Duh sebel banget deh dengan riuh rendah sekitar kantor ini. Guru-guru yang ngga lulus PLPG berkicau kesana dan kesini bahkan pake nuduh mereka yang lulus rata-rata pake "orang belakang" dll dsb. Mengeluhkan banyak hal dan menghiasi ruangan dengan teriakan-teriakan nyaring penuh kekecewaan.
Saya sangat mengerti kekecewaan mereka. Lelah saat mengikuti PLPG, tentu sangat menguras tenaga dan fisik. Tapi dengan menyikapi kegagalan dengan reaksi seperti diatas, tentulah bukan hal yang sedap untuk dipandang. Apatah lagi mengingat mereka adalah guru yang secara watak harus digugu dan ditiru.
Jika saya amati beberapa dari mereka. Secara personal saya menilai. Memang sebagian dari mereka secara kompetensi memang kurang secara kualitas. Sering mengkorupsi waktu jam belajar mengajar, meninggalkan murid, dan entah apa materi selama di kelas pernah mereka persiapkan dengan baik. Yang lebih parah pernah (dahulu) saya dapati ada yang terang-terangan berucap, "ngga ngarep" dengan sertifikasi.."dah malas belajar". Begitu kata-kata yang keluar dari beberapa orang.
Wow..lantas mengapa sekarang ngomel saat tak lulus?
Sejatinya seorang guru yg musti meng-goal-kan dan menyelamatkan generasi-generasi baru, adalah manusia-manusia pembelajar. Sadar globalisasi berputar cepat. Jika memang masih mengatakan "malas", "tak kuasee", "tak peduli"..Yah, wajar jika mereka gagal dalam berkompetensi. Jika memang untuk mengajar sebagai kewajiban mereka saja (atas kompensasi gaji yang mereka makan tiap bulan) mereka masih asal-asalan dan malas-malasan, soo???
Lantas menyalahkan siapa? Orang lain..?? Ironis sekali..
Disamping saya masih terdengar kasak-kusuk dari salah seorang, "..ya wajar dia lulus pake main belakang..bla bla bla.."
Entah dapat bukti darimana gerangan dia bisa berani berkata demikian.
Yah mungkin tak semua seperti itu. Semoga saja hanya segelintir yang seperti ini.
Hanya bisa menghela nafas.