Dua telinga dua mata. Berkejora kelap kelip bergelayutan di semak-semak harapan. Aku adalah godam puisi. Menghalau keping-keping ketidakpuasan menjadi alat ukur pasti...
Apa kabar hati yang berlubang? 1 tetes gigilan embun mampu menyembuhkan, bukan? Warna-warna cerah tergores patah-patah di balik kanvas kelabu... Pelangi pucat menceruat. Dan tangis menjadi badai kedua...
Sekarang mari paparkan wajah ke langit.. Tundukkan dan hirup aroma mayang ini. Sejuta jiwa-jiwa alam. Masih butuh orang-orang seperti kita. Percayalah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar