dunia dan memenuhi hatinya dengan zikir kepada Allah. Mereka mungkin sedang mengendalikan jaringan bisnis besar, supermarket–hypermarket hingga perusahaan-perusahaan manufaktur berteknologi tinggi di seluruh dunia.

Sebagian lainnya mungkin sedang memimpin ma’had putri yang setiap alumninya menjadi penentu sejarah dunia. Bukankah al-ummuh madrasah al-ula (ibu adalah madrasah pertama) yang membentuk karakter dan cara berpikir satu generasi di belakangnya? Maka mempersiapkan visi dan kecakapan seorang ibu sama pentingnya dengan mempersiapkan peradaban umat ini lima tahun ke depan. Membiarkan anak-anak perempuan menyibukkan diri dengan hasrat untuk memperoleh perhatian lawan jenis, seperti mengizinkan masa depan agama dan umat ini hancur.

Anak-anak itu harus dibekali agar kelak mampu menjadi perempuan untuk agama ini; yang setiap tutur katanya akan meninggikan kalimat Allah. Sementara rahimnya, tidaklah akan tumbuh benih di dalamnya kecuali generasi yang sejak awal pertemuan sudah bertabur kalimat suci. Bukankah kepribadian itu terbentuk sejak benih bapak-ibunya bertemu? Bagaimana kedua orangtua mereka mempertemukan benih, sangat mempengaruhi bagaimana benih itu kelak akan tumbuh dan berkembang.

Persiapkan pula anak laki-laki kita agar menjadi pemberani bagi agama ini. Mereka menghiasi hidupnya dengan tangis di malam hari, dan usaha yang gigih di siang hari. Mereka mampu menegakkan kepala dengan ‘izzah (harga diri) yang tinggi di hadapan manusia karena kehormatannya, kemuliaannya, keimanannya, dan kekuatannya. Tetapi terhadap istrinya, sikapnya lembut penuh cinta. Bukankah untuk melahirkan anak-anak yang hebat dan shalih, pintu pertamanya adalah mencintai ibu mereka dengan sepenuh hati?

Ketulusan cinta mampu menggerakkan hati para bunda untuk tak henti-hentinya memberi perhatian. Ia tetap mampu tersenyum di saat anak bangun tengah malam, tepat ketika ia baru saja terlelap, meski ada suami yang mencintainya sepenuh hati sepenuh jiwa. Seorang suami yang bukan hanya memberikan harta, lebih dari itu memberikan perhatian dan kesediaannya berbagi.

‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha menangis kagum kepada suaminya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena perhatiannya yang lembut? Sebagaimana dinukil Ibnu Katsir, ‘Aisyah menangis seraya berucap, “Kaana kullu amrihi ‘ajaba (Ah, semuanya menakjubkan bagiku),” tatkala ditanya tentang apa yang paling berkesan baginya dari Rasulullah. Ia kemudian bertutur tentang bagaimana Rasulullah meminta izin kepadanya untuk qiyamul-lail. Hanya itu. Tetapi perkara yang kecil itu tak akan hadir jika tak ada perhatian yang besar.

50 tahun yang akan datang…

Di negeri ini… kita mungkin menemui pusara bapak-bapak yang hari ini sedang mewarnai anak-anak kita. Mereka terbujur tanpa nisan tanpa prasasti, sementara hidangan di surga te­lah menanti. Atau sebaliknya, beribu-ribu monumen berdiri untuk mengenangnya, sementara tak ada lagi kebaikan yang bisa diharapkan. Mereka menjadi berhala yang dikenang dengan perayaan, tetapi tak ada doa yang membasahi lisan anak-anaknya. Na’udzubillahi min dzalik.

Betapa banyak pelajaran yang bertabur di sekeliling kita; dari orang-orang yang masih hidup atau mereka yang sudah tiada. Tetapi betapa sedikit yang kita renungkan.

Kisah tentang KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) yang mengulang-ulang pembahasan tentang Al-Maa’uun hingga menimbulkan pertanyaan dari murid-muridnya, masih kerap kita dengar. Jejak-jejak kebaikan berupa rumah sakit, panti asuhan, dan sekolah-sekolah, masih bertebaran. Tetapi jejak-jejak ruhiyah dan idealismenya yang membuatnya bergerak menata akidah umat ini, rasanya semakin sulit kita lacak.

Tulisan pendiri Nahdlatul ‘Ulama, Hadratusy-Syaikh Hasyim Asy’ari, sahabat dekat KH Ahmad Dahlan, masih bisa kita lacak, meski semakin langka. Tetapi jejak-jejak ruhiyah dan idealismenya semakin sulit ditemukan. Apa yang dulu diyakini haram oleh Hadratusy-Syaikh, hari ini justru dianggap wajib oleh mereka yang merasa sebagai pengikutnya.

Apa artinya? Iman tidak kita wariskan, kecuali kalau hari ini kita didik mereka dengan sungguh-sungguh untuk mencintai Tuhannya. Keyakinan, cara pandang, dan idealisme juga tidak bisa kita wariskan ke dalam dada mereka kalau hari ini kita hanya sibuk memikirkan dunianya. Bukan akhiratnya. Atau kita persiapkan mereka menuju akhirat, tetapi kita bekali dengan kekuatan, keterampilan, dan ilmu untuk memenangi hidup di dunia dan menggenggamnya. Betapa banyak anak yang dulu rajin puasa Senin-Kamis, tetapi ketika harus bertarung melawan kesulitan hidup, yang kemudian Senin-Kamis adalah imannya. Kadang ada, kadang nyaris tak tersisa. Na’udzubillahi min dzaalik.

Teringatlah saya dengan perkataan Nabi Ya’qub ‘alaihis-salaam saat menghadapi sakaratul maut. Allah mengabadikannya dalam Surat Al-Baqarah ayat 133:

“Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’ Mereka menjawab, ‘Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.’”

Ya, “Maa ta’buduuna min ba’diy?(Apakah yang akan kalian sembah sepeninggalku?)” Bukan, “Maa ta’kuluuna min ba’diy? (Apakah yang akan kalian makan sesudah aku tiada?)”

Lalu, seberapa gelisah kita hari ini? Apakah kita sibuk memperbanyak tabungan agar kelak mereka tidak kebingungan cari makan sesudah kita tiada? Ataukah kita bekali jiwanya dengan tujuan hidup, visi besar, semangat menyala-nyala, budaya belajar yang tinggi, iman yang kuat dan kesediaan untuk berbagi karena Allah?

Kita hidupkan jiwanya dengan memberi bacaan yang bergizi, nasihat yang menyejukkan hati, dorongan yang melecut semangat, tantangan yang menggugah, dan dukungan di saat gagal sehingga ia merasa kita perhatikan. Kita nyalakan tujuan hidupnya dengan mengajarkan mereka untuk mengenal Tuhannya. Kita bangun visi besar mereka dengan menghadirkan kisah orang-orang besar sepanjang sejarah; orang-orang shalih yang telah memberi warna kehidupan, sehingga mereka menemukan figur untuk dipelajari, dikagumi, dan dicontoh.

50 tahun mendatang anak-anak kita, hari inilah menentukannya. Semoga warisan terbaik kita untuk mereka adalah pendidikan yang kita berikan dengan berbekal ilmu dan kesungguhan. Kita antarkan pesan-pesan itu dengan cara yang terbaik. Sementara doa-doa yang kita panjatkan dengan tangis dan airmata, semoga menggenapkan yang kurang, meluruskan yang keliru, menyempurnakan yang sudah baik dan di atas semuanya, kepada siapa lagi kita meminta selain kepada-Nya?

Ya Allah, ampunilah aku yang lebih sering lalai daripada ingat, yang lebih sering zhalim daripada adil, yang lebih sering bakhil daripada berbagi karena mengharap ridha-Mu, yang lebih banyak jahil daripada mengilmui setiap tindakan, yang lebih banyak berbuat dosa daripada melakukan kebajikan....

Ya Allah Yang Menggenggam langit dan bumi.... Kalau sewaktu-waktu Engkau cabut nyawaku, jadikanlah ia sebagai penutup keburukan dan pembuka kebaikan. Kalau sewaktu-waktu Engkau cabut nyawaku, jadikan ia sebagai jalan perjumpaan dengan-Mu dan bukan permulaan musibah yang tak ada ujungnya. Jadikan ia sebagai penggenap kebaikan agar anak-anak kami mampu berbuat yang lebih baik untuk agamamu.

Ya Allah, jangan jadikan kami penghalang kebaikan dan kemuliaan anak-anak kami hanya karena kami tak mengerti mereka. Amin.[www.hidayatullah.com]

Penulis : Fauzil adhim

Kamis, 04 Maret 2010

Asy-syafi'i menangis (by : Salim A.Fillah)





















Satu saat asy syafi’i ditanya


mengapa hukuman bagi pezina sedemikian beratnya

wajah asy syafi’ memerah, pipinya rona delima

“karena”, jawabnya dengan mata menyala

“zina adalah dosa yang bala’ akibatnya mengenai semesta

keluarganya, tetangganya, keturunannya

hingga tikus di rumahnya dan semut di liangnya”

***

ia ditanya lagi

dan mengapa tentang pelaksanaan hukuman itu,






Allah berkata,

“Dan janganlah rasa ibamu pada mereka

menghalangimu untuk menegakkan agama!”

***

asy syafi’i terdiam

ia menunduk, ia menangis

setelah sesak sesaat, ia berkata

“karena zina seringkali datang dari cinta

dan cinta selalu membuat kita iba

dan syaithan datang untuk membuat kita lebih mengasihi manusia

daripada mencintaiNya”

***

ia ditanya lagi

dan mengapa, Allah berfirman pula

“Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka

disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”

bukankah untuk pembunuh, si murtad, pencuri

Allah tak pernah mensyaratkan menjadikannya tontonan?

***

janggut asy syafi’i telah basah

bahunya terguncang-guncang

“agar menjadi pelajaran”

ia terisak

“agar menjadi pelajaran”

ia tersedu

“agar menjadi pelajaran”

ia tergugu

***

lalu ia bangkit dari duduknya

matanya kembali menyala

“karena ketahuilah oleh kalian..

sesungguhnya zina adalah hutang

hutang, sungguh hutang..

dan.. salah seorang dalam nasab pelakunya

pasti harus membayarnya!”

***

kutulis dengan menangis, semoga menjadi pengingat yang terwaris

-salim a. fillah-

Jumat, 26 Februari 2010

Kebiasaan kamu, yang bisa merusak otak kamu!


Ngga mau otak kamu rusak kan? kalau ngga mau, hindari hal-hal berikut ini ya, guys!

1. Tidak Mau Sarapan
Banyak orang yang menyepelekan sarapan. Padahal tidak mengkonsumsi apapun di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah.

Hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak. Sarapan yang terbaik di pagi hari bukanlah makanan berat seperti nasi goreng spesial, tetapi cukup air putih dan segelas jus buah segar. Ringkas dan berguna untuk tubuh!

2. Kebanyakan Makan.
Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun orang pada menurunnya kekuatan mental. Jadi makanlah dalam porsi yang normal. Biasakan menahan diri dengan cara berhenti makan sebelum Anda kekenyangan.

3. Merokok
Jika rokok memiliki segudang efek buruk, semua orang pasti sudah tahu. Dan ada satu lagi efek buruk rokok yang terungkap di sini. Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada otak!

Bayangkan, otak manusia lama kelamaan bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya karena rajin menghisap benda berasap itu. Tak ayal di waktu tua bahkan pada saat masih muda sekalipun, kita rawan alzheimer (alzheimer adalah penyakit pikun).

4. Terlalu Banyak Mengkonsumsi Gula
Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu. Karena itu, kurangi konsumsi makanan manis favorit Anda


5. Polusi Udara
Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.

6. Kurang Tidur
Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat. Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak menjadi mati kelelahan. Tapi jangan juga kebanyakan tidur karena bisa membuat Anda menjadi pemalas yang lamban. Sebaiknya tidur 6-8 jam sehari agar sehat dan bugar.

7. Menutup Kepala Ketika Sedang Tidur
Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak tercemar. Jangan heran kalau lama-kelamaan otak menjadi rusak.

8. Berpikir Terlalu Keras Ketika Sedang Sakit
Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidakefektifan otak. Sudah tahu sedang tidak sehat, sebaiknya istirahat total dan jangan forsir otak Anda.

9. Kurangnya Stimulasi Otak
Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir akan membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal. Rajin membaca, mendengar musik dan bermain (catur, scrabble, dan lain-lain) membuat otak Anda terbiasa berpikir aktif dan kreatif.

10. Jarang Bicara
Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak. Jadi jangan terlalu bangga menjadi pendiam. Obrolan yang bermutu sangat baik untuk kesehatan Anda.




Sumber asli disini yaa..