Sabtu, 10 Desember 2011

Izinkan....


Siang menjelang sore. Anak-anak menunggu setelah pergantian jam. Oh..mereka bersemangat sekali memberitahu...

"Homework ma'am....Homework!".

OIC....

Sebelum "merayakan" kebahagiaan anak-anak ini untuk memeriksa PR kebanggaannya, saya menoleh sedikit ke arah pukul 2.

Oh malang, salah seorang murid tertinggal PR-nya. Dia melapor, pelan dan sedikit ragu. Namanya Gumara. Salah satu murid dengan peringkat yang baik.

"Izinkan dia pulang ma'am...Rumahnya di dekat sini" sahut temannya. Yang lain mengekor dan bersahut lagi.

Saya izinkan dia pulang. Dia seperti sedang berlomba tujuh belas Agustusan saja. Hendak melompat dari bangku dan berlari lepas, dengan ayunan kaki yang lebar-lebar. Wuzz....


"Jalan santai saja....tidak perlu lari-lari.." suaraku mengekori badan mungilnya yang nyaris melesat keluar kelas. Kupikir ia akan pulang dengan berjalan kaki, jadi khawatir ia terjatuh jika lari-lari di halaman sekolah.

Tak kusangka ia masih bisa mendengar. Ia mengerem kan kakinya sedikit, untuk kemudian berjalan pelan-pelan menghilang dari pintu kelas

30 detik kemudian...

wuzz...

Apa itu? Sesosok anak didik ku tadi (gumara) naik turun mengayuh sepedanya dari arah parkiran menuju gerbang pagar sekolah.

Wuzz wuzz... melesat dengan kecepatan cukup tinggi dan ia pun hilang dari balik pagar. Bagai tersentuh blitz... aku terdiam sesaat.

-----------------------------------------------------------------------

Aku tak tau apa tepatnya yang membuatku begitu terkesan dengan peristiwa sederhana ini. Tapi yang pasti, sebuah kepolosan dan keluguan mereka memberikan arti membekas disini; di memori terbatasku sebagai guru mereka.

Suatu saat, aku akan sangat merindukan masa-masa ini. Masa dimana aku menyaksikan perkembangan mereka selama 6 tahun mereka tumbuh dan bersekolah di bangunan tua ini.

Akan hadir masanya aku menyaksikan mereka kelak sudah tak semungil ini lagi. Tidak lagi bersepatu belepotan rumput karna bermain bola, dengan kaos olahraga basah berhamburan bau keringat. Kelakakan hadir masanya dimana mereka telah berubah dengan sosok-sosok yang entahlah akupun tak bisa menebak akan jadi apa mereka nanti.

Kelak aku akan merindukan "rajukan"ku pada mereka, agar tidak ribut di kelas dulu sebelum selesai apa yang hendak kusampaikan.

Kelak aku akan merindukan "aduan" mereka saat mistar besi dilempar salah seorang temannya dan mengenai pelipis mereka.

Kelak aku akan merindukan mereka, yang berseliweran jajan di halaman sekolah sambil kucereweti.."jangan makan sambil berdiri dong....buang sampah di tempatnya dong.."

Kelak aku akan merindukan sepeda-sepeda mereka, buku-buku mereka yang berserakan,seragam merah putih mereka, dan tentu saja wajah-wajah mereka...

Mungkin masa mengabdiku di bangunan tua ini belumlah seberapa panjang usianya. 6 tahun disini dengan mereka yang satu persatu datang dan satu persatu pergi. Tapi setiap jengkal dari memori akan kebersamaan dengan anak-anak ini, terukur dengan doa dan harapan. Agar kelak pengabdian lain bisa mereka lanjutkan. Sebagai apapun mereka...Menjadi apapun mereka.....Aku ingin menyaksikan..


Rabbi...beri hamba kesempatan itu.....


#Pontianak 5 Desember 2011

(Saat pena tak lagi gagap dan malu)

Tidak ada komentar: