Jumat, 11 Mei 2012

Sebuah Nyanyian Hangat

Bagi suami yang sangat mencintai istrinya, omelan istri terdengar seperti nyanyian yang lucu dan menghangatkan hati” (Mario Teguh)

♥ ♥ ♥

Apakah kita istri yang cerewet?

Agak susah menjawabnya. Karena mungkin definisi cerewet setiap orang berbeda-beda.

Mario Teguh melukiskan sisi “kecerewetan” bu Lina di beberapa statusnya di fan page MTFGW dalam bentuk fragmen yang menggelitik namun romantis.



Salah satunya adalah saat ibu Lina mengomelinya untuk banyak beristirahat, berolahraga dan lain-lain. Begini bunyinya:



*Semalam, di Ubud - Bali, Ibu Linna berbicara panjang lebar menasehati saya, agar saya menambahkan waktu istirahat, agar saya lebih banyak berolah raga, ... terus ini, ... terus itu, beserta semua pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Kemudian, dengan wajah yang puas dengan nasehatnya sendiri, dia berpaling kepada saya, yang sejak tadi diam menerawang ke kegelapan malam Ubud yang indah, dan dia bertanya ...

“Coba, kalau nggak ada aku yang ngurusin Honey, bagaimana coba?

Memang Honey mau istri yang bagaimana lagi?”

Saya menghela nafas dalam dan berat ..., saya menjawab lirih

"Yah ... aku mau istri yang nggak ngomelan ..."

"Ooh ... apa kau bilang?"


Wah, saya salah bicara. Dia meneruskan lagi dengan nasehat dari Mahabarata ...

Saya merasa seperti jaman telah berganti, saat dia nyeletuk,

"Coba apa nasehat Honey, yang Honey sendiri pakai? Coba apa?"

"Yah ... Yang waras, diam."

"Ooh ... apa kau bilang?"

Wah, saya salah bicara lagi.

Lalu saya memandangi wajah wanita kecil yang sangat saya cintai itu, yang saya ketahui dengan pasti bahwa semua kekhawatirannya adalah untuk kebaikan saya dan anak-anak.

Hmm ... bagi suami yang sangat mencintai istrinya, omelan istri terdengar seperti nyanyian yang lucu dan menghangatkan hati.

Mario Teguh - Loving you all as always *


sengihnampakgigi Hehe sengihnampakgigi
Saya suka sekali membacanya.

Yah….persis seperti Ibu Lina dan wanita-wanita lainnya. Saya
kadang mengalami hal yang serupa. Begitu bersemangat “memberitahu-agar-mereka-lebih sehat-lebih keren-lebih bersih-lebih ganteng- lebih baik” pada suami. Tapi ternyata justru terdeteksi sebagai “kecerewetan” baginya.

Saya pernah mengomentari (bukan mengomeli) wajah suami yang berminyak dan kesannya kusam, gak bersih. Lantas saya menarik tangannya sebelum berangkat kerja. Dan saya olesi wajahnya dengan spon lembut yang sudah diberi bedak tipis.

Awalnya dia menolak dan hendak melarikan diri. Tapi pada akhirnya ia hanya bisa pasrah. Saya jelaskan sedikit (bukan mengomeli) bahwa kalo wajah kinclong and segar, tentu sedap dipandang mata. Tidak urakan. Tidak asal. Itu namanya menghargai lingkungan sekitar. (Sekali lagi ini bukan kecerewetan, tapi “memberitahu-agar-suami-lebih sehat-lebih keren-lebih bersih-lebih-ganteng-lebih baik”.)

Ada lagi.

Ahad malam lalu saat mampir ke sebuah kedai bakso yang sudah lama tak kami datangi, hal seperti di atas kami alami lagi. Saya dianggap “cerewet”. Mungkin.


Saya ditegur olehnya karena berbicara tidak pada tempatnya.


Saya mengatakan, “Cabenya mencurigakan…” (Maksud hati “mengabari dan memperingatkan” dia dan saya agar tidak menyendok cabe bakso tsb, khawatir bikin sakit perut).

Satu lagi,


Saat saya bertanya kepadanya,

“Sayurannya dimakan ngga nih?” (Maksud hati “mengingatkan” kembali perjanjian kami berdua; kalo kapan-kapan kita makan di luar, baeknya sayuran nya gak dimakan, khawatir ga di cuci bersih, rawan toksoplasma).


Ternyata hal ini memantik rasa tidak suka dari suami. Awalnya dia tidak mengutarakannya. Namun pada akhirnya dia mengatakannya juga pada saya, bahwa dia merasa tidak enak jika perkataan-perkataan saya tadi terdengar oleh si penjual. Itu adalah hal yang tidak baik.

Jadi saya berpikir..Apakah saya istri yang cerewet?

♥ ♥ ♥

Yah begitulah. Kadang banyak sinyal-sinyal cinta dan sayang ‘tertangkap’ sebagai bentuk ‘kecerewetan’. Mungkin.

Dan saya sangat senang jika tiap suami bisa bijak seperti pak Mario menanggapi ke’cerewetan’ istrinya, seperti bait-bait romantis tadi:


“..bagi suami yang sangat mencintai istrinya, omelan istri terdengar seperti nyanyian yang lucu dan menghangatkan hati”.

Karena sekali lagi. Bagi saya, itu bukanlah “omelan/kecerewetan”. Melainkan, “Memberitahu-agar-suami-lebih sehat-lebih keren-lebih bersih-lebih-ganteng-lebih baik”. That's it.....


# Pontianak, 06 Desember 2011

(Saat pengen ngomel di malam hari)
rindu

1 komentar:

Outbound Malang mengatakan...

kunjungan gan,bagi - bagi motivasi
Hal mudah akan terasa sulit jika yg pertama dipikirkan adalah kata SULIT. Yakinlah bahwa kita memiliki kemampuan dan kekuatan.
ditunggu kunjungan baliknya yaa :)